2

2.8K 385 39
                                    

- seulgi pov -

Aku terdiam di tempatku begitu ia keluar dari ruangannya setelah sebelumnya membanting pintu kayu itu dengan cukup keras.

Haaaaaaaahhhh..

Aku menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Ini tidak sakit seulgi ya.. ini tidak sakit.. kau sudah biasa.. ini sudah biasa.." ujarku lirih berulang ulang sambil memukul dadaku pelan.

Setelah menarik dan menghembuskan nafas secara berulang, akhirnya aku berdiri dari dudukku dengan membawa makanan dan minuman yang kubawa tadi.

"Nona seulgi.. anda..."

Sreek!

Aku meletakkan makanan dan minuman yang kubawa tadi ke atas mejanya.

"Untukmu unnie. Kau belum makan siang bukan." Kataku cepat dan menatapnya datar.

"A.. aku.."

"Ah.. kalau kau tidak mau, kau bisa membuangnya unnie." Potongku lalu melangkahkan kakiku ke arah lift,  meninggalkannya yang hanya terdiam.

Aku tau sikapku ini sangat tidak pantas untuknya yang lebih tua beberapa tahun dariku, tapi aku tidak peduli. Karna aku tau, dibanding rasa kesalnya padaku ia pasti lebih merasa kasihan padaku. Membuat harga diriku sedikit terluka sejujurnya.

Ting!

Pintu lift yang terbuka membuatku segera masuk kedalamnya. Tanganku menekan tombol lift paling bawah dimana basement gedung 30 lantai ini berada ketika pintu lift itu tertutup. Aku melamun saat lift mulai bergerak turun.

Melamunkan ke masa 5 tahun yang lalu. Awal aku masuk senior high school. Awal aku mengenalnya. Dan awal dari semua rasa bahagia dan rasa sakit ini bermula.

.
.
.

February, 2013

"Menurutmu sekolah ini akan sama menyenangkannya seperti sekolah kita di Kanada?" Tanyaku begitu mobil yang kutumpangi berhenti tak jauh dari sebuah gerbang tinggi yang saat ini ramai oleh siswa siswi yang berseragam sama sepertiku.

"Setidaknya di sekolah ini ada klub music, jadi kurasa aku bisa bertahan."  Jawab sepupuku enteng sambil mengedikkan bahunya pelan.

"Dan bukankah di sekolah ini juga ada klub dance? Kau bisa masuk kesana." Tambahnya sambil menatapku.

"Hmm.. kau benar.. setidaknya di sini ada klub dance." Jawabku sedikit menggumam. Sementara mataku masih memandang salah satu sekolah paling elit di seoul ini.

"Ah.. dan wendy, ingat.. kita di korea sekarang, bukan Kanada, jadi.. jangan mudah berteman dengan siapapun di sini. Ara?"

Aku mengalihkan pandanganku kepada sepupuku yang duduk di sebelahku dengan padangan dan nada bicara yang memperingatkannya. Sikap hangat dan terbukanya memang terkadang membuat orang lain mudah untuk mendekatinya dan berteman dengannya.

"Oh ayolah, yang merupakan putri dari pemilik perusahan raksasa kang corp adalah kau kang seulgi, bukan aku." Katanya enteng dengan senyum cerahnya.

"Yak! Tapi kau adalah sepupuku! Dan dimana ada kau, jelas ada aku. Jadi bagaimana mungkin kalau temanmu itu bukanlah temanku." Kataku sedikit cemberut.

"Hmm.. ne.. baiklah.. aku akan lebih berhati hati mengingat kau adalah orang penting di korea."

"Yak!!" Selaku cepat.

"Jadi bagaimana kalau sekarang kita turun dari mobil dan segera pergi ke kantor guru untuk menemui sungyeon ssaem sebelum bel masuk berbunyi." Ucapnya lagi membuatku tersadar bahwa kami masih berada di mobil.

I LOVE YOU TOO MUCH || SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang