3

2.3K 335 21
                                    

- seulgi pov -

"Boleh aku ikut bergabung dengan kalian?" Tanyaku sambil menarik kursi kosong disebelahnya pria yang baru 20 menit tadi kutemui.

"Ah.. annyeong seulgi ya.." kata wanita yang duduk di depan sang pria dengan senyum lebarnya menyapaku.

Senyum yang selalu sama sejak 5 tahun lalu.

"Mianhae.. tapi bukankah kita tidak terlalu akrab sampai kau bisa memanggilku seulgi ya." Kataku datar sambil menatapnya dingin.

"Ah.. mianhae seulgi ssi. Aku lupa." Katanya sedikit kikuk dengan senyum kecilnya. Tapi aku bahkan enggan menatapnya.

"Apa kau kemari untuk menyusul jimin makan siang bersama kami?" Tanyanya lagi sambil memasukkan sesuap spagetti yang ia pesan.

"Hmm.. ani.. sekitar 30 menit yang lalu aku pergi menemuinya di kantor dengan membawa makanan dan minuman untuk makan siangnya, dan tiba tiba saja kau menelfonnya, lalu blam... Dia meninggalkanku begitu saja." Ucapku sambil tersenyum penuh arti padanya.

"Geumanhae..." lirih pria disebelahku yang masih dapat kudengar jelas. Tapi aku hanya meliriknya dari ujung ekor mataku.

"Ah.. mianhae.. kalau kutahu ia sedang bersamamu saat itu, aku pasti akan menyuruhnya untuk mengajakmu sekalian. Cheongmal mianhae."

"Sudahlah.. jangan dengarkan dia. Lanjutkan makanmu." Kata pria itu lagi sambil menatap lembut sang wanita yang duduk di depannya.







Sementara mataku terkunci padanya.

.
.
.

February, 2013.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya wendy saat kepalaku sedari tadi tidak diam di tempatnya, menengok ke kanan ke kiri, begitu kami duduk di kantin.

"Haaah? Ani.. aku sedang tidak melakukan apapun." Jawabku sambil menatapnya tapi sedetik kemudian mataku mulai menjelajah seisi kantin. Berharap bertemu dengan pria pirang kemarin.

"Apa tempat ini kosong?" Tanya seseorang dengan suara yang sangat lembut membuat aku dan wendy menengok ke arahnya.

Dan sedetik kemudian kami berdua terdiam.

Bukankah pernah kukatakan bahwa aku dan wendy adalah wanita yang cantik.
Yah!
Dan kami, ah maksudku aku menyadari itu.
Tapi saat ini kurasa kecantikanku bukanlah apa apa dibandingkan dengan kecantikan wanita yang ada di depanku ini.

"Ah.. apa sudah ada yang menempati?" Tanyanya lagi.

Wajahnya terlihat dingin dan datar.
Tanpa senyum yang menghiasi bibirnya.
Tapi tetap saja dia terlihat sangat cantik.

"Ah.. ne.. mian.. tidak ada yang menempati kursi ini. Silahkan.." kata wendy kemudian membuatnya mengangguk kecil lalu menarik kursi dan duduk disana.

Ia memakan makanannya dengan tenang. Gerakan tubuhnya terasa sangat lembut dan anggun, membuat aku dan wendy berkali kali meliriknya.

"Wae? Apa ada yang aneh denganku?" Tanyanya kemudian saat ia memergokiku dan wendy setelah kesekian kalinya.

"Aah.. ani.. mianhae.. aku hanya kagum karna sunbae sangat cantik." Kata wendy. Perkataannya membuatku melirik pita yang berada di lengannya.

"Pita biru." Batinku.

"Ah.. kamsa hamnida." Ucapnya kecil sambil tersenyum kecil.

Sungguh!
Ia hanya tersenyum kecil, tapi kenapa ia terlihat berlipat lipat lebih cantik?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I LOVE YOU TOO MUCH || SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang