mimpi

305 1 0
                                    

15 menit berlalu namun blm juga ada pembeli yang mampir untuk membeli atau pun hanya untuk sekedar melihat2 dagangan kami , tidak ada keluhan yang nampak dari raut wajah paman (ayahnya siska) seperti Nya ia tahu segalanya tentang bagaimana caranya dapat bersikap sabar,sepertinya ini yang harus aku contoh agar dagangan ku laku dikalangan pembeli dan aku juga tidak muah menyerah saat berjualan.
Saat Hari mulai beranjak Soreh,yang pada saat itu waktu menunjukkan pukul 16.23 gerobak terlihat masih terlihat kosong,masih banyak sop buah yang berada didalam wadah menunggu untuk di beli yang terlihat berkurang hanyalah sebuah semangat dari dalam diriku,melihatku merenung memikirkan pembeli yang semenjak dari tadi belum ada 1 pun yang datang ia memberikan ku sebuah kata2 semangat yang di baru saja di buatnya sebagai caption di instagram nya yang bertuliskan "jika ingin maju,tetaplah mencoba untuk berusaha meski usaha tlah menggoyahkan anda"
Aku tersenyum kepadanya ,kulihat ia sangat mampu untuk tidak menyerah persis layaknya seperti paman (ayahnya),tak lama setelah itu datang seorang ibu2 tua yang datang menghampiri gerobak kami,aku sedikit gugup karena ini kali pertama aku melayani seorang pembeli ,ia bertanya kepada kami brapa harga seporsi sop buah yang kami jual,karena hari ini hari pertama kamu berjualan untuk ibu kami kasi potongan harga yang harganya dari 5000 menjadi 3000 saja ucap paman kepada ibu tua tersebut,ia lalu menawar menjadi 2 porsi 5000 saja,paman mengiyakan dan menuruti permintaan si ibu
Paman sepertinya benar2 ingin menarik pelanggan dulu ,aku tak peduli kalau daganganku hari ini bersisa karena tidak laku yang penting pelanggan bisa menerima nya dulu, aku lalu membuat 2 porsi es buah pesanan ibu tadi ,paman menyangka dan mengehaluskan es batu yang ada di termos,siska bertugas mengambil kan gelas plastik pembungkus es buah sedangkan aku yang bertugas untuk meracik sop buah,selesai meracik paman langsung memberikan nya kepada ibu tadi sekalis mengambil bayaran atas sop buah yang di jualnya.
Tak lama setelah itu datang beberapa orang yang juga membeli sop buah kami,aku mencoba melayani pembeli tersebut alhamdulillah aku tidak merasa gugup ketika harus berbicara kepada pelanggan,mudah-mudahan dengan ini aku dapat mengumpulkan uang yang cukup agar aku bisa membelikan sebuah gitar untuk si nina,hari mulai beranjak menuju waktu magrib dan aku rasa beberapa orang tadi adalah penutup dari penjualan kami di pasar hari ini,kami mulai merapikan dagangan lalu bergegas pulang,disaat kami menuju pulang kerumah kami melewati mushola didepan mushola nampak ada beberapa ibu2 pengemis,beserta anaknya, paman lalu menyuruh ku meracik sop buah untuk di bagikan kepada mereka,sungguh dermawan hati paman kepada sesama,pantas saja usahanya berjalan terus tanpa aa matinya ini semua berkat doa dari orang yang kita tolong,setiap kita bersedekah kebaikan akan beebalas ke diri kita dan orang lain juga bisa merasakan nikmatnya
Siska juga membantu ku meracik sop buah ,selesai ku meracik sop buah aku lalu memberikannya kepada paman "ini paman "ucapku dihadapan paman ia lalu memberikan kepada pengemis mushola serta beberapa orang anaknya ,tak lupa mereka berterima kasih kepada kami,kami lalu membagikan sop buah yang masih banyak ini kepada orang2 yang sedang Duduk 2 dijalan menunggu berbuka puasa,seperti mamang yang berjualan gorengan ,tukang ojek dan orang2 yang ada disekitaran situ.
Kami lalu melanjutkan perjalanan kami pulang kerumah siska untuk merapikan sisa2 dagangan kami,sesampainya dirumah aku dan siska mencuci tempat sop buah bekas kami berjualan tadi,paman mengelap gerobak hingga terlihat bersih dan merapikannya,sop buah sisa penjualan yang masih tersisa hari ini kami simpan di beberapa wadah dan gelas plastik untuk kami santap nantinya,aku bingung dimana aku harus menyimpan beberapa botol sirup dan kaleng susu ini karena tidak mungkin aku menyimpan semuanya dirumah bisa saja keluarga ku akan bertanya-tanya untuk apa aku membeli semua ini,paman membeli ku saran kalau semua barang2 ini disimpan saja di rumah paman,karna tidak perlu repot lagi kalo mau menyiapkan bahan2 untuk berjualan, siska pun menyuruhku untuk menyimpan semuanya disini saja aku lalu Mengiyakan ajakan mereka, sebenarnya aku tidak mau terlalu banyak merepotkan siska dan ayahnya namun apa boleh buat aku justru malu kepada kedua orang tuaku klo aku menjual sop buah dipasar Soreh ,aku takut mereka akan malu melihatku menjual sop buah apa kata mereka nantinya selesai membereskan semuanya,aku pamit pulang kepada siska dan ayahnya ,ku bawa 5 bungkus sop buah sisa daganganku hati ini untuk di rasakan kepada kedua orang tuaku dan kedua adikku,aku ingin menanyakan apa yang kurang dari sop buah yang kami bikin,sesampainya dirumah masih ada waktu untuk mandi kuletakkan sop buah di meja makan tepat di dalam dapurku yang aku tutup di dalan tedung saji yang didalamnya juga terdapat beberapa jenis kue seperti bingka susu,dan makanan berat yaitu ayam goreng saus asam manis,kuletakkan tapt di samping makanan lainnya.
Aku langsung Bersiap2 untuk mandi,ku basuh tubuhku dengan air yang menyegarkan dari sungai ,sejak aku masuk ke dalam rumah tadi aku tidak melihat ke 2 orang tuaku hanya ada raka dan nina yang sedang belajar dan membaca buku di ruang tengah bersama-sama, aku lupa menanyakan kepada mereka ibu dan ayah pergi kemana.soalnya biasanya jam segini orang tuaku sudah berada dirumah,aku lalu bergegas menyudahi mandi, aku lalu masuk mengganti bajuku dan langsung bertanya kepada Merek yang sedang belajar ayah dan ibu kemana?
Mereka menjawab kpadaku ibu dan ayah sedang membeli sop buah karena raka hari ini ingin makan sop buah jadi mereka pun pergi kepasar Soreh untuk membeli sop buah,aku lalu panik bisa jadi sop buah yang aku bawa tidak akan di makan oleh keluargaku karena sudah membeli sop buah lain,firasatku memburuk, kudiam sedikit merenung tak lama setelah itu terdengar salam dari ayah dan ibu,kami yang berada didalam pun menjawab salam dari mereka,lalu mereka masuk kedalam rumah menghampiriku ,nina dan juga raka ,kulihat mereka tidak membawa apa2,raka bertanya kepada mereka kemana sop buah nya?
Ayah mencoba menjelaskan kepada raka kalo orang yang menjual sop buahnya sudah pulang, raka Duduk sambil bersedih sop buh yang ia mau tidak ada,lalu aku diam2 saja tidak memberitahukan kalo aku tadi membawa sop buah yang aku simpan didalam tedung saji tadi.
Waktu azan pun tiba ,terdengar azan yang berkumandang menyerukan lapaz Allah di telinga bagi siapa saja yang mendengar, nina dan raka memberhentikan blajarnya,kami semua pergi ke dapur untuk sesegera membatalkan puasa kami,ibu mengambil gelas untuk kami meminum air putih raka sudah tidak sabar untuk memakan gorengan ia lalu membuka tedung saji dan tertawa karena menyadari ternyata kak sop buah yang ia inginkan sekarang sudah ada didepan hadapan raka,ia berkata horee .ibu tersenyum bertanya siapa yang beli?
Jawabku hm aku diberikan ayahnya siska soalnya hari ini hari pertama ia berjualan, raka langsung memakan sop buah dengan lahap sepertinya enak aku lalu ku,coba nya di ikuti nina ia juga mencobanya,setelah ku coba ternyata sangat nikmat terasa di lidah tidak terlalu manis hanya saja toping buah pada sop buah ini agak kurang dari sop buah yang lain tapi walau pun begitu rasanya tetap enak.ibu dan ayah sepertinya juga suka dengan sop buah buatan ku ,meski mereka tidak tahu kalo itu sop buah racikan kami bersama namun aku sudah merasa di puji kalo keluargaku ada bilang enak sop buah itu,ke esokan harinya pada saat aku pulang dari sekolah aku melihat siska dan ayahnya mampir di toko buah kulihat mereka sedang melihat2 buh anggur dan semangka sepertinya ia sedang membeli buah aku tidak memanggil mereka namun siska melihatku nampak dari kejauhan ,ia lalu memanggilku za za sini,begitu perkataan nya memanggil diriku ,aku lalu memgahampiri mereka,ia mengaji ku untuk memilih toping yang cocok untuk sop buah yang kami jual,aku lalu tertuju pada buah anggur yang bergantung di depan toko,siska melihatku melihat anggur itu lalu menyuruh ayahnya untuk membeli anggur untuk menambah toping sop buah yang kmi jual,ayah siska lalu meng iyakan saran siska, kami lalu memilih buah semangka yang segar untuk toping sop buah
Siska berbisik kepada ku ketika ayahnya sedang membayar buah,kalo ia menyukai sop buah yang kemarin .rasanya seger za bisik ia di kupingku sebelah kiri,aku menjawab bisikannya iya sis rasanya enak lagi mudah-mudahan sop buah kita laris kedepannya, amin jawabnya di samping ku.
Kebetulan aku masih memiliki sisa uang tabungan kemarin ,aku lihat di samping warung jual buah ini terdapat warung sembako aku pergi ke warung sebelah meninggalkan siska bersama ayahnya sebentar disana,aku tidak tega kalo harus menggunakan uang beliau seluruhnya untuk membeli bahan2,aku pun pergi ke warung sebelah untuk memebeli susu dan juga sirup siska bertanya kepadaku disaat aku mau memasuki warung,kemana za? Tanya nya dengan suara yang lantang,ini aku mau beli sirup sama susu jawabku padanya,ohh ya dehh za. ...
Diwarung itu aku membeli 1botol sirup dan 2 kaleng susu untuk tambahan bahan berjualan sop buah ,aku tau pasti akan ada saatnya aku ketauan berjualan oleh kedua orang tua ku, untuk mengantisipasi nya kulihat didekat tempat aku membayar ada sebungkus masker ,aku beli sebungkus agar orang tuku tidak dapat mengetahui kalau yang berjualan itu aku,sebab kedua orang tuaku itu sering sekali pergi ke pasar Soreh untuk membeli takjil atau pun makanan lainnya,jadi sangat sulit jika aku harus menutup wajahku dengan tangan ketika melayani pembeli yang ada aku dapat dikira orang sedang mencium bau busuk,kalo pake masker wajahku akan sedikit tidak nampak mudah-mudahan ini bisa menyembunyikan identitas ku didepan orang tuaku.
Setelah membeli sebotol sirup , 2 kaleng susu dan juga masker,aku langsung menghampiri siska dan ayahnya kembali, kulihat ayahnya sangat senang mengobrol dengan orang banyak, keramah-tamahannya sungguh mampu membuat orang untuk mengenalinya.disaat aku menghampiri siska,siska pun mengajak ayahnya untuk pulang kerumah bersamaku juga untuk membuat bahan2 sop buah yang akan kami jual nanti Soreh,siska dan ayahnya pulang dengan menggunakan motor sementara aku menggunakan sepedaku,siska dan ayahnya tidak mau meninggalkan aku bersepeda sendiri jadi ayahnya menggunakan motor dengan kecepatan yang sangat pelan ,sesampainya dirumah siska kami pun mempersiapkan bahan2 untuk meracik sop buah hanya saja untuk hari ini ada sedikit tahmbahn potongan buah anggur,walau kami belum mendapatkan keuntungan apa2 tetapi kami harus besabar karena inilah permulaan dalam mencari hal yang besar.
Setelah semua beres dari sop buah hingga gerobak kami pun memutuskan untuk berangkat ke pasar Soreh sekarang,setibanya kami dipasar Soreh ada beberapa orang yang berdiri ditempat kami berjualn semalam,kami lalu menempati gerobak kami di tempat semalam mereka lalu menghampiri kami,aku pikir mereka akan mengganggu kami berjualan atau sebagainya ,wajah kami sedikit memucat siska sudah mulai memegang tanganku dengan gemetar,aku juga sedikit takut,namun ketika mereka tepat berdiri di depan gerobak kami yang ku dengar bukanlah suara makian atau pun hinaan tetapi mereka hanya ingin memesan sop buah yng kami jual sebab kata orang2 yang kami bagikan sop buah didepan masjid mereka juga membaginya kepada teman2 mereka dan alhamdulillah mereka suka,mereka rela menunggu demi mencoba mencicipi lagi sop buah kami,kami pun melayani pesanan mereka,alhamdullilah hari ini sop buah mulai memiliki peminatnya semoga kelak sop buah kami semakin laku amin,ku layani beberapa orang konsemun,dengan mengenakan masker namun hari ini berbeda aku masih menggunakan seragam sekolah ku,hari mulai beranjak Soreh dan sop buah kami tinggal setengah wadah lagi,kami tidak mengurangi takaran buah atau pun menambahkan pemanis buatan di sop buah kami karena akn berpengaruh dengan cita rasa dari sop buah yang segar itu sendiri.
aku belum bercerita kepada siska dan ayahnya kalo aku mengajak mereka berjualan ini secara diam2 tanpa sepengetahuan kedua orang tua ku, aku takut kedua orang tua ku akan malu kalu tau anaknya seorang sop buah.
hari mulai menjelang magrib sop buah yang kami jual pun tinggal sedikit,kami pun memutuskan untuk segera pulang ,sesampainya dirumah siska aku siska dan ayah Nya pun membersihkan peralatan yang kami pakai untuk menjual sop buah,setelah selesai kami pun membagi hasil hari ini dan membagi hasil dari sisa sop buah yang masih ada ,paman baik sekali kepadaku ia membagikan uang secara rata berapapun yang didapatnya itulah yang diterimanya paman tidak pernah memperhitungkannya walau pun memakai gerobak wadah,dan barang2 lain Milikny namun ia tetap membagi nya sama rata.
Beberapa belas menit menuju magrib,paman dan siska menyuruh ku untuk berbuka puasa bersama di rumah mereka,namun aku menolaknya bukannya aku tidak menghargai apa yang ia berikan tetapi aku tidak mau untuk merepotkan orang lain,aku lalu bergegas pulang bersama denga sepeda dan beberapa sop buah yang ku gantung di stang sepedaku.
Hampir seminggu sehabis pulang sekolah aku terus berjualan sop buah bersama siska dan ayahnya,teman2 dikelas tidak ada yang tau kalau kami berjualan sop buah bahkan kedua orang tuaku juga tidak ada yang tahu,alhamdullilah kini uangku sudah cukup untuk membelikan nina ,ke esokan harinya sepulang dari sekolah ku kayuh sepedaku dengan begitu cepat, aku mampir di toko alat musik bekas yang kemarin aku tidak membeli sebuah gitar .
Kucari gitarnya namun sudah tak ada ,ku tanya dengan pemiliknya keman gitar yang kemarin dipajang di dekat sini,ia menjawab kalo gitar itu sudah laku terjual,aku hanya bisa terdiam dan kembalikan tubuhku untuk kemudian pulang, namun disaat ku baru saja berjalan menuju pintu si pemilik toko memanggilku Dia bilang kalo masih ada beberapa Gitar yang belum di keluarkan nya, ia menyuruhku untuk duduk menunggu sementara ia mengambil nya,ia mengeluarkan 3 gitar ia lalu menyuruhku untuk memilih gitar mana yang akan aku beli,kulihat ada 3 gitar yang sangat bagus sampai2 aku bingung untuk memilihnya, 2gitar akustik yang 1 berwarna merah dan yang 1 lagi berwarna hitam,dan gitar classik yang berwarna kuning.aku pun memilih gitar akustik berwarna hitam,kutanya Hargany ia memberikan harga seperti kemarin yaitu 250 kutawari ia menolak ,ia memberikan bonus dengan memberikan tas gitar untukku aku pun setuju dan membeli nya.
Aku pun pulang dengan tas sekolah yang ku gantung didepan tubuhku sementara tas beserta gitarnya ku letakkan dibelakang tubuhku,sebelum pulang kerumah aku mampir dulu ke toko buah aku membeli beberapa jenis buah untuk bahan sop buah ku,lalu aku membawa Semua nya kerumah siska,karena sedikit berat akhirnya sepeda tidak aku tunggangi melainkan hanya aku tuntun saja di samping tubuhku,tubuh dan sepedaku tidak mampu mengimbangi berat beban yang ada diatas sepeda, ku tuntun sepedaku ke samping sebelah kanan bahuku hingga sampai kerumah siska ,kupanggil siska dari depan pintu rumahnya siska keluar lalu terkejut ketika ku membawa gitar, ia sangat senang ketika melihatnya kulihatkan dan ku pinjamkan gitar itu padanya, meski ia masih belum bisa memainkan ya namun ia sangat senang karena tlah bisa mencoba memegang gitar walau ia tidak bisa memainkan nya,ia mengenjreng2 gitar itu terus aku rasa ia akan bisa bermain gitar,ayah siska pun keluar dari dalam rumah menyambut ku,ia melihat siska memegang gitar lalu bertanya gitar siapa itu?
Aku menjawab itu gitar saya ,saya baru beli di toko alat musik bekas disana,ayah siska lalu meminjam gitar itu sebentar, aku pikir ia aka memainkannya denga merdu namun setelah ku dengar benar2 ternyata ia sama seperti siska sama2 tidak bisa bermain gitar,ayahnya siska dari dulu memang suka bercanda ,aku pun meminta ijin untuk menitip gitar ini kerumah siska sebentar nanti pada saat pulang aku akan mengambilnya, paman dan siska pun membolehkan aku menutup gitar ini di rumah nya,siska dan ayahnya menyuruh ku untuk duduk sebentar ia ingin memberitahukan sesuatu kepadaku,siska sudah nampak murung dari kejauhan matanya mulai berbinar2 ,ayahnya memberi tahukan kalo mereka akan pindah kota karena ada urusan usaha dan siska otomatis ikut dengan ayahnya dan pindah sekolah, mendengar itu susja memelukku ,ku usap air mata siska dengan kedua tangannya sebenarnya aku juga ingin menangis tetapi aku tidak sanggup untuk mengeluarkan nya,ku tepuk punggungnya dan ku ucapkan tak apa2 seraya menenangkan nya ,ayahnya terpaksa melakukan ini karena ada masalah diusaha yang baru ia dirikan di kota malang,jadi siska akan pindah kota smsan sekolah bersama ayahnya,aku hanya bisa diam berbinar-binar mataku namun tak sempat menetes membasahi pipi.tidak ada sahabat yang benar2 akan mengerti aku kecuali siska,ayahnya juga baik ya Allah jika engkau pertemukan kami dengan Suatu kebaikan ,lalu kenapa engkau pisahka kami begitu cepat?
Jika ini yang terbaik aku akan menerima nya ya Allah, amin
Aku pun menceritakan kalo atky sebenarnya ingin Berjualan sop buah itu karena membelikan sebuah adikku gitar,dan orang tuaku tidak tahu kalau aku berjualan sop buah bersama kalian,awalnya paman sedikit kesal namun tak lama paman memaklumi itu karna dulu ia juga seperti ini berjualan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya,di hari ini ia banyak sekali menceritakan tentang masa2 yang dulu pernah ia lalui dari mulai susah hingga sampai memiliki beberapa rumah di ibu kota.
Siska duduk dsampingku sambil mendengar cerita dari ayahnya,aku minta maaf kepada paman ,ia mengatakan kalo ia memaafkanku tapi alangkah lebih baik lagi klo kita melakukan sesuatu itu harus sepengetahuan kedua orang tua agar orang tua tidak kwatir nantinya
Ayahnya juga berdrita kepadaku kalo lusa ia dan siska sudah akan berada di malang jadi hari ini adalah hari terakhir berjualan sop buah, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu yang tersisa ini,tanpa membuang-buang waktu kami lalu menyiapkan bahan2 untuk membuat sop buah di dapur rumah siska,namun tak seperti hari2 biasanya kami hari ini menambahkan lebih banyak potongan buah untuk para pembeli,agar mereka suka dengan sop buah yang kami buat
Soreh hari Suasana pasar tampak ramai seperti hari2 biasa bnyak orang yang berburu takjil di Soreh hari,termasuk ayah dan ibuku yang mengantri sop buah yang kami jual,kulihat nampak jelas dari kejauhan kalo itu mereka,aku ingin jujur kepada kedua orang tuaku,Namun aku blm bisa bercerita sekarang,sementara aku minta tolong kepada paman dan siska untuk melayani kedua orang tuku karna aku blm bisa jujur dan cerita saat ini ,aku tak mau membuat mereka marah di area umum seperti ini,biarkan aku yang akn bercerita dirumah,paman menasehati aku agar bercerita ke orang tua itu menggunakan nada yang lembut jangan sampai membuat mereka marah.
Tiba waktunya Kedua orang tualu untuk memesan,kedua orang tuaku memesan 5 bungkus sop buah pada kami,kami pun meracik sop buah itu dengan toping yang banyak ku berika kedua orang tuaku sop biah yng istimewa, ayah melihat aku ymg sedang meracik sop buah itu memandangiku secara serius aku rasa ayah tahu kalo aku yang meracik sop buah itu,setelah pesanan selesai ibu pun membayar sop buah kami,ayah ibu dan paman berbincang 2 sedikit di depan gerobak,aku dan siska hanya diam saja melihat dari samping salah satu sisi bagian gerobak.
Setelah selesai berjualan, kami pun pulang untuk mencuci semua barang2 yang tlah kami gunakan untuk menjual sop buah seperti wadah,termos,dan lain2 sebagainya
Aku mencuci wadah ,paman mengelap gerobak sedangkan siska menyimpan semuanya,di saat ku mencuci paman bercerita kalo tadi oramg tuaku bertanya kalo yang meacik sop buah itu mirip sekali dengan farizha yaitu aku,wajahku pun memucat seketika disaat paman berkata begitu.
Paman menjawab aku itu keponananya
Paman menyuruh ku untuk mengakui saja nanti dirumah,cerita kepada kedua orang tua lebih baik dari pada menyembunyikan nya,aku meng iya kan perkataan paman,sebelum ku naik ke sepeda, siska memanggilku ia memegang ta yang isi nya gitar yang aku beli tadi siang,hampir aku melupakan hadiah untuk adikku,aku lalu menghampiri siska yang saat itu sedang berdiri di teras ku mengambil gitar itu beserta tasnya ia juga menyuruhku untuk datang besok siang dirumahnya sepulang dari sekolah, ia mau memberi kenang2 agar aku tidak melupakan dirinya,walau pun ia tidak memberi kan ku apapun ,aku pasti akan tetap mengingat ia ,dia sudah aku anggap sebagai saudara aku sendiri ,aku tidak bisa jauh darinya namun kali ini kurelakan ia pergi jauh dariku,penyemangat lama yang lama aku rasa kini berangsur-angsur hilang pedih tiada tersisa ,hanya sebatas kata yang membua hatiku ingin mengungkapkan nya yakni ku tak akan pernah lupa kepada senyum dan tawanya atau pun kepada tawa dan cerianya .
Hingga ada waktunya nanti untuk kita bertemu lagi tanpa ada rasa kehilangan akn sosok dirinya,di hidupku dan dibelaian rasa yang berkata didalam lubuk jiwaku.
Aku pun pulang dengan tas sekolah yang ku gendong di depan dan tas beserta gitar yang kusimpan di belakang,aku ingin ayah dan ibu mengerti kalau aku ingin membuat tekadku takkan terhenti .meski hanya sebatas angan bila ada niat dan usaha tekad,dan kerja keras aku yakin Semu usaha takkan terbuang percuma amin
Sesampainya dirumah aku hanya membawa 2 tas di tubuhku tanpa membawa sop buah karena tadi ayah dan ibu tlah membeli sop buah ku,ku lepaskan sepatu ku dan ku siram kakiku dengan se ember air ,tak lupa ku bersihkan pula ban sepedaku dari sampah atau pun lumpur yan melekat pada ban dan juga pelaknya,aku pun masuk ke rumah dengan mengucapkan salam ,dari dalam rumah kedengar adikku membalas sallam dari ku ,aku masuk dan kulihat adikku dmsedang blajar dan membaca buku seprti biasanya kupanggil nina kulihatkan gitar ini kepadanya dan ia kegirangan melihat aku membawa gitar ,raka juga senang melihatnya.aku langsung masuk kedapur untuk menemui ayah dan ibuku,ternyata tidak ada siapa 2,ku tanya ke2 adikku ayah dan ibu kemana?
Mereka menjawab ayah dan ibu belum pulang dari tadi,mungkin ayah mau di membeli takjil untuk kami,hampir tiba waktu azan magrib kamu yang saat itu tlah berada di dapur mendengar suara ketukan dan sallam di pintu dari arah depan, kami pun membals sallamnya ,aku menyuruh adikku tetap disini sementara aku yang membuka pintu nya setelah ku buka ternyata itu suara ketukan kedua orang tuaku yang baru pulang usai membeli takjil hari ini tak seperti biasanya ayah dan ibu membeli takjil serta lauk yang banyak untuk kami,aku bertanya ibu tadi kemana ?
Tadi ibu baru jual hasil panen beras kita jadi ada sedikit rezeky,lalu sedikit rezeky ini ibu sama ayah beli minuman dan makanan,aku pun membawa berlanjaan ibu ke dapur ayah menutup pintu dan kami lalu bersama-sama ke dapur, azan tlah tiba kmi pun langsung menyiapkan takjil untuk berbuka yang terdiri dari berbagai kue maknn dan juga minuman kmi pun mkan dan minum dengan lahap, ketika mereka sedang makan nina bercerita kalo aku membeli sebuah gitar ,timbul tanda tanya yang tergambar dari wajah kedua orang tuaku ,gitar punya siapa za?
Punya kita bu,jwabku dengan suara takut,uangnya dari mana?.tanya ibu dari hasil aku berjualan sama siska dan ayahnya bu,hm gtu kata ayah memaklumiku,kamu mirip kyak ibu dulu za,dulu ibu juga berjualan kyak kmu ,ayah pun bercerita seperti biasanya ia mampu membuat kami terhibur ibu tersenyum ketika di paksa ayah untuk mengingat masa2 yang dulu istilahnya ayah memaksa ibu untuk bernostalgia kembali
Aku kira kedua orang tuaku akan marah kepadaku malah mereka sangat bangga kepadaku,mereka tersenyum di hadapan kami,sungguh dapat membuat aku tertawa di hari ini ,aku tidak malu untuk tertawa lantang di hadapan mereka .
Sesudah kami berbuka kami pun menunaikan kewajiban kami untuk sholat magrib dan sholat lainnya,aku pergi ber 3 bersama ibu dan nina,ayah bersama raka sepeti biasa raka meminta ayah untuk mengendong nya ,ayah pun mengendong nya hingga sampai kemushola,kami sholat dengan husu sepulang dari sholat kami lalu membereskan piring2 ,sendok ,gelas dan Lainnya untuk kami cuci .
Selesai dari itu kami berkumpul di ruang tengah, ayah meminjam gitar dari nina ia mencoba memainkan lagu yang ia dapat mainkan,ternyata suara ayah dan permainan gitarnya sangatlah bagus ,sampai2 ibu tersenyum saat ayah memainkan giatnya ,aku menikmati lantunan suara ayah yang serak2 basah .
Ke esokan harinya aku pergi ke sekolah seperti biasanya aku datang awal,aku kali ini membawa sesuatu untuk siska, sewaktu aku membeli masker di toko kemarin aku melihat sebuah gantungan kunci yang cukup bagus bila di gantungkan,aku membelinya 1 untuk ku berikan kepada siska, lalu aku menunggu lama sekali,semua temn2 ku tlah ada di kelas kecuali dia hingga jam terakhir habis dan waktunya pulang siska pun tidak hadir aku pun lanta bergegas pulang menghampiri rumah siska ,sesampainya di depan rumah siska aku lalu memanggilnya ,keluarlaah siska bersama ayahnya dan juga si mbok denga membawa beberapa koper yang kemudian di masuk kan nya kedalam mobil,ku hanpiri siska ia langsung memelukku ,ia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah gelang sederhana yang kemudian di pasang kan nya di lenganku sebelah kanan,aku pun mengeluarkan gantungan kunci di kocek bajuku,ku berikan padanya kemudian ia memasangnya di tas yang ia pakai, ia memeluku sejak lagi,ayahnya memanggil dari dalam mobil ia pun pergi aku hanya bisa melambaikan tangan kearah mobil yang ia naiki,aku terdiam sejenak menangis di depan rumah siska. Selepas itu aku pulang dengan wajah yang termenung,yang aku pikirkan apakah aku bisa bertemu dengan dia,atau aku tidak akan bisa bertemu lagi dengannya...Aku takut kehilangan dia
Semenjak siska dan ayahnya pergi aku menjadi pelamun dikelas,tidak ada seseorang yang bisa menggantikan persahabatan kami,usaha kecil 2lan sop buah yang kami jalani tlah berhenti.
Aku sebenarnya masih ingin berjualan dengan Mereka namun ap boleh buat aku tidak sanggup kalau harus berjualan sendiri,jadi aku memutuskan untuk tidak berjualan lagi, Kini aku hanya seseorang di tengah kesepian tanpa ada cahaya yang menyinariku senja yang berlalu berkilau dan mengharap tiada,hanya bercak mimpi yang membagi seperti ilusi tiada arti dan juga tiada cahaya yang menemani ku ,kini aku hanya sendiri
Hari ini aku pulang agak sedikit lebih lama karena tugas praktek jurusan, seperti biasa aku tampak bosan dan lebih banyak merenung di kelas ,semenjak siska pergi kemana pun aku pergi aku hanya sendiri walau pun ada orang2 yang mencoba menemaniku tetapi aku tetap lah merasa sepi
Jam pulang sekolah tlah tiba aku tidak ingin pulang dulu kerumah dulu ,aku masih ingin menenangkan diri,mencari hiburan karna siska sudah tidak ada disini
Aku pun pergi kemusholah sekolah yang telaknya tidak berada jauh dari kelasku ,ku lepaskan sepatu dan membaca doa sebelum masuk kemushola,disana kulihat ada beberapa teman2 kelasku seperti naya ,riska ,dea mereka tengah asyik berbaring dan ada juga yang bermain hp,aku duduk di antara mereka,kuletakkan tas punggungku disamping tubuhku,disaat aku Duduk kulihat ada sebuah gitar biru yang tidak tahu pemiliknya siapa,gitar itu dibiarkan begitu saja berdiri di belakang sebuah rak tempat Menyimpan an alquran ,ku ambil gitar itu lalu aku pun mencoba untuk memainkannya ,aku hanya mengenjrengnya sesekali dan memetiknya tanpa memasukkan kunci atau chord untuk gitar tersebut karena aku masih belum tau tentang bagaimana caranya bermain gitar, ku tekan beberapa senar kotak dengan jariku ,disaat aku sedang Memainkan gitar itu tiba2 datang seseorang bertubuh gemuk besar masuk kedalam mushola sepertinya ia abang kelasku dari jurusan lain nampak dari baju praktek nya yang berbeda,ia bertanya kepadaku apa aku bisa memainkan gitar itu,aku Menjawab dengan malu,aku tidak bisa memainkannya,abang besar itu pun duduk sejenak sebentar dihadapanku "sini aku ajarin sedikit"ucapnya didepan hadapanku, ia lalu mengajariku beberapa chord dasar .
Ia orang yang aneh menurutku ,ia akrab dengan siapa saja walaupun dengan orang yang tidak ia kenal sekali pun,ia mungkin orang yang sok kenal dan sok akrab aja sama orang lain ,tangannya terlihat agak sedikit kaku sewaktu ia mengajari ku sedikit tentang chord gitar,aku merasa tidak yakin kalo apa yang di ajarkan nya itu benar.ia hanya melihatkan beberapa chord gitar padaku lalu setelah Itu ia memberikan gitar itu lagi kepadaku,ia berdiri seketika naya menyerukan suara lantang kepada kaka kelas yang gemuk itu "mainkan lagi dong bang gitarnya" ucap naya kepada kaka kelas gemuk itu,sambil beranjak berdiri dari tempat yang ia duduki,kaka kelas itu hanya membalas ucapan naya kepadanya dengan melontarkan sebuah senyuman saja lalu ia mencuci mukanya di tempat Wudhu dan meninggalkan aku bersama Beberapa temanku tanpa mengajari ku bermain gitar lagi, sungguh orang yang aneh.
Beberapa minggu tlah berlalu semenjak kepergian siska (sahabatku),aku tidak bisa menemukan orang seperti dia yang udah aku anggap sebagai saudara kandungku sendiri,entah sampai kapan pemikiran ini akan bertumpuk-tumpuk mengharapkan dirinya kembali, namun tak dapat aku paksakan sesuatu hal yang mustahil,kuharap ia bahagia disana,beberapa bulan berlalu sewaktu aku berjalan pulang untuk mengambil sepedaku di parkiran sekolahan, tak berada jauh dari kelas yang aku tempati kaka kelas gemuk yang melihatkan chord gitar dimusholah kemarin tiba2 saja memanggilku "nama kamu farizha? "Seru nya dari kejauhan.
"Iya saya farizha"jawabku dengan suara yang nada yang biasa.
"Nama aku yuda,salam kenal ya"
Seketika ku heran dan ku anggap ini sebagai suatu ke anehan "Haah?" jawabku dengan raut wajah yang kebingungan. Ia lantas menyuruh ku untuk pulang dengan muka yang sedikit melontarkan senyuman ke arah ku, pikirku seperti nya ada yang tidak beres dengan orang ini,soalnya dia yang mengajak ku berkenalan habis itu menyuruh ku untuk pulang didalam hatiku ingin mengucapkan kata yang pantas untuk menggambar kan dirinya (dasar aneh) namun aku tak mau bila harus mengucapkan kata itu didepan dirinya,jadi ku ucapkan didalam hati saja .
Tanpa bertanya sedikit pun kepadanya mengapa ia mengajakku berkenalan barusan dan menyuruh ku untuk pulang,huhh pikiran ku menjadi aneh gara2 memikirkan dia
ku ambil sepedaku dan sesegera pulang ,hari ini udara tidak begitu panas ,dan matahari tidak begitu pula terik aku mengayuh engkolan sepedaku secara perlahan,ku mencoba menikmati perjalanan pulang ku denga menikmati suasana dihari ini,perasaan sejuk yang jarang kini muncul aku rasakan menghilangkan kegundahan ku dan kesedihan didalam lubuk hatiku
Sesampainya dirumah aku tidak langsung diam duduk manis atau pun tiduran diatas kasur seperti anak lainnya, segera cepat ku ganti seragam sekolah yang ku kenakan dengan baju yang biasa aku pakai sehari-hari.
Langsung ku tuju dapur,kulihat ibu sedang memotong-motong beberapa ikat sayur sawi ,ku tanya ibu "bu ,hari ini ibu Ngak ke sawah?"
Tanya ku kepada ibu ,"kepala ibu sedang sakit jadi ibu hari ini ngak kesawah" jawab ibu dengan suara yang lembut,
"Bu,Nina sama raka kemana?" tanya ku kepad ibu
"Nina sama raka jalan2 sama ayah."jawab ibu
"Kemana bu?"tanya ku kepada ibu lagi
"Ada deh"jawab ibu sambil melotarkan senyum ke arahku
Seperti biasa Aku tersimpuh malu melihat senyuman ibu yang tulus ke arahku,aku pun membantu ibu dengan mengupas beberapa bawang untuknya kemudian ku cuci.
Setelah itu aku pun membantu ibu untuk mencuci baju di sungai sekalian kami mandi bersama disitu,kusikat hampir seluruh baju yang ada di baskom,kusuruh ibu untuk membilasnya saja sementara aku menyikat semua baju yang ada di baskom,karena aku tahu ibu sedang sakit kepala jadi aku tak tega kalau ia yang harus menyikat seluruh baju yang terdapat pada baskom itu.
Selesai mencuci baju kami pun mandi bersama,aku langsung menerjunkan diriku ke sungai (berrr) sungguh segar air ini,ibu yang melihatku langsung menyiram ku dengan air yang ada pada gayungnya, kuhilangkan rasa malu pada diriku kepada ibu aku pun membalas simburan itu dengan menyimbur ibu dengan kedua tanganku,ibu langsung basah kuyup aku buatkan,melihat itu aku langsung tertawa begitu pula sebalik ibu yang tak henti2nya tertawa kearahku,selesai mandi kami ber2 pun lanjut memasak sayur didapur,tak seperti biasanya hari ini ku coba memberanikan diri untuk membuat ibu tertawa seperti tadi, sungguh in membuat aku sesekali tersenyum bila memikirkan itu kembali, aku pun menumis sayur sawi tadi,ibu menggoreng 5 dada ayam yang sudah ibu ungkep dengan bumbu kuning sebelum nya,ketika digoreng aromanya menyebar ke se isi ruangan,masakan pun selesai tinggal menunggu waktu berbuka tiba,disaat kami sedang mengemasi segala peralatan yang kotor akibat memasak tadi terdengar di telingaku suara sallam dan ketukan pintu dari arah luar (assallammualaikum) mendengar suara itu aku langsung bisa menebak siapa yang datang☺,siapa lagi kalo bukan si nina sama raka,si nina memiliki suara yang khas yaitu lemah lembut seperti ibu klo si raka mempunyai suara yang lucu berbeda dari kebanyakan orang suara raka sedikit cempreng, ibu berdiri ketika mendengar suara ketukan, kusuruh ibu untuk Duduk kembali sementara pintu biar aku saja yang membukanya aku pun berjalan ke ruang tamu untuk membuka pintu setelah ku buka benar saja tebakanku tidak meleset sama sekali ternyata memang benar itu raka dan nina mereka banyak sekali membawa berlanjaan didalam kantung kresek bewarna hitam sungguh kami tidak tahu dari mana datangnya rezeky ini ya Allah, terima kasih ya Allah.
Kusuruh nina dan raka masuk,kutanya mereka "ayah dimana?"soalnya kata ibu nina dan raka di ajak ayah jalan2,mereka menjawab ada di belakang kak,tadi kami berlari makan makan cepat sampai,lalu kusuruh mereka untuk mandi telebih dahulu sebelum membuka berlanjaan mereka karena ku tau mereka pasti kotor sehabis berbelanja tadi,tak berapa lama ayah pun menyusul tiba di rumah ia membawa kotak sebesar koper kecil di tangannya yang di bungkus menggunakan kantung hitam,ayah masuk kerumah langsung menemui ibu kalo ia mendapatkan barang yang ia inginkan,ku tutup pintu lalu ku ikuti mereka di yang berada diruang tengah, mereka lalu memanggil menyuruh ku untuk membuka kotak yang ayah bawa tadi ,setelah ku buka dari plastik nya kotak itu bertuliskan acer pirasat ku mengatakan kalo ini sebuah laptop,tapi aku mendiamkan pirasatku lalu kubuka isi kotak itu dan ternyata tepat seperti dugaanku kalo isinya sebuah laptop,ku peluk ayah dan ibu ,ayah berkata kepadaku disaat aku memeluknya "ini ayah belikan buat kamu blajar,blajar yang bener ya" ucap ayah disaat aku memeluknya
"Terimah kasih yah ,bu"jawabku untuk mereka
("Kadang ada banyak hal2 yang tak terduga tanpa kita sadari datang mendatangi kita,entah itu sebuah kebahagian,kesenangan,kesunyian, atau pun sebuah kesedihan,yang dimana Tuhan memberikannya bukan untuk kita menolaknya melainkan untuk menguji kita agar mampu melaluinya ")
Ku peluk mereka dengan erat,beberapa butir air mataku jatuh menetes di helaian baju yang mereka kenakan,ucapku didalam hati Ya Allah ampunilah segala dan kekhilafan kedua orang tua ku, sesungguhnya mereka orang yang baik,yang mampu membuat ku merasa bahagia,damai,senang,dan merasa nyaman berada di sisi di antara mereka,janganlah engkau membuatnya menderita,berilah mereka kebahagiaan yang pantas mereka terima sesuai kebaikan mereka yang mereka berikan kepada kami mulai dari saat pertama kali lahir dan saar kembali kepadamu ya Allah. Amin ya rabball alamin.
Hingga beberapa saat akhirnya kulepaskan pelukan diantara Mereka, ayah bertanya kepada ibu dan aku "kemana belanjaan yang tadi di bawa nina sama raka?tanya ayah kepada kami .
Aku menjawab" tidak tau, soalnya tadi raka sama ninan langsung aku suruh mandi " jawabku kepada ayah sementara ibu mendengar kan
Tak lama setelah itu raka datang dengan mengenakan tapihan handuk yang melingkar di bagian bawah tubuhnya,ayah langsung memanggil dan bertanya kepada raka "dek,belanjaan yang tadi kamu simpan dimana?" tanya ayah dengan suara lantang
"Ada yah, raka simpan di kamar, sebentar raka ambilkan" jawab raka kepada ayah
Raka kemudian masuk ke kamar,aku masih tidak percaya ayah membeli kan aku sebuah laptop, aku jadi mudah untuk mengerjakan semua tugasku dirumah tanpa harus menunggu waktu jam pelajaran tiba,ku tanya ayah dengan wajah bahagia "yah,ayah dapat uang dari mana ? Apa panen ayah banyak jadi bisa belikan aku laptop?" tanya ku kepada ayah,ayah sedikit senyum ragu2 ketika ku tanya begitu
Ibu tiba-tiba memotong pembicaraan kami,"hmm itu jangan dipikirin yang penting kamu udah ada laptop jadi kamu bisa belajar dirumah"jawab ibu sambil memegang tanganku
Aku masih bingung dari mana orang tuaku bisa mendapatkan uang untuk membeli laptop in,aku terdiam mendengar ucapan ibu dengan wajah yang masih bertanya-tanya aku diam seribu bahasa,tak lama Raka pun keluar dari kamar,ia membawa sebuah kantung hitam,ayah lalu mambukanya ,setelah ku buka ayah membuat aku terkejut ternyata isinya 3 buah hp Android "ini hp siapa ya?" tanyaku dengan nada yang gelisah
"Ini hp buat kalian, tadi ayah nina,sama raka pergi ke toko buat beli laptop sama hp buat kalian ,raka tersenyum gembira nina datang lalu mengucap dengan nada yang keras "yah hp aku yang warna pink jangan di ganggu" ucap nina dengan suara yang keras
Ayah lalu mengambil hp yang bewarna ungu dan memberikan nya kepada ku,"ini buat iza" ucap ayah sambil memberi hp itu kepadaku
Kubuka bungkus kotak hp itu,lalu ku coba nyalakan hpnya ,aku dengan hp yang ayah berikan padaku sungguh tidak dapat aku ucapkan dengan kata2 seluruh kebaikan kalian sungguh besar tidak ada tandingannya,aku berharap agar suatu hari kelak aku juga bisa membuat kalian bahagia walau pun hanya sesuatu hal yang kecil namun akan aku bagi untuk kalian.
Ku ucapkan terima kasih kepada ayah yang tlah memberikan hp dan laptop ini meski sebenarnya hatiku masih timbul tanda tanya dari mana ibu dan ayah mendapatkan uang untuk membeli semua ini, aku bingung
Sejenak tak ku pikirkan tanda tanya yang melekat pada hatiku,ku coba kan hp itu untuk memotret sesuatu yang ada di rumah,meski tidak ada sesuatu hal yanh istimewa di rumahku paling tidak cukuplah untuk menguji kamera hp yang aku miliki.
Aku pun memotret kaki ibu kulihat hasilnya cukup jernih tidak kalah dengan kamera 2 hp mahal lainnya,,cukuplah untuk aku memotret tugas atau pun memotret sesuatu hal yang ingin aku simpan agar aku dpat mengingat nya lagi.
Nina langsung membuka dan menyalakan hpnya ia lalu menyuruh ibu untuk tersenyum sambil berselfie dengan ibu,aku tertawa melihat tingkah laku nina😂,sungguh beruntung aku memiliki adik seperti dia yang sanggup membuat kami sekeluarga terhibur,hp raka tidak di berikan begitu saja untuk raka karna raka masih kecil jadi hp raka ibu yang menyimpan nya bersama ayah .
Ke esokan harinya pagi2 seperti biasa, aku ,nina,raka berangkat kesekolah bersama-sama, ditemani sepeda butut yang setia menemaniku, ku kayu pedal sepeda ku secara perlahan ku antar raka dan nina kesekolah annya sehabis itu aku lanjut kesekolah an di tengah perjalan aku mampir untuk melihat rumah siska,sesampainya didepan rumah siska kulihat palang yang bertuliskan rumah ini di jual "aku rasa siska tidak akan tinggal disini lagi" pikirku mengucap didalam hati😭, ku lihat gelang pemberian siska yang masih melekat di tanganku,ku ingat saat dimana siska memberikan ku hal yang membuat ku menjadi semangat dulu, ku ingat saat dimana ia mampu membuat aku terhibur oleh tingkah lakunya,dan teringat aku saat dimana ia memberikan sebuah gelang dan ia kaitkan di lengan ku ini,sedih rasanya bila ku ingat kembali semua ini,hanya akan ada air mata yang jatuh ketika ku mengingat semua nya lagi.
Ku lanjutkan perjalananku kesekolah dengan mata yang berkaca-kaca ku kayuh sepedaku dengan cepat,jalanan masih terlihat sepi ,ku keluarkan semua apa yang ada dihatiku dengan air mata,hampir separuh jalan yang aku lewati mungkin tlah terbasahi oleh air mata yang aku keluarkan,semakin lama tangisku mulai terdengar untung saja tidak ada siapapun yang berada disini jadi aku leluasa saja mengeluarkan semuanya. Ku berhenti kan sepedaku tepat di simpang jalan lalu ku usap kedua mataku dengan kedua tanganku, tak berhenti disitu tangis ku tetap kembali berlanjut hingga aku sampai kesekolah, ku berjalan menuju kelasku yang berada diujung ,suasana masih terlihat sepi, kulewati beberapa kelas sambil mengusap-usap air mataku yang tersisa,tiba2 dari ruang tujuh keluar seseorang sambil meneriakiku (woiii) begitu teriakannya kepadaku aku pun lalu menarik rambutnya kemudian ku tendang perutnya beberapa kali lalu kupukul kepalanya sampai ia jatuh tersungkur di hadapanku, ku tendangi ia beberapa kali ,ia menutup wajah dengan kedua tangan nya ,aku terus menendangnya hingga ku berhenti kan tendangan ku kepadanya setelah ku dengar kata (stop,za ini aku) ucap iya berteriak kepadaku.
Aku lalu menarik kedua tangan nya yang berada persis menutup wajahnya,setelah kutarik ternyata itu kaka kelas yang kemarin melihatkan aku chord gitar di mushola sekolah,ia lalu bangkit sambil berkata kepadaku " tendangan kamu lumayan, aduh sakit semua badan aku" ucap ia sambil tersenyum kepada ku...
"Maaf kak ,aku gak tau kalo itu kaka"jawabku kepadanya
"Kamu nangis????,yaelah nangis hahaha udah gede juga kok masih nangis sih?
Kaka tau kamu nangisin kaka kan???😂" tanya dia sambil menggurauwi aku
"Ihh apaan sih kak??,jangan sok tau dehhh,ini mata aku kelilipan ,maaf kak aku mau pergi dulu" jawab ku sambil pergi meninggalkan nya
Ia lalu menggenggam dan menarik tanganku,ingin rasanya memukul ia sekali lagi,ku balik kan tubuhku bersiap2 untuk memukul nya,namun disaat ku membalikkan tubuhku yang aku rasa aku menjadi tak tega,kulihat hidungnya mengeluarkan beberapa tetes darah yang jatuh sampai ke lantai aku sedikit ketakutan ketika melihat hidungnya berdarah,ini mungkin akibat dari beberapa tendangan yang kuberikan padanya tadi,ia lalu meminta tisu kepadaku ,ku bilang padanya kalo aku tidak memiliki tisu namun hanya ada sebuah sapu tangan yang slalu aku bawa di dalam tas ku,aku pun memberikan sapu tangan itu kepada nya sambil mengucap maaf atas perbuatan ku tadi, ia lalu mengambil sapu tangan itu tanpa sedikit pun kata yang keluar dari mulutnya ,ia lalu mengusap hidungnya dengan sapu tangan yang aku berikan ,aku takut kalau sampai terjadi apa2 denga dia
Setelah mengusap hidung ia lalu menjawab permintaan maaf ku tadi "gpp kok gpp santai aja,sapu tangan ini aku cuci dulu baru aku kembalikan sama kamu " jawabnya sambil masih memegang hidungnya dengan sapu tangan,ia lalu melipat sapu tangan itu kemudian menaruh nya ke dalam tas.
Iya gpp silakan,tapi kaka gpp kan?Tanya ku kepadanya,
"Iya gpp kok,yaudah kaka masuk kelas dulu mau piket da dah" jawab ia dengan bersikap santai serta melambaikan tangan ke arahku, ia lalu berjalan ke kelasnya yanf letaknya tidak jauh dari sini hanya di seberang agak sebelah kiri,disana seperti nya ia sedang siap2 praktek terlihat dari baju praktek yang ia kenakan
Walaupun Ia bersikap ramah dan mau memaafkan ku,namun aku masih menganggap ia sebagai orang yang aneh,keramahan dan senyumannya itu seolah-olah membuat aku menjadi takut was-was bila berada didekatnya,aku pun melanjutkan langkah kaki ini menuju kelasku yang masih terlihat sunyi tanpa ada 1 orang pun ,semenjak tidak ada siska dikelas pikiranku seakan terasa kosong tanpa ada sesuatu yang aku pikirkan,pikiranku mati tanpa terasa mati tanpa memikirkan apa 2,sesekali kurayapi kursi kosong yang dimana siska biasa mendudukinya, hampir setiap jam pelajaran berganti aku arahkan wajahku ke bang ku itu,entah apa yang membuat ku melakukan itu setiap saat mungkin ini sudah menjadi kebiasaan untukku dapat mengobati rinduku kepada siska,waktu pulang pun tlah tiba ,ku ambil sepeda lalu kunaiki dengan emgkolan yang berputar sangat laju,di tengah perjalanan aku mampir ke sebuah konter untuk membeli kartu paket untuk hpku,ku coba membuat beberapa akun sosmed untuk aku menghubungi teman2ku seperti Facebook dan wa,sepulangnya aku dari sekolah ,kulihat Nina sedang duduk santai melihat beberapa novel dari hpnya ayah dan ibu tidak berada dirumahnya lagi ,ku tanya Nina "dek ibu ayah sama Raka kemana?" Tanyaku kepada Nina, Nina memberitahuku kalo ayah sama ibu lagi di sawah ,dia bersama beberapa orang mau mengukur luas sawah kita,aku dengar pembicaraan ayah sama orang2 tadi aku dengar ayah mau menjual sawahnya kalo Raka ada dikamar lagi tidur ,aku terkejut ketika Nina berkata kalo ayah ingin menjual sawahnya
Aku lalu berlari keluar meninggalkan Nina ku menaiki sepedaku lalu sesegera pergi menuju sawah ,ku kayuh sepedaku dengan begitu cepat,aku sempat berpikir kalo uang untuk membeli laptop dan hp ini adalah hasil dari uang muka dari penjualan sawah ayah,tanpa ragu aku lalu ku kayuh sepedaku semakin cepat agar segera sampai,ini semua lakukan untuk membuktikan ucapan Nina benar adanya,Nina tidak pernah bohong kepada siapa pun kepada keluarga atau orang lain sekali pun, jarak sawah dari rumahku kira2 sedikit lebih jauh dari jarak sekolah ku artinya aku harus mengayuh lebih cepat agar segera sampai di sana,ketika ditengah perjalanan aku melewati jalanan yang berkelok agak sedikit berlubang dan terdapat beberapa batu berukuran sedang di jalan itu ,aku terjatuh kepalaku nyaris mengenai batu yang berada persis di tepi kelokan karena tidak mampu mengendalikan laju sepedaku,alhasil bajuku sedikit robek di bagian lengan tangan,beberapa luka aku dapatkan ketika aku terjatuh namun aku tak peduli aku lalu bangkit dan melanjutkan perjalanan ku lagi hingga akhirnya aku sampai di sawah milik ayah,nampak dari kejauhan ayah,ibu bersama beberapa seseorang sedang membicarakan sesuatu aku lalu mendekat dan bersembunyi dibalik rerumputan sambil mendengarkan pembicaraan mereka,aku dengar ayah menawarkan harga yang cukup besar sebanding dengan luas sawah ini,aku masih tak mengerti maksudnya aku lalu mencoba mendengar pembicaraan lagi, seperti nya orang2 itu melakukan persetujuan dengan ayah,nampak dari selembar kertas yang ayah tanda tangani untuk mereka , setelah itu mereka mengambil tanda tangan itu lalu pergi meninggalkan ayah dengan ibu,aku lalu menghampiri ayah dan ibu ,aku langsung bicara kepada mereka apa yang mereka bicarakan dengan orang2 tadi?
Apa yang orang2 tadi inginkan dari kita?,apa ayah sama ibu mau jual tanah ini? Tanyaku sambil mengeluarkan beberapa tetes air mata
Ibu dan ayah diam seribu bahasa,ibu lalu memelukku mencoba untuk memenangkan ku "HM maaf ibu sama ayah terpaksa ngelakuin ini,ibu sama ayah tidak mau kalo nanti mengurusi sawah dan kebun saja ketika ibu sama ayah sudah gak ada" jawab ibu sambil memeluk ku,
"Maksud ibu gimana? Aku tidak mengerti"tanya ku kepada ibu
Lalu ayah tiba 2 menjawab pertanyaan yang harusnya di jawab ibu "sebenarnya ayah sama ibu ngelakuin semua ini karena kami berdua sayang sama kalian" jawab ayah dengan nada yang lembut,ayah juga menjelaskan kalau perkataan Nina itu tentang ayah dan ibu menjual sawahnya memang benar adanya, sawah ini bahkan sudah laku terjual uangnya untuk membelikan kami hp dan laptop serta sisanya mereka tabung untuk kami nanti.
Aku sedikit marah sama ayah soal nya sawah ini peninggalan kakek dulu yang setia merawat sawah ini demi memberikan nya kepada anaknya yaitu ibu,namun mereka terpaksa menjual nya karena ingin melihat anaknya merasa bahagia sedikit memiliki barang yang orang lain punya,aku sebenarnya sungguh bahagia telah memiliki orang tua seperti kalian,kalian rela berkorban demi kami meski harta ,raga dan nyawa kalian kalian jual demi membuat kami tersenyum.aku sayang kalian.
Ayah bercerita beberapa hari lagi dia sama ibu mau pergi ke luar kota untuk bekerja disebuah perusahaan minuman bersoda,ayah dan ibu sudah melamar pekerjaan di sana dan diterima kini seminggu lagi ia harus pergi ke sana,aku sempat bertanya siapa yang akan menjaga Nina sama Raka mereka hanya diam dan mengajak ku untuk pulang kerumahnya karena ayah telah capek mengukur tanah seharian,kami pun sampai dirumah Nina pun membukakan kami pintu,kami lalu berkumpul diruang tengah ada ayah ,ibu,Nina,dan aku sementara Raka masih tertidur pulas dikamar.
Kami duduk bersama,ku ulangi pertanyaan ku yang tadi belum sempat ayah jawab di sawah, "yah nanti siapa yang menjaga Nina sama Raka kalo ayah pergi sama ibu?" Tanya ku kepada mereka berdua,Nina diam menyimak pembicaraan kami
Ayah lalu menjawab"sebenarnya ayah sama ibu pergi kerja disana gak ber2 aja,ayah sama ibu mau ngajak kalian juga"jawab ayah dengan suara yang lembut
Maksud ayah apa?,kita pindah gitu?"tanyaku kepada ayah
Nina bersorak dengan wajah yang bahagia" HM horeeeeee asyik yeahh" sorak Nina dengan senyum bahagia.
"Iya ,kita semua pindah kesana"jawab ayah dengan senyuman nya
"Lagi pula disana kalian akan terbiasa juga hidup di luar kota" jawab ibu membaurkan senyum bahagia nya
Aku lantas mengikuti saja kemauan ayah dan ibu.
Ke esokan harinya pagi-pagi sekali aku pergi berangkat sekolah seperti biasa sekolah tampak sepi hening dari orang2, hanya ada 1 orang yang datang sepagi ini yaitu kakak kelas gemuk yang aku pukul dan aku tendang hingga terjatuh sampai hidungnya mimisan,aku hari ini ingin bertemu dengan nya, aku pun langsung memeriksa kelasnya mudah-mudahan ia ada disana,namun setelah ku periksa tidak ada siapa2 disana,aneh biasanya ia ada dikelas sebelum aku tiba di sekolah, soalnya ia kemarin aja sampai ngagetin aku untung aja aku gak punya riwayat penyakit jantung kalo ada hias jangan sampel deh amit2 ...
Karna dikelasnya tidak ada dia ,aku lalu membalikkan tubuhku ingin berjalan-jalan mengitari sekolahan ini,tiba2 saja saat aku membalikkan kan tubuhku Kaka kelas yang gendut itu membuat aku kaget untuk kedua kalinya,ia mengeluarkan ekspresi wajah yang aneh dan kedua lubang hidungnya ia sumbat dengan 2 buah bola tisyu ,ia mengeluarkan suara yang membuat aku merinding ketika mengagetkan ku (bahhhhhhh) begitu suaranya dengan nada yang datar membuat aku kaget bukan main,kalo aku pikir 2resek juga Kaka ini mengagetkan orang yang belum aja dia kenal istilah nya temen bukan,saudara bukan, cuma kenal nama doang tapi udah 2 kali ngagetin aku hahaha aneh bgt dia.
Aku yang kaget lalu melemparkan tas kepada nya lalu berlari sambil berteriak menjauhi dia,"setann" teriakku kepadanya,namun disaat ku tau kalo itu dia aku lalu menghampiri dia,dia tertawa kepadaku, "aneh bgt sih , kemaren nendang hari ini teriak besok mungkin peluk ahahahah ada apa sih meriksa kelas Kaka?
Kangen ya????" ucap ia sambil tertawa melihat tingkah ku," Kaka tu aneh banget dari kemarin bikin kaget Mulu, awas kalo bikin kaget lagi aku tendang lagi Kaka sampai mimisan biar tau rasa" jawabku sambil menunjuk kan ekspresi geram padanya,
"Ya maaf habisnya lucu,ehh jawab dulu kenapa meriksa kelas kaka?" Tanya ia kepada ku
Aku lalu menjelaskan maksud ku meriksa kelasnya itu untuk melihat keadaan nya apa kenapa-napa atau baik2 aja,ia lalu berkata kalo ia baik2 aja sambil mengeluarkan sapu tanganku dari dalam tasnya ia lalu mengembalikan nya kepadaku
Kulihat sapu tangan itu telah terlihat bersih tanpa ada bekas darah yang terlihat di sapu tangan itu,ia lalu mengucapkan terimakasih karena udah meminjamkan ia sapu tangan, aku menyuruh ia untuk tidak mengucapkan terimakasih kepadaku karena akulah yang telah membuat ia menjadi mimisan,aku meminta maaf kepadanya ia lalu memaafkan aku
Sangat aneh rasanya ketika meminta maaf sama orang yang membuat kita menjadi bersalah ya tapi biarlah aku juga tidak merugi kalo aku yang meminta maaf duluan,aku pun pamit untuk dengan memberi nya alasan ingin membereskan kelasku,ia pun mempersilahkan aku pergi.
Ketika aku berjalan aku memalingkan wajahku kearah jendela kelas nya, kulihat ia memasuki kelasnya sambil bernyanyi,ia tak peduli betapa suasana sunyi bisa terganggu akibat suara fals yang ia keluarkan aku tertawa sedikit melihat tingkah lakunya,sungguh aneh dia mampu membuat aku merasa sedikit terhibur oleh tingkah lakunya yang terbilang aneh itu,aku lalu membalikkan wajahku seperti semula dan berjalan menuju kelasku, dikelas aku duduk terdiam di bangku yang biasa aku duduki,tak ada siapapun dikelas hanya ada aku sendiri,aku tiba2 memikirkan apakah aku harus ikut pindah keluar kota atau tidak karena sepertinya aku udah terlalu nyaman berada disini,walau pun sudah tak lagi bersama sahabat ku Siska namun aku tidak bisa rasanya kalo aku harus pindah dari sini ,aku tak tega bila harus meninggalkan sekolah, teman2ku,rumah dan jalanan yang setiap pagi aku lewati aku sudah terbiasa disini aku rasanya tak ingin pindah tapi aku harus menuruti kedua orang tuaku,aku ingin membuat mereka bahagia
Sepulang dari sekolah aku membantu ibu menampilkan beras di dapur,bersama Nina kami membantu ibu menampi beras bersama,ku tanya ibu apakah boleh kalau aku tetap tinggal disini? Tanpa harus mengikuti mereka
Ibu bilang disana kita akan hidup lebih baik dari pada disini,ibu janji kalo kita pindah kesana kita pasti akan punya rumah baru dan memiliki kendaraan,aku puneng iyakan ,Nina bercerita kalo ia sangat senang kalo bisa pindah disana karna Nina suka sekali dengan hal yang bersifat baru , sebenarnya aku juga sama tapi aneh firasat ku agak sedikit tidak enak,malam aku tidak bisa tidur memikirkan keputusan kedua orang tuaku yang ingin kami semua pindah keluar kota
Rasanya aku tidak ingin mengikuti mereka,aku pun sejenak melupakan semua itu dengan bermain Facebook sebentar,kulihat ada yang mengechat di akun FB ku,kulihat chatnya yg berisikan ia meminta no wa ku,karna aku tidak mengenal dia aku pun tidak menanggapi pesan tersebut, karna chatnya hanya aku read ia pun mengechat ku lagi beberapa kali kpedaku,aku menanggapinya sedikit,ia mengajakku untuk berkenalan, setelah itu sepulang dari sekolah Kaka kelas yg gemuk itu tiba2 memanggil ku,aku langsung menghampiri nya ia bercerita kalau akun FB itu miliknya,iya sangat aneh hampir tidak ada yang jelas dari apa yang ia lakukan , pertama ia mengagetkan ku sebanyak 2 kali ,kedua dia mengechat ku malam hari,dan ke 3 ia pun memanggil ku dan bercerita kalo yang mengechatku itu akun dia,sangat aneh dari sebagian anak orang yang aku jumpai tidak ada yang seperti dia
Aku pun bergegas pulang,tak berapa jauh dari sekolah anak tiba2 saja di atas sepeda ku aku mendengar suara anjing garang semakin lama suara itu suara itu semakin jelas aku dengarkan,dari arah kanan dan kiriku orang 2 murid2 berlarian sambil berteriak,ku coba memberanikan diri untuk menoleh kebelakang sepedaku dan benar saja ternyata ada sekelompok anjing yang sedang marah disana, mulutnya mengeluarkan busa aku langsung mengayuh sepeda ku agar menjauhinya,tak sempat lagi aku melihat kearah depanku ,aku langsung melaju dengan mata menghadap kebawah tiba2 saja aku menabrak seseorang ku naikkan penglihatan ku menghadap ke depan ternyata Kaka kelas yang gendut itu lagi,kami sama2 terjatuh anjing itu semakin dekat begitu pula dengan suara yang keluarkan nya semakin nyaring,Kaka gemuk itu pun bangkit berdiri sambil memegang sepedaku,ia lalu naik didepan sepeda sementara aku disuruhnya duduk di belakang,ia lalu mengayuh sepedaku dan membonceng ku menjauh dari sekelompok anjing itu
Ia kayuh sepeda ku dengan sekuat tenaga namun anjing itu tetap mengejar,ia mengarahkan sepedaku kearah sebuah parit kecil,ia menyuruh ku untuk berpegangan ,dan kami pun tercebur diparit itu bersamaan dengan sepeda yang kami tunggangi, baju kami habis basah kuyup untung saja besok aku memakai baju praktek jadi aku tidak khawatir karena baju ini basah.
Aku dan Kaka itupun tetap berada bersama didalam parit sampai anjing2 pergi meninggalkan kami,kami keluar dari kolam tak lupa Kaka gemuk itu mengeluarkan sepeda ontel berkarat ku dari dalam parit itu ,iya pun mengajak ku mengobrol sedikit tentang beberapa hal ,kami membicarakan hal2 yang bersifat lucu disana ,ia membicarakan bagaimana dulu sewaktu ia masih bayi pernah masuk kedalam comberan aku tertawa mendengar cerita itu,pantas saja sikapnya aneh 🙄 orang perjalanan hidupnya aja aneh,ia berpisah dari kedua orang tuanya,ia tidak mau membicarakan hal itu,lalu ia pamit untuk pulang,aku pun pulang sepulang dirumah aku langsung mengambil perlengkapan mandi dan langsung mandi sambil mencuci baju yang seragam yang basah tadi,ke esokan harinya ia menghampiri ku dikelas ,pada saat itu kelas masih sedang dalam keadaan sepi tanpa ada 1 pun teman2ku kelasku ,ia bertanya kepadaku apa ku apakah aku bisa menjadikan ia teman,aku kaget terdiam membisu mendengar pertanyaan nya mungkin dia memang tidak memiliki teman sama sekali aku pun lantas meng iyakan pertanyaan nya dengan membalas nya dengan kata iya, dia nampak senyum ke arahku , ia lalu kembali ke kelasnya dan menyuruh ku untuk menunggu di tempat dudukku,tak berapa lama ia pun datang dengan membawa sebuah gitar bewarna kuning di hadapanku ia lalu menyanyikan sebuah lagu anak2 untuk ku yaitu "anjing kecil" suaranya fals namun enak didengar,aku lalu menikmati nyanyian yang ia lantunkan kepada ku ,dengan percaya diri nya ia lalu bernyanyi di hadapanku,untung saja tak ada orang yang melihat kalo sempat ada pasti akan memalukan hahahaha...
Setelah bernyanyi ia lalu memberikan giliran untuk aku bernyanyi,aku bilang kepadanya kalo aku gak bisa bernyanyi tapi ia memaksa alhasil aku jadi harus bernyanyi deh,aku pun meminta ia untuk memainkan chord lagu sabyan , aku pun bernyanyi diiringi alunan gitarnya, "suara kamu bagus" ucapnya memuji suaraku ,aku seperti biasa tersimpuh malu dihadapan orang yang memuji ku,disaat aku tengah senyum2 malu ia tiba2 memberikan gitarnya kepadaku, "sini aku ajarin" ucap ia mengajar kan aku bermain gitar,ia pertama-tama mengenaliku beberapa chord dasar dari mayor hingga minor terus menyuruh ku untuk mempraktekkan chorditu, sedikit susah2 gampang ternyata untuk belajar gitar ini saja baru chord dasar tapi udah buat jari2ku sedikit sakit akibat menekan senar yang halus,dan disaat itu kami mulai menjadi sahabat,ia luangkan waktu 30 menit sehabis pulang sekolah untuk mengajariku bermain gitar di dekat mushola sekolah, lama 2 semakin akrab dan beberapa hari ini aku pun menganggap nya sebagai sahabat baruku,kupanggil ia dengan nama kak yuda,aku begitu terbiasa dengan sikap gajenya kesiapa saja,
Kami beberapa kali chat di wa atau pun di messenger ketik ingin bertemu,aku seperti memikirkan dia
Bahkan disaat aku sedang mengerjakan tugas membongkar cpu atau pun perangkat 2 keras lain,aku seperti orang gila senyum2 sendiri,sampai2 kata Naya (teman kelasku) aku seperti orang yang lagi kasmaran hahaha ada2 aja si Naya.
Tak lama waktu berselang hari ini hari terakhir aku dikotak ini,baik aku akan pergi keluar kota bersama seluruh keluarga untuk pindah ke kota lain karena ayah dan ibu memiliki pekerjaan disana,aku tak ingin cerita kepada kak yuda kalo aku akan pindah keluar kota, sebenarnya aku tak tega dan harusnya aku cerita tapi rasa ku tak dapat aku umbar kesiapa pun biarlah aku sendiri yang merasakannya, sepulang sekolah ia terlihat setia menunggu di depan pintu mushola,ia tampak berkeringat akibat letih sehabis praktek,aku tau dia habis praktek itu dari baju yang ia kenakan yang ia lapisi dengan jaket berwarna kelabu ,aku mengajak untuk tidak mengajarkan aku gitar disini,aku lantas mengajaknya ke sebuah tempat yang didepannya telah terbentang sebuah sungai disana ,ketika kami kesana menggunakan sepeda yang di kendarai oleh kak yuda dan aku sebagai penumpang nya yang duduk di belakang,ku lihat kak yuda beberapa kali mengeluarkan tisyu dari jaket kemudian ia menggenggam nya ,ia sesekali mengelap bagian hidungnya aku bingung kenapa ia terus mengelap hidungnya itu, kubiarkan ia melakukan hal itu hingga kami sampai di tempat yang aku maksud,lalu kak yuda turun dari sepeda,ia nampak begitu cepat2 segera membuang bekas tisyu yang tadi ia gunakan kesemak2 tak jauh dari sungai itu,kami lalu duduk ,ia lalu membuka pembicaraan dengan membagi cerita tentang nya yang ia tidak mau orang lain mengetahui nya,namun karena ia sudah akrab denganku dan menganggap aku sebagai sahabat nya juga,ia lalu berani untuk menceritakan nya, sebenarnya ia hidup tidak mengerti apa2,tentang orang lain atau pun diri nya sendiri,ia tak tau kenapa Tuhan memberikan ia sebuah kehidupan,ia bertanya-tanya apakah ia pantas hidup atau kah hidup ini hanyalah sebuah hal yang sia-sia
Ia terus mencarinya,ia melihat kalau ia bagaikan beban untuk kedua orang tuanya,ia slalu menangis sepanjang waktu di kamar mandi ketika ia merasa sedih,dan sifat murah hati,mudah tersenyum,dan ingin membantu orang lain itu hanyalah sebuah hal yang ingin ia lakukan untuk menutup semua kesedihan yang ia rasakan,saat ini ia tak pernah memiliki seorang pun sahabat ,hanya ukuran dari sosmed yang mampu menghibur nya namun itu tidaklah cukup untuk merasakan hal yang dapa membuat ia merasa bahagia,sangat sedikit merasa bahagia yang ada hanyalah suara kesedihan yang slalu ia tutup dengan sebuah senyuman.agar orang lain tidak tau tentang kesedihan yang ia rasakan,ia malu ia belum mampu membahagiakan kedua orang tuanya walau pun sebenarnya ia ingin melakukan nya,ia terus mencoba namun belum menemukan titik terang,ia bertanya kepadaku apakah aku harus diam dan menyerah?
Atau kah aku tetap bertahan sampai aku menemukan jalanku sendiri.,(ucapnya sambil menangis menutup matanya)
Karna disitu jalan kecil dan sepedaku terparkir disana,aku lalu permisi sebentar ingin membetulkan sepeda ku yang terparkir agar tidak menghalangi jalan,ku tinggalkan ia sebentar dengan tangisan nya,aku pun membetulkan sepedaku,di dekat situ ada rawa dimana kak yuda membuang tisyu nya,aku yang masih bertanya-tanya kenapa ia terlihat terburu-buru membuang tisyu nya kulihat disitu ada bekas tisyu aku yakin itu bekaskak Yuda ,namun itu membuat aku takut soalnya di tisyu itu ada terdapat bercak darah disana aku lalu cepat 2 berlari kembali ke tempat kak yuda, sesampainya disana kak yuda seperti sedang berbaring dengan tisyu yang menutup hidungnya dan jaket kelabu yang menutup bagian atas badannya mulai dari kepala hingga pinggang dan di sampingnya ia melekatkan gitarnya
Kukira ia sedang asyik tertidur disana,aku pun membiarkannya,namun ia tidur agk sedikit lama membuat aku menjadi kwartir
Aku pun mencoba membangunkan nya dengan cara menggoyang-goyangkan tubuhnya namun yang terjadi justru tangan yang terdapat tisyu yang menutup wajah dan mulutnya tiba2 saja terjatuh dengan lemas gemulai tangan nya melepaskan tisyu itu dari genggaman nya,kulihat ada bercak darah yang ada di tisyu itu,ku coba ambil tisyu itu dari tangannya tiba2 saja tangannya menggenggam tanganku begitu pula dengan tisyu ya,ia kemudian berkata"jangan sampai orang lain tau tentang aku, tolong jangan beritahu siapa2". ucap ia sambil meyakinkan ku
Lalu ia melepas genggaman nya dan segera membuang tisyu gambar berada di tangannya ke sungai dengan cara melemparkan nya,aku lalu memberanikan diri untuk bertanya kepada kak yud, " apa kak yuda sakit?,Kaka sakit apa?,udah berobat?)tanyaku kepada kak yuda
Kak yuda menjawab kalau dia baik2 aja tolong jangan khawatir kan dia soalnya ia sudah berulang kali ke dokter dan dia yakin pasti akan sembuh kok jadi ia menyuruhku untuk tidak khawatir kepadanya,ia lalu mengajakku pulang ,ia merasa hari sudah mulai soreh belum sempat aku bercerita ke kak Yuda kalo aku dan keluargaku akan pindah keluar kota,aku pun meng iyakan ajakan ia untuk pulang selepas itu ia pun mengayuh sepeda seperti biasa aku duduk di belakang sementara ia yang mengendarai nya,di tengah perjalanan aku mengajak ia mengobrol tentang hal2 kepadanya seperti ketika aku baru mengenal tulisan,memanjat pohon,dan berlari mengejar belalang,tak lupa aku pun bercerita tentang keluarga ku yang akan segera pindah ke luar kota,kak yuda lalu memberhentikan engkolan sepedanya kemudian ia berkata kepadaku kalo apa yang aku bicarakan tentang keluarga ku yang akan pindah hanya sebuah hal yang tak mungkin terjadi,"aku meminta maaf kepada kak Yuda ,tapi aku benar2 akan pindah kak" ucap ku kepada kak Yuda.kak Yuda tiba2 diam dan melanjutkan kan Kayuhan sepedanya sesekali ku dengar kak Yuda menarik nafas seperti nya ia sedang menangis,aku sebenarnya tak tega tapi apa boleh buat ini juga kemauan orang tua ,kak Yuda membawaku ke ditangah perjalanan menuju rumahku,ia memberhentikan sepedaku serta mengambil gitarnya lalu menyuruh ku untuk pergi ,aku tau seperti nya hatinya sedih bila aku akan pergi ,aku tak sanggup melihatnya
Sesampainya aku di rumah aku langsung masuk ke kamar mengunci pintu dan menangis disana untuk beberapa saat,kemudian keesokan harinya tibalah kami untuk berangkat,ayah memesan taksi yang berangkat pada pagi hari,ini hampir jam 8 persiapan kami puntlah siap, kami mengunci rumah dengan gembok serta semua barang 2 kami simpan di dalam rumah,taxi pun datang,kami pun memasukkan barang kami ke bagasi mobil lalu tak lama setelah itu datang kak Yuda menggunakan motor skuter berwarna merah ia lalu memanggil aku ,aku yang tau kalo itu dia langsung memberhentikan kegiatan ku lalu menghampiri nya ,ia lalu tersenyum kepada ku dan mengucap agar aku hati 2 berada dalam perjalanan, setelah itu ia memberikan sebuah kalung tali sederhana berwarna hitam kepadaku ,aku bingung ingin membalasnya dengan apa,ku keluarkan sebuah buku dan pulpen dari dalam tasku,ku berikan pulpen dan sebuah buku itu kepadanya,aku pun berpamitan dengannya ,kami lalu pergi meninggalkan nya disana,kulihat ia dari balik kaca mobil yang sedang melaju ia nampak sedikit murung mungkin ini karena aku memberitahu kan dia tentang kepindahanku keluar kota secara mendadak,jadi dia mungkin sedikit marah kepadaku, didalam mobil kami sedikit berbincang-bincang dengan pak supir ,ibu Raka ,Nina dan ayah tertawa riang mendengar guyonan pak supir, terkecuali aku,aku hanya diam memandang langi2di jendela, entah mengapa pirasatku sedikit merasa tidak enak, ingin rasanya qku turun dari mobil ini tapi rasanya ini semua cuma gak ada artinya,ku abaikan pirasatku itu.
Tiba2 saja dari arah belakang ada sebuah truk kontener melaju dengan kecepatan tinggi menghantam mobil kami, mobil yang kami naiki pun berguling-guling di jalanan ber aspal hingga terjatuh ke masuk ke dalam sungai,aku sempat tak sadarkan diri waktu itu,entah berapa lama aku tak sadarkan diri aku hanya sadar bangun dari komaku ketika dokter ingin mencabut selang oksigen yang berada pada hidung ku,aku bertanya kepada dokter bagaimana keadaan adik2ku dan kedua orang tuaku,dokter hanya diam .sambil menyuruh ku untuk beristirahat karna fisiku belum terlalu kuat,aku heran perasaan aku sudah membuka mataku tapi kenapa rasanya masih terlihat gelap ya,aku lalu bertanya kepada dokter apa ada yang salah dengan mataku sehingga aku hanya melihat gelap saja,ia lalu memeriksa kedua belah bola mataku dan aku di diagnosa dokter mengalami kebutaan ,aku menangis histeris tiada henti2nya,lalu aku bertanya kepada dokter apakah aku bisa sembuh?
Tanya ku kepada dokter mendapat respon ia bilang kepadaku jika ada pendonor mata ,dan cocok untuk aku maka aku akan bisa melihat lagi,tapi perasaan ku berbalik tidak ada seorang pun yang akan mendonorkan matanya untukku.
Beberapa hari setelah itu aku bertanya lagi kepada dokter ,kemana ayah dan ibuku serta adik2ku ku kok dari kemarin aku blm bertemu dengan mereka,tanyaku kepada dokter hanya dibalas dengan tepukan di bahu sementara ia tidak menjawab apa2
Aku tau maksud dari diam sang dokter itu,ia sebenarnya menjawab kalau seluruh keluarga ku tak ada yang selamat termasuk pak supir taksi yang naiki itu,dokter dan perawat itu bilang kepada ku kalo aku tak sadarkan diri selama 3 bulan,aku menangis tiada henti-hentinya air mataku terus jatuh ,kedua orang tuaku adik2ku telah tiada kini aku hanya hidup sendiri , dokter lalu memegang pundak ku dan pergi meninggalkan aku menangis sendiri.
Hari2 ku tiada arti sekarang,aku hanya dapat duduk di kursi roda,dan menikmati suara orang sekitar tanpa bisa melihat nya sedikit pun,disaat ku sedang duduk di kursi roda di taman rumah sakit tiba2 ada orang yang seseorang yang menepuk tanganku menggenggam nya sambil menangis sedikit dihadapan ku,aku tidak tahu itu siapa,aku merasa tidak mengenalnya, aku lalu menanyakan dia siapa?
apakah ia mengenal aku? Atau kah dia cuma mengejekku karna aku menjadi buta dan duduk di kursi roda ,namun setelah kutanya namun ia tidak mau mengenal kan namanya,ia cuma memberitahukan nama panggilan nya saja,ia setiap hari berbicara cara menemani ku dirumah sakit, membantu ku untuk latihan jalan, menggunakan tongkat, menyuapi ku makan,atau sekedar membaca kan sebuah buku untuk ku
Aku bercerita kepada nya tentang cita-cita ku , keluarga ku,dan orang2 yang aku anggap sahabat namun belum ada 1 pun yang menjengukku termasuk sahabat yang baru aku kenal (kak Yuda),ia merespon hal2 yang aku ceritakan kepadanya dengan genggaman lembut dari tangannya yang berarti untuk menguatkan ku ,ia juga menyuruh ku untuk tidak berpikir yang ngak2 terhadap sahabat 2 yang aku punya dengan berkata"mungkin saja teman kamu lagi memiliki masalah nya juga jadi mereka belum bisa menjenguk kamu
Aku lalu menangis memikirkan bagaimana nasibku tidak memiliki keluarga atau pun sanak saudara disini,aku takut bila aku hanya tinggal sendiri,keeseokan harinya aku berniat untuk mengakhiri diriku dengan cara mencari pembersih lantai yang berada didekat ruangan tempat dimana aku dirawat,aku berniat membunuh diri dengan cara meminum cairan pembersih lantai itu.
Hampir saja aku meneguk cairan pembersih itu tiba2 ada seseorang yang mengambil cairan pembersih itu lalu melontarkan jauh2 dariku,aku berteriak kepada orang yang membuat ku tidak jadi membuat ku bunuh diri,aku makin dia dengan kata2 cacian makian, aku histeris
Beberapa perawat datang dan membantu ku untuk bangkit ,aku menolak mereka semua lalu ku pukul mereka yang mendekati aku dengan kedua tanganku, akumengamuk histeris dan,lalu seseorang tiba 2 memeluk untuk menenangkan ku,aku menangis di pelukan nya,ia kemudian berkata " tolong jangan lakuin ini dek,aku gak mau hidup kamu berakhir cuma gara2 kamu buta, tolong jangan lakuin itu," ucapnya kepadaku sambil memeluk erat tubuhku,aku mulai tenang di dalam pelukannya,tiba2 saja muncul teriak and yang muncul mengisi telingaku,"zaaaa"begitu suara teriakan yang ku dengar menggema di telingaku,aku tidak perlu menebaknya karna aku sudah tau itu siapa,itu pasti Siska sahabat terbaik ku,ia berlari kemudian memelukku,orang yang tadi memelukku kemudian melepaskan pelukannya dan membiarkan aku dan Siska memeluk bersama ,ku dengar pula ada suara paman disini (ayah Siska) ,mereka semua tidak pernah meninggalkan aku,hanya ke egois dan akulah yang membuat aku jatuh dari sepi.
Perawat dan orang2 sekitar pun kembali ke tempat mereka,paman bertanya kepada orang yang memeluk ku tadi ,apakah ia mengenal ku,dan siapa namanya,ia hanya menjawab ia mengenal ku hari2 ini saja,ia memberi tahukan namanya man saja, kemudian aku baru sadar ternyata ia orang yang biasa membantu ku banyak hal dirumah sakit ini termasuk menyuapi ku makan dan membacakan ku sebuah buku,ia lalu berbincang-bincang kepada paman ,ia seperti berbisik-bisik kepada paman, sedangkan aku mengobrol asyik dengan si Siska.
Paman bilang kepada ku kalo ia sudah tau apa yang sudah terjadi ,dan melarang ku untuk menceritakan nya lagi kepadanya ,karena itu malah akan membuat aku sedih dan paman tidak ingin melihat aku menangis
Paman bilang kalau ia dan Siska akan menemani aku dirumah sakit sampai aku benar2 bisa pulang untuk masalah biaya paman yang akan menanggung semuanya,tapi aku bilang kepaman untuk jangan terlalu baik kepada aku,karna aku tidak bisa mengganti uang paman,paman tertawa ia malah memegang pundak ku dan Siska memeluk diriku, lalu Siska berkata kepada ku untuk tidak mengkhawatirkan itu, bentar lagi kita jadi saudara, untuk biaya mereka menyuruh ku untuk tidak memikirkannya lebih baik , mereka malah menyuruh ku untuk lebih banyak beristirahat dari pada memikirkan sesuatu yang membuat aku kepikiran
Mereka pun menuntun ku melakukan rawat jalan dan belajar menggunakan tongkat setiap hari dirumah sakit, alhasil akhirnya aku dapat berjalan.
Aku pun pulang namun disaat aku mau pulang aku tidak pernah melihat si man itu lagi ,ia sangat jarang menghampiri ku ketika Siska dan ayahnya sudah ada disini ,aku bingung apa yang terjadi dengannya sehingga ia sangat jarang menemui ku lagi dan bahkan hampir tidak ada sama sekali
Aku pun di ajak pulang ke rumahku, rumah Siska dan paman telah mereka jual kini kami tinggal bersama,paman merenovasi rumahku menjadi indah, kurasakan lantai yang semula nya dari paman kini terbuat dari granit dan keramik, dinding pun telah terasa halus,andai aku dapat melihat warna dari cat rumah ini pasti indah,paman menyuruh ku untuk memanggil namanya dengan sebutan ayah, mereka pun menjadi kan aku salah satu dari anggota keluarga mereka .
Kami pun hidup dengan kenikmatan meski sebenarnya aku masih ingin melihat tapi dengan kebaikan mereka aku rasa itu tidak lah perlu namun jika Allah berkehendak maka aku ingin agar aku dapat melihat lagi
Keesokan harinya ada seseorang yang datang ke rumahku ,ayah membukakan nya pintu, mereka nampak mengobrol dan berbincang-bincang sedikit,aku rasa ayah telah mengenal nya,ku tanya Siska apa ia mengenal orang yang datang itu ,Siska menjawab ia tidak mengenalnya sama sekali.
Ku tanya ayah itu siapa yah, ayah menjawab kalo itu Yuda katanya dia kenal kamu ,ayah mempersilahkan dia untuk duduk lalu aku pun keluar untuk menemuinya,aku keluar dengan wajah yang suram karna kesal dia sama sekali tidak ada menjenguk dan melihat ku dan disaat aku sembuh ia malah datang ,ia mengajakku untuk berbincang-bincang sedikit namun ku balas semua hal yang ia bicarakan dengan nada yang kurang enak aku menanyakan kenapa ia tidak datang disaat aku sendiri dirumah sakit itu,aku bertanya beberapa kali kepadanya namun ia hanya bisa diam,aku lalu menyuruh nya untuk pulang saja jangan pernah menemui aku lagi,ia pun pulang dengan berpamitan dengan Siska dan ayah.
Bersambung...

Mengejar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang