Bagian ke - 5. Rumor

49 5 3
                                    

Festival kerajaan api dimulai ketika rembulan muncul. Arak-arakan kerajaan mengundang rasa penasaran para warga, adalah sebuah hal langka melihat penampilan kedua pangeran kerajaan dalam balutan resmi pakaian kerajaan. Karena nya para warga rela berdesakan hingga menyentuh garis pembatas yang di sediakan.

Jangan tanyakan bagaimana keadaan dan kemeriahan yang terjadi sepanjang pembukaan festival kerajaan malam ini. Festival yang ditujukan sebagai rasa syukur kepada dewata atas panen yang melimpah dan keadaan tanah yang tetap subur berjalan dengan begitu meriah, setiap dari yang merayakan festifal tidak ada yang tidak tersenyum. Termasuk untuk sasuke dan naruto.

Jangan bertanya apa yang sedang dilakukan kurama. Dia sedang asik bercengkrama dengan sang ayah, menikmati setiap hidangan tanpa meninggalkan kegagahanya sebagai seorang pangeran.

Ketika iring-iringan kerajaan telah kembali ke istana, naruto dan sasuke mengganti pakaian mereka dengan cepat. Hilang sudah pakaian kebesaran yang mereka gunakan tadi, berganti dengan pakaian biasa layaknya warga biasa. Mereka melangkah ke tengah-tengah kerumunan dengan riang. Jika saja ini bukan permintaan naruto, sasuke enggan untuk berdesak-desakan seperti ini.

" jika kau tidak mau bergabung dengan rakyatmu, kau tidak akan benar-benar tau apa yang terjadi dengan rakyatmu."

Satu kalimat yang seolah-olah menggurui sasuke terlontar begitu saja dari bibir naruto ketika sasuke berusaha menolak ajakan kekasihnya. Meski di awali dengan sumpah serapah yang ia simpan rapat-rapat di balik mulutnya, nyatanya ia berakhir dengan tertawa terbahak-bahak setelah menikmati semua hal yang tersaji di dalam festifal.

Ketika hampir tengah malam, naruto meminta sasuke untuk pulang. Sedikit terkejut, ia pun bertanya, " apa kau sakit."

"yah, kepalaku sedikit pusing. Bisa kita pulang sekarang?"

" tentu. Mari kita pulang. Mau kugendong?"

" tidak, terima kasih. Aku masih bisa berjalan."

Sasuke menggandeng tangan naruto erat, sesekali menoleh untuk melihat keadaan naruto. Tidak ada yang berbeda disini. Tubuh naruto Tidak panas, wajahnya Tidak pucat. Hanya saja, naruto Tidak secerewet biasanya.

Sesampainya di istana, Sasuke berniat membawa naruto ke kamarnya. Namun dengan lembut naruto menolak. Ia menggelengkan kepalanya.

" tidak sasuke, malam ini aku akan tidur di kamar ku sendiri. Kak kurama dan tabib istana akan merawatku."

" kau yakin? Aku bisa merawatmu."

" apa kau meragukan kemampuan tabib istana?"

"aku tidak." jawab sasuke tegas. Naruto tersenyum.

" aku hanya sedikit pusing, aku rasa aku kelelahan. Malam ini aku hanya ingin tidur. Jika aku masuk ke kamarmu, aku yakin Malam ini aku tidak bisa tidur." naruto berkata dengan nada manja dan mengedipkan sebelah matanya. Dan sasuke yang paham maksud dari perkataan naruto hanya tersenyum kecut.

" baiklah. Masuklah ke kamarmu dan beristirahat, selamat malam."

" malam."

Sebuah kecupan menjadi salam perpisahan mereka malam ini. Naruto memasuki kamar pribadinya, begitu juga dengan sasuke.

~~~

Wajah sendu yang terlihat seolah menahan rasa sakit dan lelah berganti dengan raut Wajah serius dalam sekejap. Matanya menangkap seseorang yang sedang duduk dan membaca perkamen di dalam kamarnya.

" kau sudah lama berada disini kak?"

" tidak. Aku baru saja menyelesaikan perkamen ke lima ku. Tidak lama bukan?"

batas senjaWhere stories live. Discover now