raja fugaku dan penasihat istana.

20 0 0
                                    

" woahh!" boruto mengerjapkan matanya. " mereka benar benar pasangan yang serasi. Tapi kenapa naruto berbohong?"

" memang apa untungnya berkata jujur pada sasuke? Bukankah kurama sudah bilang jika pangeran uchiha tidak terlibat."

Boruto memganggukkan kepalanya.

" lalu, apa rqja fugaku tau hubungan anak-anaknya? "

" tentu saja tau, dan karena dia tau pasangan dari anak-anaknya adalah pangeran kerajaan api, raja fugaku tidak mengusik hubungan mereka. Karena keadaan ini memberinya keuntungan."

" keuntungan? Apa raja fugaku adalah raja yang jahat?" si pirang menggeleng.

" fugaku adalah raja yag serakah."

" bagaimana mungkin orang yang serakah bisa menjadi raja?"

" karena fugaku adalah manusia cerdas. Terlahir dari garis keturunan kerajaan dan memang di takdirkan untuk menjadi raja. Karenanya, apapun yang menghalangi jalanya, akan ia gulingkan dengan cara yang elegan."

***

Raja fugaku memandang ratusan siswa yang berlalu lalang di lapangan akademi. Tidak ada senyum, Tidak ada Rasa bangga, yang ada hanya wajah datar dan pandangan merendahkan yang ia punya. Entah itu karena bawaan lahir atau ia memang Tidak suka dengan siswa akademi. Entahlah, satu hal yang pasti baginya, bahwa siswa akademi adalah sumber mata uang yang menggiurkan.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatianya. Ia menoleh dan mendapati sang ratu tersenyum anggun kepadanya.

" yang mulia, berhentilah memandangi lapangan akademi. Wajahmu sangat kusam jika sedang memandangi para siswa."

Raja fugaku tersenyum dan menghampiri istrinya.

" benarkah?  Lalu apa yang membuat ratuku mengunjungi ku hari ini?"

" aku ingin mengajak yang mulia makan siang bersama. Tapi sepertinya, para menteri dan penasehat istana akan mencuri waktumu dari ku lagi, yang mulia."

Kening fugaku berkerut sejenak. " ah, ya. Aku ada pertemuan dengan mereka, maafkan Aku."

Ratu uchiha membantu suaminya bersiap dan kembali melanjutkan kegiatan yang dia suka. Sedangkan raja fugaku melangkah menuju ruang sidang istana.

***

Semua orang di ruang sidang istana membungkuk hormat ketika raja fugaku tiba. Seorang ajudan dengan segera memberikan beberapa perkamen pada sang raja dan para menteri mulai bersuara.

" yang mulia, seperti tahun - tahun sebelumnya, tahun ini pun, kerajaan api mengirimkan siswa dalam jumlah besar. Jika ini terus berlangsung, kita bisa terancam."

Raja fugaku enggan mengomentari, ia masih sibuk membaca perkamen di tanganya, dan keterdiaman sang Raja membuat para menteri mengemukakan pendapatnya masing-masing.

" kita harus mulai membatasi jumlah siswa kerajaan api."

" tapi, kerajaan api membayar mahal untuk semua ini, dan ini merupakan pendapatan terbesar kerajaan uchiha."

" jumlah siswa yang terlalu banyak ini, bisa menjadi boomerang untuk kita. Sewaktu-waktu Merek bisa menyerang kita."

" jadi, kau takut akan serangan kerajaan api? Apa yang bisa dilakukan negri para petani itu? Kita kerajaan yang kuat, mustahil bagi mereka untuk mengalahkan Kita"

" ekhem."

Suara deheman dari raja fugaku membuat seisi ruangan diam dan menundukkan kepalanya. Takut jika apa yang mereka katakan tidak berkenan di telinga sang raja. Karena fugaku bukanlah raja yang berkenan kasih.

***

Raja fugaku ingin sekali memijat pelipis dan menutup telinganya. Suara Suara sumbang yang di keluarkan oleh menterinya, sama sekali tidak memberinya jalan keluar.

Ia ingin kerajaan api menjadi bagian dari kerajaan uchiha, tunduk di bawah perintahnya dan bergantung penuh pada keputusanya. Sehingga Ia bisa mengendalikan kerajaan itu kapanpun dia butuhkan. Tapi sayangnya, ideologi mereka terlalu kuat, Sehingga manipulasi yang fugaku lakukan selama ini tidak pernah berhasil.

" aku setuju dengan pemikiran bahwa kerajaan api akan menjadi ancaman untuk kerajaan ini. Setiap ancaman harus di hancurkan. Maka, mari kita hancurkan kerajaan api. Bentuk pasukan untuk berperang. Selama kalian mempersiapkan semua itu, aku akan memanipulasi putra mahkota untuk setuju dengan rencana ini."

Para menteri tersenyum culas. Mereka terbebas dari tanggung jawab untuk meyakinkan putra mahkota untuk setuju dengan rencana ini.

***

Raja fugaku tertegun ketika mendapati ratu mikoto berada di ruang pribadinya lagi saat ini. Bukankah ia sudah kembali ke kediamannya sendiri siang tadi? Apa yang membuat sang istri menemuinya lagi sekarang?

" apa yang membuatmu rela memghabiskan waktu disini, ratuku?"

Sang ratu menatap suaminya. Tak ada senyum di wajah cantik itu. " jadi... Kau sudah membuat keputusan yang mulia?" fugaku bergeming. " kau memutuskan mengibarkan bendera perang pada kerajaan api?"

Ada tatapan menohok dan suara rendah yang mengancam di sana. Fugaku tersenyum menyadari ratunya dalam mode waspada.

" kemampuan informan mu memang tidak bisa di ragukan. Ratuku."

" lalu bagaimana dengan kedua putraku yang mulia?"

" mereka harus mulai belajar untuk mengambil keputusan sulit demi kerajaanya."

" kemampuan itachi lebih dari 'baik' untuk memimpin kerajaan ini dan keberadaan  sasuke lebih dari cukup untuk menjaga kestabilan kerajaan ini. Apa lagi yang kau...?"

" aku tau. Karena itulah, ini yang terakhir."

" maksud yang mulia?"

" setelah kita Memenangkan perang ini, aku akan turun tahta." mata sang ratu membola, suaminya membuat keinginan pribadinya sebagai ujian bagi putra putranya.

" tepati ucapanmu yang mulia."

Raja fugaku tersenyum. Persetujuan dari istrinya akan memudahkan segalanya. Bukankah lebih indah jika mengahabiskan masa tua di tanah surga seperti kerajaan api? Atau bahkan lebih dari kata indah, jika ia bisa menduduki posisi raja di kerajaan api dan memantau anak anaknya di kerajaan uchiha. Hah, apa yang lebih menyenangkan dari posisi raja di tanah surga.

***

Tbc....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

batas senjaWhere stories live. Discover now