Scrambled Egg-1

75 12 8
                                    

Jasey, gadis cuek yang sebernarnya bila kalian kenal dekat, ia cukup ramah dan baik tapi sayang ia gadis remaja yang tidak punya teman, kesendirianya sangat ia nikmati dalam masa remaja ini. Tidak seperti anak lainya, clubbing, smoke, drugs. Semua itu seperti mustahil untuk dilakukan bagi seorang Jasey.

Dari ia berumur mungkin 9 tahun kedua orang tua Jasey tidak mau menganggap Jasey sebagai anak entah kenapa. Di umur 12 tahun saja ia sudah harus menafkahi dirinya sendiri, dan mendaftarkan dirinya ke panti asuhan. Ia melarikan diri sebab tak kuat menahan siksaan hidup dengan tidak diakui anak oleh kedua orangnya.

Kini umur dia sudah 17 tahun, ia sudah bisa dianggap senior di kalangan panti asuhan yang ia tempati. 5 tahun ini pun tidak ada yang mengangkat Jasey, Jasey sendiri pun tidak mau meninggalkan Panti ini. Entah kenapa rasanya ia tidak mau berpindah tempat lagi.

Jadi Jasey pun berkata kepada pimpinan Yayasan panti tersebut untuk tidak mengadopsikan dirinya kepada orang yang ingin menangkat menjadi anak angkat dari Panti tersebut. Mereka pun menyutujuinya.

“Jas, ayo makan sudah jam 12” Bu Metta menepuk pundak Jasey dan membangunkan Jasey dari lamunan nya di bawah pohon beringin yang rindang. Sudah sekian lama tempat itu menjadi tempat kerajaanya.

“iya” singkat, padat, jelas. Jasey bangun dari duduknya mengusap usap pantatnya yang kotor terkena tanah bekas duduk di tanah. Ia jalan menuju ke ruang makan dengan Bu Metta yang terlihat lesu dan tidak bersemangat.

Ia begitu terkejut melihat keadaan ruang makan di Panti Asuhan ini. Penuh dengan laki laki berbaju hitam dengan menggunakan kacamata hitam serta badan bongsor seperti gorilla.

“bu mereka siapa?” Jasey membisikan kepada Bu Metta dengan tangan yang menutupi mulut nya ang sedang berbisik kepada Bu Metta.

Bu Metta hanya menunduk diam lesu tak berdaya. Laki laki itu semuanya menghadap ke jendela, semua membelakangi Jasey dan Bu Metta. Bu metta tidak menjawab pertanyaan Jasey, ia hanya lesu.

Jasey diam dan karena ia bingung dengan apa yang terjadi ia menghitung banyaknya laki laki di ruangan tersebut, ia menghitung dan mendapati jumlahnya 6.

Satu persatu laki laki itu menoleh kebelakang dan dengan wajah kaku serta dingin mereka berjalan kearah Jasey kemudian memegang lengan Jasey dengan kuat hingga Jasey memberontak pun ia tak berdaya ia berteriak dengan suara serak miliknya.

“AAAA, ka…an ngap…in” suara miliknya terputus begitu saja, sebab suaranya yang serak itu. Bu Metta hanya diam saja tidak mencoba untuk meraih Jasey ataupun berteriak meminta tolong.

Jasey dimasukan kedalam mobil dengan sopan, tidak ada tanda tanda kekasaran yang akan dilakukan para pria tersebut. Ia duduk di bangku belakang dan menanyakan dalam hati “kenapa coba ini?” tiba tiba saja dari bangku depan sebelah supir wanita tua berpakaian rapi putih.

“anakku, kembalilah kerumah” suara berat, suara seorang ibu yang selama ini Jasey inginkan. Namun semua ini terasa tidak nyata, rasanya tidak mungkin bila ibunya yang mengatakan itu.

“mama?” mata Jasey sudah menggelinang air mata, tidak terkira banyaknya air mata yang jatuh bila ia tau itu ibu nya yang dulu menolak dia untuk jadi anaknya.

“iya nak ini mama”  wanita itu yang mengaku sebagai mama Jasey kini menyuruh supir untuk menepikan mobilnya, wanita itu turun dari mobil dan kemudian masuk kembali di bangku belakang, Jasey tidak asing dengan mata biru miliki sang mama.

“mama?” Tanya Jasey sekali lagi yang kemudian wanita itu memeluk Jasey dengan kasih sayang dan dengan erat ia memeluk serta menangis dan mengelus elus puncak kepala anaknya yang sangat ia sayangi dan ia rindukan itu. Mobil sudah berjalan kembali dan mereka berdua merenggangkan pelukan itu dan mama Jasey menyelipkan rambut Jasey dibalik kupingnya.

“mama kenapa kok ga sayang Jasey dari Jasey kecil” Tanya Jasey dengan penuk makna kesedihan serta kerinduan.

Ibunya itupun termenung menunduk dengan lesu kemudiam mengusap puncak kepala Jasey dengan cinta.

Scrambled EggTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang