Pertanyaan itu benar-benar menusukku.
"Kau punya kekuatan penyihir, Crimson Mist. apa yang akan kau lakukan sekarang?"
saat itu kami ada di atas atap sekolah. aku sedang memakan roti kare kesukaanku sementara Sora dan Kana makan dari satu kotak bentou buatannya. tiga minggu setelah kedatangan Sora di sekolah ini, aku memahami bahwa ia selalu serius dalam segala hal. apa yang terjadi sebelum kami bertemu? aku melihat ada kesedihan dan kemarahan tapi aku tak bisa banyak membantu. lalu gadis itu menanyakan pertanyaan itu.
"Apa yang dilakukan penyihir?" tanyaku.
dari pengetahuanku sekarang --pengetahuan dasar tentang Hell Break out dan Restricted Zone- yang diajarkan Sora, ada 4 makhluk yang berurusan dengan HBO. Half-Tenshi seperti Sora, lalu ada Penyihir sepertiku, Demon dan Shaman.
"Memburu Denizen Of Hell untuk keuntungan sendiri," jawab Sora setelah mengunyah telur dadarnya, "tapi aku tahu kau bukan orang seperti itu."
"Aku ingin hidup seperti biasa," jawabku.
"Tak mungkin, sekarang kau punya Familiar kau tak akan bisa menghindar dari Restricted Zone," Sora memasukkan sepotong lagi telur dadar di mulut Kana yang tampaknya tak terganggu dengan percakapan kami, "aku mengajarkan semua pengetahuan dasar agar kau siap menghadapi apa yang terjadi. tapi tanpa tujuan, kalian berdua hanya akan jadi incaran kubu lain."
"maksudmu ini perburuan?"
"Half-Tenshi mengalahkan Demon, Demon mengalahkan Shaman, Shaman mengalahkan Penyihir, Penyihir mengalahkan Half-Tenshi. itu lingkaran rantai makanan dalam urusan ini," Kana menutup kotak bekalnya yang sudah habis dan Kana berdiri mengucapkan terima kasih pada Sora, "apa yang akan kau lakukan sekarang? hanya diam hanya akan membahayakan nyawa kalian," Sora menepuk kepala Kana sementara Kana kelihatan seperti kucing yang amat lucu.
"Ne, Kana! apa yang ingin kau lakukan?" tanyaku.
"Um...Menghajar cecunguk neraka!" kata Kana semangat.
"hei, itu misi kami!" kata Sora marah.
"Jadi ada masalah dengan Penyihir membantu Half-Tenshi?" tanyaku.
"uuh..." Sora tampak ragu.
"Kami akan mengikutimu," kataku, "sebagai balasan atas apa yang kau ajarkan pada kami, aku akan membantumu."
"kau tak bisa membantuku," kata Sora sambil menundukkan kepalanya, "tak akan bisa!" dan kemudian ia meninggalkan kami.
aku menghembuskan nafas. gadis itu benar-benar susah ditebak. aku membereskan kotak bekal yang ditinggalkan Sora pada Kana, bagaimana bisa dia lupa kotak bekalnya sendiri. Kana kembali menjadi wuju dormantnya, sebuah gantungan ponsel berbentuk huruf kanji api.
#
sayangnya aku tak ada kesempatan ngobrol dengan gadis itu. Sora terus saja menghindariku dan memasang muka cemberut setiap aku melihatnya. sayangnya aku juga tak bisa langsung mengikutinya ke rumah karena ada piket kelas.
"Ada apa Kazu? kau bertengkar dengan Kagemiya-san?" tanya Kujo.
aku yang menyapu lantai kelas tanpa semangat hanya mengangkat bahu. ngomong-ngomong, Kujo adalah satu-satunya orang yang paham bahwa insiden di hari pertama Sora itu hanyalah kesalah pahaman, Sora tak mau ambil pusing untuk mengklarifikasi hal itu, dan....
"Kau itu satu-satunya teman Kagemiya-san, kalau ada masalah kau harus segera menyelesaikannya," Kujo memberi nasehat padaku sambil menepuk kepalaku, "kalau kalian bertengkar terus gadis itu pasti akan sangat sedih."
"Hei! sejak kapan kau bisa jadi sebijaksana itu!" aku menunjuk temanku itu dengan tatapan tak percaya.
"hahaha..." Kujo tertawa tanpa nada, "pergilah, cari Kagemiya-san, aku akan menggantikanmu."