scene three: bittersweet

496 91 5
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jamie mematut dirinya di depan cermin. Rambut coklatnya ia gerai begitu saja. Body-fit dress berwarna broken white membalut tubuhnya dengan sempurna. Gadis itu merapikan sedikit lipstik merahnya yang sedikit berantakan, lalu berbicara dengan dirinya sendiri di depan cermin.

"Oh come on, Jamie. SMILEEEEE!"

Jamie melebarkan kedua sisi bibirnya, tapi tetap saja senyuman itu terkesan terpaksa.

"Fuck it."

Jamie menyerah dengan dirinya sendiri, menyambar clutch Chanel hitamnya, lalu pergi keluar kamarnya.




Tidak butuh waktu lama bagi Jamie untuk sampai di kafe tempat pesta ulang tahun Reyna diadakan. Selain tidak jauh dari rumah Jamie, iapun tidak harus melintasi jalanan yang biasanya macet sore-sore begini. Sesampainya di lokasi, Jamie langsung naik ke lantai dua. Suasana pesta sudah mulai ramai, dan banyak wajah yang dikenali Jamie di sana. Beberapa dari mereka adalah teman SMA Jamie.

"Who dat?" Reyna yang sedang menyapa para tamu menoleh ke arah tangga ketika menyadari ada orang yang datang.

"It's ya girl, Jamie."

Jamie mengeluarkan slogan andalannya sejak dulu, yang disambut tepuk tangan meriah para tamu. Reyna menyambut Jamie dengan memeluknya.

"You are old, fatass. Here's a gift because you aren't die yet."

Reyna terbahak mendengar ucapan Jamie sambil menyambut kado yang diberikan Jamie.

"I hate to say this but yeah you look fascinating today." Puji Jamie.

Reyna sore itu mengenakan dress satin bermotif floral, yang cocok dengan kulit putih dan kaki jenjangnya.

"I know." Jawab Reyna.

"But I'm way more fascinating, adios." Jamie mengibaskan rambutnya, yang disambut oleh tawa kencang Reyna lagi.

Well, bagaimanapun Reyna dan Jamie bukanlah tipikal 'girl squad goals' yang selalu memuji 'kamu cantik-nggak kamu lebih cantik'.

Dalam hati, Jamie bernafas lega. Ternyata saraf-saraf bibirnya bisa diajak kerjasama untuk tersenyum ketika sampai di tempat acara.




Dua meja panjang ditaruh di tengah-tengah ruangan, dengan kursi-kursi yang berjejer di pinggirnya. Jamie duduk di kursi yang bertuliskan namanya. Ketika melihat sosok yang duduk di hadapannya, Jamie tidak tahu ingin tersenyum atau malah sebaliknya.

When You Love Someone; Jae x JamieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang