Senja

20 0 0
                                    

Silir sumilir angin mengalir bagai air yang tenang nan jernih. Ditemani oleh goyangan rumput yang bergembira, aku termenung oleh keindahan cahaya kuning kemerah-merahan di atas kepala. Entah mengapa, dia sangat ingin bercengkrama denganku. Seolah-olah lambaiannya memanggilku untuk ikut beraksi di galaksi. Dengan tatapan sang mentari yang hangat menyelimuti, menambah indah pemandangan saat itu di tepi pantai. Desiran angin pantai yang mulai membeku, tak membuatku beranjak untuk segera pergi dari tempat itu. Gejolak air di samudera juga makin semangat. Layaknya tarian, dia melompat-lompat seenaknya. Aku, bersama seseorang yang sangat kucintai, duduk bersampingan berdua, menikmati semua hal yang terjadi di depan mata. Namun tak lama kemudian, dia (kekasihku) menarik-narik bajuku, mengajakku pulang. Kataku; "Sudahlah sayang... Anggap saja ini sebagai salah satu wujud hubungan kita dengan alam." Aku terkejut minta ampun. Dia menambah keindahan pemandangan dengan senyuman yang manis dan pelukan hangat di tubuhku. Sore itu, aku bahagia. Duduk bersandingan bersama kekasihku yang jelita menikmati senja di pantai berdua.

Tenangkan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang