"Kring kringgg......"
Bunyi alarm terdengar nyaring di kamar tidurku. Akupun terbangun dari tidur.
"Hmm... sudah pagi ternyata," kataku malas.
Ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah liburan panjang. Rasanya tubuh ini masih ingin dibuat bermasal-malasan, tapi apa boleh buat?
Akupun bangkit dari tidur dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi, kupakai seragam sekolahku. Sejenak aku berhenti di depan kaca untuk bercermin.
"Makin lama makin ganteng aja nih si Ezra!"
Aku memuji diriku sendiri di depan cermin. Yaa meskipun kegiatan ini bisa dibilang sedikit aneh, tapi hal ini bisa saja memberikan energi positif kepada diri kita sendiri. Betul kan?
Setelah puas bercermin, akupun turun menuju ruang makan. Di ruang makan aku mendapati Papa dan Rani tengah duduk di meja makan. Lain halnya dengan Mama dan Mbak Dwi yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.
"Pagi Maa, Paa, Ran, Mbak Dwi!" ucapku menghampiri mereka.
"Pagi juga!" jawab Mama, Papa, Rani, dan juga Mbak Dwi kompak.
"Sarapan apa nih, Ma? Kok dari baunya kelihatan enak?" tanyaku sambil duduk di kursi samping Rani.
"Ini masak nasi goreng, ayam, sama telur dadar Zra. Persipan buat sekolah sudah semua?" kata Mamaku sembari memindahkan ayam yang telah dimasak ke meja makan.
"Emm... sudah semua Ma" jawabku sambil menganggukan kepala. Mama melanjutkan pekerjaannya.
~hening~
"Rani, kamu belum masuk sekolah?" tanyaku melepas keheningan.
"Belum kak, masih lama, sekitar 2 minggu lagi mungkin," katanya sambil tersenyum.
"Buset!!!" jawabku kaget. Gimana gak kaget coba. Masak kakaknya yang ganteng ini masuk sekolah, dia masih bisa enak-enak tidur. Huhh, sebel...
Beberapa menit kemudian, sarapanpun sudah siap untuk kami makan. Tak lupa, Papa mengajak kami untuk berdoa sendiri-sendiri. Aku mengambil beberapa lauk dan lanjut memakannya.
"Enakk...," batinku.
Setelah kami selesai makan, akupun bersiap untuk berangkat ke sekolah. Papaku yang menyadarinya, menyuruhku jangan pergi.
"Zra, duduk dulu. Papa mau ngomong bentar," kata Papaku tegas. Ginilah Papaku. Kadang tegas, kadang bisa juga santai.
Aku membalasnya dengan anggukan. Mama, Rani, dan Mbak Dwipun menatap kami bergantian. Seketika aku merasa deg-degan. Kenapa Papa menyuruhku kembali duduk? Apakah Papa sudah mengetahui rahasia besarku? Lalu, bagaimana nasibku selanjutnya? Apa aku akan diusir dari rumah ini? Kalo iya, aku akan tinggal dimana?! Bagaimana masa depanku?! Tidak tidak, aku tidak boleh berpikir seperti itu.
"Jadi gini..." Papapun memulai bicara. Aku yang sedari tadi was-was hanya bisa berpasrah sekarang. Aku sudah ikhlaskan semuanya.
"Nanti sore, anak teman Papa datang ke rumah kita. Namanya Andre. Dia ke sini karena dipindah tugaskan dari Ibukota, tapi belum dapat tempat tinggal. Terus Papa beritahu suruh tinggal di sini dulu sampai dapat tempat tinggal. Dia setuju sama usul Papa. Untuk saat ini, Andre tidur di kamar kamu dulu gapapa kan?" tanya Papa.
"Huhh... kupikir apa Pa. Papa tau, Papa bikin aku deg-degan" kataku
"Hahaha.... Tapi kamu ga keberatan kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Andre, Pacarku?
RomanceSemenjak Bang Andre datang kerumahnya, Ezra merasakan perasaan aneh dan deg-degan setiapkali berdekatan Abangnya itu. Bang Andre adalah anak dari teman dekat Papa. Ia menginap di rumah Ezra lantaran belum mendapatkan tempat tinggal. Lalu bagaimana...