Sebelum pulang ke rumah, heejin pun mampir ke salah satu supermarket. Di supermarket itu dia membeli beberapa cemilan dan sebuah obat.
Saat heejin hendak membayar, ia baru ingat kalau dirinya tidak membawa dompet. Heejin hendak membatalkan pembelian, namun ada seorang murid laki-laki menyodorkan uang ke petugas kasir.
"Aku yang bayar, dan ini punyaku." Laki-laki itu lalu menaruh sebotol air mineral di sebelah belanjaan heejin.
Heejin hendak protes, tapi laki-laki itu menggelengkan kepala. Setelah membayar, laki-laki itu segera keluar dari supermarket sambil membawa botol air mineralnya dan heejin cepat-cepat mengejarnya setelah membawa belanjaannya.
"Hei!" Kata heejin sambil setengah berlari agar menyamai langkah laki-laki itu yang mulai menjauh.
"Gue akan akan ganti uang lo."
"Gak usah, anggap aja gue nraktir lo." Ucap laki-laki itu dengan santai.
"Tapi, gue gak enak jadinya." Kata heejin lagi.
"Kenapa gak enak? Gue kan temen lo."
Heejin pun langsung memandangi laki-laki itu dan ia baru sadar kalau seragamnya yang dikenakannya sama.
"Karena kita satu sekolah, jadi gue itu temen lo kan?" Tanya laki-laki itu.
Heejin mengangguk pelan, "ya, mungkin aja."
Mereka pun berhenti di sebuah halte. Halte itu tidak terlalu ramai, jadi mereka bisa duduk sambil menunggu bus yang datang.
"Gue bae jinyoung." Jinyoung tiba-tiba memperkenalkan dirinya.
Heejin pun salah tingkah, "g-gue heejin, jeon heejin."
Jinyoung mengangguk lalu mereka berdua terdiam. Heejin tidak tahu harus apa, jadi dia pura-pura sibuk dengan hpnya.
Sebuah bus pun datang. Jinyoung lalu berdiri dan berpamitan pada heejin.
"Gue naik bus ini. Sampai jumpa besok."
Heejin mengalihkan padangan dari hpnya dan cepat-cepat mengangguk. Jinyoung lalu masuk ke bus itu dan menatap heejin sebentar sebelum bus mulai bergerak.
Setelah bus itu mulai menjauh, heejin memasukkan hpnya kembali dan berjalan pulang ke rumah.
:::
Setelah makan malam, heejin langsung kembali ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur. Heejin membuka sosial medianya sambil sesekali bergumam.
"Hidup gue benar-benar membosankan." Heejin melemparkan hpnya ke samping lalu berbaring terlentang menatap langit-langit.
"Apa kalau gue mati nanti, gue bisa mendapatkan kebahagiannya yang gue inginkan?" Tanya heejin pada dirinya sendiri.
"Kamu gila ya?"
Heejin langsung mengambil posisi duduk di kasurnya dan mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Ia tadi merasa ada suara yang menanggapinya, tapi di kamar ini dia kan sendirian. Tidak mungkin ada yang menjawab dari luar karena pasti perkataannya tidak terdengar.
Heejin menggelengkan kepala, berusaha melenyapkan pikirannya tadi. Mungkin saja dia hanya berhalusinasi.
"Mungkin gue kebanyakan pikiran kali ya kok jadi halusinasi."
"Makanya stop minum obat."
Sekarang bagi heejin ini benar-benar nyata. Heejin yakin mendengar suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
zero: TEDDY BEAR | j. heejin + 00's boys
Fanfiction[DISCONTINUED] Dimana seorang gadis melewati masa terberatnya dengan bantuan sebuah suara dari boneka teddy bear miliknya.