01: a gift

498 66 6
                                    

Langit biru, udara sejuk, dan juga matahari yang bersinar tidak terlalu terik cocok sekali untuk mengawali aktivitas di pagi hari ini.

Tapi tidak terkecuali dengan seorang gadis berkuncir kuda yang berjalan ke sekolah dengan perasaan gundah. Ia benci berada di tempat itu. Tempat yang membuatnya selalu direndahkan.

Heejin berjalan cepat melewati murid-murid yang sedang bercakap-cakap di koridor. Ia tidak memperdulikan caci maki dari orang yang ia tabrak. Dirinya hanya ingin sampai di kelasnya lalu duduk di bangkunya dan menunggu waktu pulang.

Sesampainya di kelas, heejin melihat ada seseorang gadis yang duduk di bangku favoritnya, yaitu bangku terbelakang dekat dengan jendela. Ia merasa jengkel dan didekatinya gadid itu.

"itu tempat gue." Ucap heejin sedingin mungkin.

Gadis itu berpaling dari hpnya lalu menatap heejin dari atas sampai bawah. Gadis itu tersenyum tipis.

"Kayak gak ada bangku lain aja." Kata gadis itu semakin membuat heejin jengkel.

"Itu yang harusnya gue tanyain sama lo. Jelas-jelas di meja itu ada nama gue!" Balas heejin.

"Oh jadi kalau ada namanya berarti punya lo? Apa lo yang beli bangku ini? Enggak kan!" Gadis itu meninggikan nada bicaranya sehingga perhatian murid-murid lain terpaku pada percakapannya dan heejin.

"Tapi apa tujuan lo tiba-tiba duduk disini? Biasanya gak ada yang mau duduk di bangku 'rendahan' ini." Heejin menekankan kata rendahan itu.

Seisi kelas pun mulai bersorak-sorak karena melihat adu mulut ini semakin panas.

"Karena rendahan ini, maka gue mau dudukin biar predikatnya ilang. Apa lo gak capek duduk disini pake predikat 'rendahan'?" Gadis itu memberikan tatapan mengejek kepada heejin.

Sorak-sorak dan tepuk tangan semakin keras saja. Mental heejin pun menjadi ciut.

Tapi untungnya pertengkaran itu terhenti karena bel pelajaran pertama berbunyi. Heejin pun pasrah dan mencari bangku lain yang masih kosong.

Ia pun mendapatkan bangku di barisan paling depan, dekat dengan meja guru. Setidaknya dirinya merasa lebih tenang karena tidak ada yang bisa menganggunya untuk sementara.

:::

Heejin menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca novel di taman belakang sekolah. Sambil membalik halaman demi halaman, heejin sesekali mengambil sepotong buah apel dan melahapnya.

Karena merasa bosan, heejin pun menutup buku novelnya dan menatap lingkungan sekitarnya. Hanya ada beberapa murid yang tidak menghabiskan waktu istirahatnya di kantin seperti dirinya.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mengambil sepotong buah apel dari kotak bekal heejin. Heejin yang melihat itu pun menatap laki-laki itu tidak percaya.

"Enak aja lo ngambil makanan punya orang!" Kata heejin sambil berdiri berhadapan dengan laki-laki itu.

Laki-laki itu tertawa, "Siapa yang ngambil seenaknya? Gue tadi udah ngomong kok!"

"Kapan ngomongnya? Gue gak denger!"

"Sebenernya ini baru mau ngomong sih," laki-laki tersenyum malu sambil menggaruk kepalanya tidak gatal.

Heejin mengambil novel yang tadi terjatuh dari pangkuannya dan memukulkannya ke laki-laki itu. Laki-laki itu mencoba menghindar sambil meminta maaf.

zero: TEDDY BEAR | j. heejin + 00's boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang