Tangisan,
buncah,
belati,
mati.Atma bergemuruh,
semburat halwa yang diharapkan,
lenyap, lenyap, lenyap.
Netra sendu pilu,
memulai gelagatnya liar,
semacam hewan yang jalang.
Oh kasih,
kemarilah
cicipi pembuluh darah yang baru ku belah
dengan belati yang senang terasah.
Datanglah wahai keparat!
Senduku terhantam batu.
Kesenanganku terpenjara pilu.
Betapa beraninya,
kemarilah! Biar belatiku mengelus lehermu penuh cinta.
Mati, mati, mati.
Habislah kau, keparat! Tertelan sendu pilu sang ulu hati.-namirre