Teng!
Teng!
Teng!
Tepat pukul dua siang bel pulang sekolah berbunyi. Tak butuh waktu lama, seluruh anak-anak SMA Cakrawala satu persatu keluar dari kelasnya masing-masing bergegas untuk pulang. Begitupun dengan dua siswi cantik ini.
"Lo pulang naik apa?" tanya Kania pada Airys. Mereka berdua berjalan bersama melewati koridor sekolah.
"Kayaknya naik angkot."
"Lo nggak bawa mobil?"
Airys tertawa kecil. "Gue nggak punya mobil."
Kania mengerutkan keningnya heran. "Kenapa nggak punya? Bukannya lo anak dari keluarga Adi— jaya ya? Setau gue sih, Adijaya itu keluarga yang kaya raya."
"Lo kok tau gue dari keluarga Adijaya?" Airys balik bertanya pada Kania.
Airys memang belum menceritakan tentang keluarganya pada Kania. Airys belum begitu mempercayai Kania. Baginya teman baru adalah orang asing juga.
"Ya— gue inget aja waktu lo nulis nama panjang lo di buku tugas tadi. Di belakang nama lo kan ada nama Adijaya tuh, otomatis lo dari keluarga Adijaya kan?!"
"Iya. Tapi gue nggak punya mobil. Udah ya, gue duluan. Takut ketinggalan angkot. Byee.." Airys melambaikan tangannya meninggalkan Kania.
"Lah, Rys! Kok gue ditinggal sih?!" teriak Kania
"Eh tapi masa orang kaya nggak punya mobil sih?"
"Wah, pasti Airys boongin gue nih."
"Gue harus kejar Airys"
***
Airys semakin mempercepat langkahnya. Ia tidak mau ketinggalan angkot jurusan ke rumahnya. Sebenarnya ia juga belum siap diwawancarai lebih banyak lagi oleh Kania.
Airys terus mempercepat langkahnya menyusuri koridor sekolah yang sudah tampak sepi. Ia menundukan kepalanya menatap lantai yang ia pijak. Tiba-tiba dari arah belakang, tangan Airys dicekal oleh seseorang. Airys menghentikan langkahnya mendadak karena cekalan itu.
"Azka?!" Mata Airys membulat saat tau itu perbuatan Azka.
"Iya" yang disebut namanya hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.
Airys menghembuskan nafas legah. "Gue kira siapa tau nggak. Ngapain sih pake nahan tangan gue?"
"Mau ngajak lo pulang bareng." Azka terus mengembangkan senyumnya pada Airys.
"Gue bisa pulang sendiri Azka."
"Naik apa?"
"Angkot" singkat Airys.
"Nah. Daripada naik angkot nunggunya kelamaan mending bareng gue aja. Sekalian kita makan siang bareng."
"Kita kan udah lama banget nggak makan siang bareng." lanjut Azka dengan memasang muka melasnya.
Airys berpikir sebentar. "Yaudah yok!"
Azka mengangguk semangat. Kemudian mereka berjalan beriringan menuju parkiran untuk mengambil motor Azka.
Sepanjang perjalanan menuju parkiran, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.
"Siapa tuh?! Deket banget sama Azka."
"Anak baru ya?! Kok gue baru liat sih."
"Deket-deket ketos lagi!"
"Dasar cabe! Brani banget deketin bebeb Azka gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mine✔ [Manurios]
Novela JuvenilFriendzone? Adek-kakakzone? Kakak tirizone? Atau kakak kelaszone? Nggak penting. Intinya gue udah jatuh cinta sama lo.