Azka menghentikan motornya di sebuah rumah minimalis dengan pekarangan kecil di depannya. Azka membuka helmnya berdiri dan melihat kearah rumah tersebut.
"Udah lama banget gue nggak kesini" kata Azka masih menatap bangunan di depannya.
"Gue juga baru beberapa hari disini. Banyak banget kenangan indah yang gue tinggal disini." Airys ikut menatap rumahnya, sendu.
Azka tertawa kecil beralih menatap dan merangkul bahu Airys. "Yaudah. Kita cari kenangan itu sekarang."
"Maksudnya?" bingung Airys tanpa melepaskan rangkulan dari Azka.
"Udah ayo masuk dulu." Azka merenggangkan rangkulanya.
"Nggak usah sungkan-sungkan gitu. Anggep aja rumah sendiri" lanjutnya lalu ngeloyor masuk kedalam rumah melewati pintu gerbang pendek berwarna hitam yang tidak di kunci.
"Hah?" Airys melongo menatap punggung Azka yang sudah masuk duluan. Bukannya ini rumahnya sendiri? Lalu Azka bilang?
"Ck," Airys berdecak, kemudian mengikuti Azka jauh dari belakang.
"Azka?" panggil wanita setengah paruh baya saat melihat Azka sudah berdiri di sampingnya.
"Siang tante," sapa Azka tersenyum manis pada Zahra.
"Kamu Azka kan?! Wah, sudah besar ya sekarang. Mana makin ganteng lagi." ucap Zahra berbinar menatap Azka di depannya.
Azka mengangguk sambil cengar cengir.
"Ayo masuk-masuk." Zahra mempersilahkan Azka masuk ke dalam rumahnya.
"Mama!"
Zahra dan Azka memutar badan mereka 180° mendengar Airys berteriak.
"Airys," Zahra melihat anak perempuanya berjalan mendekat sambil menghentak-hentakan kaki.
Azka terkekeh melihat tingkah Airys seperti itu.
"Mama" rengek Airys saat sampai di depan Zahra.
"Ada apa sayang? Kamu kok baru pulang sih?"
"Azka nakal ma. Irys telat pulang juga karna Azka, ma." tingkah Airys makin seperti anak kecil.
"Kok gue? Azka nggak ngapa-ngapain Irys kok, tante." balas Azka membela diri.
"Tadi Azka ninggalin Irys ma,"
"Nggak nggak nggak. Azka cuma ninggal Irys di depan gerbang situ aja kok." Azka menunjuk kearah pintu gerbang rumah Airys.
"Tadi Azka—"
"Udah udah nggak usah bertengkar. Sekarang kita masuk aja ya." sekat Zahra.
Azka yang merasa menang menjulurkan lidahnya pada Airys yang terlihat mendesis sebal. Kemudian mereka bertiga masuk kedalam rumah.
Zahra menyuruh Azka untuk duduk di sofa ruang tamunya sebelum ia tinggal ke dapur mengambil camilan dan minuman untuk Azka. Sementara Airys naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk berganti baju.
Azka melihat-lihat foto keluarga Airys yang terpajang rapi di dinding ruang tamu. Matanya beralih menatap foto seorang gadis kecil dengan boneka di tangannya sedang merangkul lelaki kecil yang tersenyum pada kamera. Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat.
"Azka makasih ya bonekanya, Ilys suka banget sama boneka yang Azka kasih"
"Sama-sama Ilys. Nanti kalo Azka udah besal, Azka bakalan ajak Ilys jalan-jalan ke Plancis buat beli boneka sapi yang gedeee bangettt."
"Benelan Azka?! Azka bakalan ngajak Ilys beli boneka kayak gini di Plancis?!"
"Iya Ilys. Azka janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mine✔ [Manurios]
Novela JuvenilFriendzone? Adek-kakakzone? Kakak tirizone? Atau kakak kelaszone? Nggak penting. Intinya gue udah jatuh cinta sama lo.