PART 30 : Wedding?

1.5K 61 8
                                    

Welcome to the next part!

_____________________________________________

Sudah tepat seminggu, sejak insiden perkelahian Bryan dan Lucky, Elina tidak mendapat kabar apapun dari Bryan. Bahkan, pria itu seperti hilang ditelan bumi.

Apa Bryan sudah pulang ke Indonesia? Ia terus memikirkan hal itu, meskipun ia yakin, Bryan tidak akan melakukannya. Pria itu sudah berjanji akan berjuang bersamanya untuk mempertahankan hubungan mereka.

"Sudah siap?" Pertanyaan Lucky membuyarkan lamunan Elina. Pria itu menghampirinya dengan mengenakan kaos putih polos dipadukan jaket kulit hitam, ditambah dengan ripped jeans berwarna navy. Ah ... Lucky memang tidak pernah gagal membuat orang mengaguminya.

Hari ini, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama seharian penuh. Bukannya untuk rekreasi, hanya saja mereka ingin memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang beberapa hari lalu. Jika dipikir-pikir kembali, mereka memang sangat jarang bertemu, karena pekerjaan Elina yang menumpuk atau Lucky yang memang sengaja menghindarinya?

Elina mengangguk pelan. "Ayo pergi! Aku ingin menceritakan banyak hal padamu."

Lucky menatapnya sejenak, sebelum meraih kunci mobilnya. "Banyak hal?"

"Ya, sangat banyak."

***

Tuileries Garden menjadi tujuan utama mereka kali ini. Perpaduan memukau antara kolam, air mancur, dan taman yang dipenuhi berbagai jenis bunga, benar-benar sangat menyegarkan mata pengunjung.

Gadis itu menutup matanya—menikmati semilir angin yang berhembus di wajahnya. Udara terasa sangat menyejukkan pagi ini. Ia menoleh ke arah Lucky yang kini juga sedang memperhatikannya.

"Tutup matamu, dan rasakan suasananya," ucapnya memberi intruksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tutup matamu, dan rasakan suasananya," ucapnya memberi intruksi.

Lucky hanya tersenyum, tidak melakukan ucapan adiknya yang menurutnya sangat konyol. "Bagaimana bisa kau menikmati sesuatu tanpa melihat keindahannya?"

"Karena begitulah cinta bekerja. Kau tidak harus melihatnya, tapi merasakannya. Kau mengetahui bahwa kehadirannya memang nyata, meski ia tak pernah bersuara. Kau dapat merasakan bahwa di depanmu adalah sesuatu yang sangat bermakna, meski yang kau lihat saat ini hanya kegelapan yang tak kenal massa."

Lucky tertegun mendengar penuturan adiknya. Sebegitu berpengalaman kah gadis itu tentang cinta?

Elina membuka mata, lalu terkekeh pelan—mendapati wajah Lucky yang menatapnya tidak percaya. "Ada apa? Kau tidak pernah membahasnya dengan Kiara?"

Lucky berdeham pelan, sengaja menoleh ke arah lain agar tidak terlihat bahwa ia sedang mengagumi adiknya. "K-kami sering membahasnya. Apa kau ingin berjalan-jalan di sekitar kolam?"

YOU and Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang