Malam pun tiba, semua omega sedang sibuk mempersiapkan segala kebutuhan dari dalam pack untuk menyambut orangtua sang alpha dari London. Tak lupa, gadis bercadar pun turut membantu pekerjaan ibunya yang merupakan seorang omega.
“Jessi… bisakah bantu ibu.” pinta ibunya.
Jessica langsung mengiyakan permintaan ibunya itu.“iya bu, ada apa?” tanya Jessica.
“simpan makanan ini ke ruang tamu lantai dasar. Simpan di atas meja. Sebentar lagi keluarga Stewart akan datang.”
“siap bos.”
***
Sesampainya di ruang tamu, mulutnya langsung menganga, dirinya takjub saat melihat ruangan yang ada di depannya ini sangatlah mewah dan luas, dan jangan lupakan elegan membuat dirinya ingin bermimpi merasakan bagaimana jika dirinya duduk di kursi yang empuk itu sambil menyantap makanan lezat yang siap tersaji. Saking terkagumnya, tidak tau jika ada seseorang melihat dirinya dan langsung mendekati gadis itu. Sebuah tangan menepuk pundaknya membuat si empu kaget dan hamper nyaris berteriak jika mulutnya tidak di bekap oleh orang itu.
“ssssttt… pelankan suaramu itu jika tidak mau terlibat masalah.” Sebuah suara yang dikenalinya membuatnya kaget saat tau wajah pria itu.
“Denis?” tanya Jessica memastikan, takut-takut matanya salah melihat. Pria yang di panggil Denis itu langsung terkekeh melihat keterkejutan gadis itu.
“iya, Denis mana lagi selain diriku yang super ganteng begini. Namaku bukan sembarang nama yang harus di pakai sembarang orang nona cantik.”
Mendengarnya membuat Jessica mendelik kesal. Pede sekali dia, batinnya.
“hei hei hei… jangan gitu. Jelek jika wajahmu begitu.” Jessica hanya menggerutu sebal. Kalau di pikir-pikir, Jessica baru ingat kenapa ada denis di ruangan ini yang membuatnya bertanya-tanya. Jessica langsung menatap Denis secara intens membuat yang ditatapnya risih sekaligus gugup. Oh ayolah, baru kali ini ada wanita yang berani menatapnya dengan jarak yang lumayan dekat membuat wolf dalam dirinya bersorak riang.
“oh ayolah bung, cium saja dia. Kesempatan dalam kesempitan.” Ucap wolfnya Denis me-midlink membuat Denis jengah dengan Wolfnya itu.
“STOP wolf mesum.” Balasnya dan langsung memutuskan midlink secara sepihak.
“hei-hei… kau lagi berbicara dengan wolfmu yah?” tanya Jessica tepat sasaran membuat Denis menganggukan kepalanya pelan.
“kenapa kau… “ belum sempat berucap, Jessica langsung bertanya, “kau siapa disini? Tamukah? Kenapa bisa ada disini? Jawab aku?” tanya Jessica bertubi-tubi membuat Denis terkekeh melihat wajah Jessica yang lucu.
“apanya yang lucu?” tanya Jessica.
“kau tau, baru kali ini ada wanita yang berani menatapku secara intens dengan jarak yang lumayan dekat.” Penjelasan Denis membuat Jessica sadar dan memundurkan tubuhnya.
"Dan asal kau tau nona cantik, disini aku adalah wakil dari Pack ini.” Sambungnya.
“kalau pemimpin Pack itu Alpha, berarti wakil Pack itu adalah…”
“beta.” Jawab wolfnya- Gloria.
“kau beta!!” teriaknya membuat suaranya nyaring terdengar di luar ruangan.
“hei-hei-hei… pelankan suaramu itu. Kayaknya aku mulai menyadari bahwa hobimu suka menulikan telinga orang lain.”
“hei, itu naluri seseorang jika dalam keadaan kaget.” Jawab Jessica membela diri.“ya ya.. whatever. Btw, ternyata kau kerja disini? Jadi omega?” tanya Denis saat melihat seragam yang digunakan Jessica sama persis dengan seragam yang digunakan pelayan di Packnya. Pertanyaan yang di lontarkan dari pria di depannya ini membuatnya sakit hati, entahlah. Sebutan omega merupakan makhluk immortal yang tingkatannya paling rendah di banding tingkatan lainnya, membuatnya tidak menyukai posisi itu.
“emang kenapa? Kau meledekku jika pangkatku lebih rendah darimu?” tanya Jessica lirih, dirinya hampir menangis membuat Denis gelagapan.
“eh - ehh.. enggak. Bukan begitu maksudku. Kau tidak cocok di posisi itu sungguh.. bukannya ingin menjelekanmu.” Jawab Denis berusaha tidak menyakiti wanita yang ada di depannya ini.
“benarkah?” tanya Jessica dengan mata berbinar memastikan bahwa Denis tidak berkata bohong.
Terdengar helaan nafas kasar yang keluar dari mulut Denis. “oke-oke.. aku percaya dahhh.. hari ini aku sibuk, bye.” Dengan cepat Jessica langsung berjalan cepat, entah kenapa dia tidak terlalu suka dekat dengan pria yang berpangkat beta di Packnya itu, auranya cukup mengganggunya, kini bolehkah hatinya berharap semoga matenya bukan beta apalagi seorang alpha.
“semoga mateku bukan beta, apalagi alpha.” Batinnya.
Note : budayakan (minimal) klik bintang biar author bahagia 😁 sekian karena dikit yang aku tulis. Maklum masih amatiran.. see u 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Mate is My Mate (HIATUS)
Werewolfapa jadinya jika dirimu di riject oleh matenya karena wanita lain. dan apa jadinya jika dirimu bertemu dengan mate lainnya. kaget? pasti. itulah yang yang aku alami. setelah di riject oleh mate ku sendiri yang seorang alpha dari Redmoon Pack, tapi...