Mars terlihat seperti orang mati setiap kali melihat wajah terlelap gadis itu.
Ia merasa sangat bersalah. Merasa muak akan dirinya. Merasa tidak berguna. Merasa takut. Merasa tak berdaya. Ia merasa terlalu mencintai gadis di hadapannya, yang malah membuat gadis itu terluka. Merasakan semua itu membuat Mars seperti ingin mati. Ia sedang memikirkan caranya untuk mati jika gadis itu tidak selamat.
Mars merengkuh tangan lunglai gadis itu.. Menggenggamnya erat. Terlalu erat, seolah tangan pucat itu akan hancur jika genggamannya merenggang.
" Maaf.. Maaf.. " Lirihnya.. Gadis itu tidak bergerak. Ia mungkin bahkan tidak tahu kehadiran pria itu. Tentu saja. Karena gadis cantik berwajah kanak-kanak itu..Koma.
Tidak seperti biasanya. Mars yang selalu ada di Rumah Sakit setiap malam, kini sedang termangu di balkon kamarnya. Fizz yang merasa heran menghampiri bosnya itu.
" Bos.. Tidak menjenguk Miss Rissa??! " Tanya Fizz dengan suaranya yang menggelegar. Sontak Mars yang sedang melamun pun terkejut.
" Fizzz!! Kau mau aku kena serangan jantung!! Dan berapa kali sudah ku bilang! Panggil aku Mars saja!! " Teriaknya.
" Maaf deh Bos.. Eh.. Baiklah Baiklah.. Maaf deh Mars.. Lagipula aku tidak mengagetkanmu.. Kau saja yang bengong! " Kata Fizz masih di bawah pandangan jengkel Mars. Mars pun semakin emosi karena tuduhan Fizz yang mengena. Ia memang sedang melamun.
" P-E-R-G-I... " Mendengar itu Fizz langsung lari sambil terkekeh. Mars yang semakin jengkel melemparkan bantal sofa yang tidak sukses mengenai Fizz tapi malah mendarat tepat di wajah Kathy yang baru saja masuk. Di luar pintu kamar yang masih setengah terbuka Fizz tertawa terbahak-bahak dan tentunya langsung melarikan diri. Fizz memang tidak menyukai Kathy sejak pertama kali bertemu gadis itu. Tentu saja, karena Kathy memarahinya habis-habisan pada tugas pertamanya sebagai bodyguard Mars, ketika ia melarang Kathy masuk ke dalam rumah. Saat itu Fizz belum tahu bahwa gadis jangkung berkulit putih dengan rambut panjang menjuntai serta ekspresi wajah yang tidak menyenangkan itu adalah tunangan bosnya, Mars. Ia malah berpikir bahwa gadis itu mata-mata atau semacamnya. Itu membuat Mars tertawa dan sangat terkesan dengan kejujuran Fizz. Mars menyebutnya anak polos bertampang Ares! ( Red;Ares- Dewa Perang )
Sejak saat itu Fizz sebisa mungkin menghindari Kathy. Ia bahkan menjuluki Kathy " Madam Moe ". Dan Moe dari kata Monster! Mars sangat menyukai julukan itu sehingga mereka memakainya sebagai sandi rahasia. Jika Kathy datang, Fizz biasanya langsung berteriak atau bernyanyi keras-keras " Moe.... Oh Madam Moe.. Moe.. Moe.. Moe.. ". Dan biasanya Mars yang mendengar ini akan langsung mancari tempat bersembunyi yang tidak akan pernah bisa di temukan Kathy. Tentu saja Kathy tidak tahu tentang sandi rahasia ini. Tapi agaknya malam itu Mars harus menghadapi Kathy, mau ataupun tidak.
" Bagus! Aku baru datang dan kau sudah melempariku!! " Katanya dengan nada suara agak berbeda dari biasanya. Kali ini lebih ketus! Mars yang awalnya jengkel menjadi tertawa, lalu berpura-pura batuk, dan langsung memasang tampang 'biasa'. Tidak berhasil. Karena wajah Mars yang kelihatan menahan tawa, amat kentara.
" Ochoghh..Hhh,, Ehrrmm.. Umm.. Yeah.. Sorry.. "
" Dan kemana saja kau?? Aku mencarimu terus tapi kau malah menghindariku! "
" A-aku tidak kemana-mana. Mungkin kita selisih jalan. Jadi ketika kau datang, aku belum pulang. Dan ketika kau pulang, aku sudah di ujung jalan. " Mars masih menahan tawanya Karena biasanya ia memang selalu bisa menghindari Kathy berkat Sandi 'Madam Moe' penemuan jenius Fizz.
" Aneh sekali. Dan kau bahkan tidak meneleponku untuk minta maaf! Kau ini kenapa sih?? " Kathy mendesak Mars untuk memberinya penjelasan yang langsung membuat wajah Mars pucat. Kalau sampai Kathy tahu tentang Rissa... Hidup Rissa bisa lebih terancam lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
MARS
FantasyBagaimana jika orang yang kau cintai adalah seorang pembunuh bersenjata? Dengan revolver 45 Mars telah menjadi salah satu pembunuh terbaik di Kota Ahura. Namun ketika ia jatuh cinta, semua orang menjadi musuhnya, bahkan sang Ayah. Mampukah ia bertah...