Chapter : Andres Jonathan Cohen

11 0 0
                                    

Misi Saving Princess Rissa telah di sepakati akan di laksanakan pada Jum'at malam, karena Shofie telah memata-matai Gabriell Guma dan mengetahui bahwa dia akan keluar dari markasnya untuk menghadiri Pesta di sebuah Kasino ternama di Pulau Andalysa, dua jam perjalanan laut dari Kota Ahura. Tentu saja Gabriell tidak akan melewatkan Pesta manapun walau Andalysa hanya bisa di tempuh dengan Perahu Boat. Mereka mempunyai waktu 3 hari untuk mempersiapkan diri. Mereka hanya perlu melatih sedikit mengenai kode etik Saving Princess kepada beberapa pengawal terpercaya mereka, baik dari satuan pengawal Mars maupun Andres dan Shofia, yang akan ikut dalam misi ini.

Shofie mempersiapkan senjata andalannya dari mulai Colt Phyton Perak kesayangannya sampai Bumerang kuno yang entah apa fungsinya. Mars sedang menggosok Revolver 45 nya yang ke tiga ketika Andres muncul di ikuti Roberto. Sepertinya mereka bertengkar. Mars tahu pasti apa yang mereka ributkan. Rob tidak ingin Andres ikut misi ini. Menurutnya ini terlalu berbahaya. Dan sejujurnya menurut Mars juga begitu. Dan sesungguhnya ia tidak ingin Andres ataupun Fizz atau bahkan Shofie untuk ikut. Tetapi dengan ide Misi penyelamatan Saving Princess ini, mustahil mereka akan membiarkan Mars bertempur sendiri. Andres keluar ruang tengah dengan marah, membuat sebuah vas bunga terjatuh dan pecah setelah dengan tak sengaja menabraknya ketika keluar.

Tinggal Rob dan Mars dalam ruangan itu. Mars tidak tahu harus berkata apa, jadi ia hanya diam seraya terus menggosok Revolvernya. Rob berdeham.. Sepertinya ia akan memulai pembicaraan, pikir Mars.

" Ehm..Eherm.. Umm.. Mars.. " Kata Roberto dengan nada suara tertekan. Tidak biasanya.. Mars mengenal Roberto sebagai pribadi yang periang dan humoris. Sama seperti Fizz. Namun kali ini tampak sekali seluruh penderitaan pada wajah dan suaranya.

" Ya ? " Jawab Mars.

" A-Apakah.. Maksud.. Ma-Maksudku.. Err... Bisakah kau membujuk Andres untuk.. Untuk.. "

" Aku sudah mencobanya Rob.. Maaf.. Tapi dia bersikeras ingin tetap ikut.. Kau tahu bagaimana keras kepalanya Andres kan? Ku kira hanya kau yang bisa membujuknya.. Karena itulah aku menghubungimu.. " Sambar Mars sebelum Roberto menyelesaikan kalimatnya.

Mars tentu saja tahu apa yang Roberto inginkan darinya. Tetapi Mars sudah mencoba membujuk Andres agar tidak ikut. Di antara Mars, Fizz, Shofie dan Andres, hanya Andres yang paling tidak berpengalaman berhadapan langsung dengan Mafia atau perang senjata. Andres terlampau lembut untuk membunuh. Mars bahkan tidak yakin ia mampu membunuh. Namun begitu, Andres sangat pandai menggunakan Winchester Model 1987. Sebuah Trench Gun dengan M1917 Bayonet dan hanya pernah di gunakannya untuk berburu rusa di hutan. Dan tentu saja itu akan sangat membuat Roberto cemas.

" Aku tahu... " Ujar Roberto pasrah. Mars sangat iba melihatnya. Ia hanya memandang Roberto yang kini duduk lemas di sebelahnya. Wajah Roberto begitu murung dan Mars tidak tahu apa yang harus ia lakukan atau katakan.

" Andy juga tidak membiarkan aku ikut.. " Katanya lagi seraya melipat tangannya di atas meja di hadapannya dan meletakkan kepalanya disana dengan amat lemah. Sepertinya ia ingin menangis namun di tahannya sekuat tenaga. Tubuhnya kini gemetar karena menahan tangis. Mars menghampirinya dan menepuk-nepuk punggungnya lembut.

Andres berada tepat di pintu masuk dan menatap kekasih dan sahabatnya dengan sedih. Ia beranjak ke kamarnya dan mengumpulkan segenap tenaganya untuk mempersiapkan segalanya. Peluru untuk Winchesternya sudah siap. Ia sedang mencari tas kulit untuk menyimpan semuanya ketika Shofie masuk ke kamarnya. Andres tidak terkejut. Dari suara sepatunya ia tahu itu kakaknya karena di rumah itu hanya Shofie yang menggunakan High Heels kemanapun ia pergi. Andres tidak menoleh. Ia terus menyibukkan diri.

" Kau tidak perlu ikut. Kau tahu..? " Ungkapnya.

Tentu saja. Tentu Shofie akan sama cemasnya dengan Mars atau Rob. Namun mereka tidak tahu. Mereka tidak tahu ia tidak bisa tidak ikut apapun yang terjadi. Ia merasa bertanggung jawab atas semuanya. Sampai Rissa kini harus berada di tangan Gabriell Guma. Mars telah menitipkan gadis itu padanya dan ia tidak bisa menjaganya dengan baik. Tidak. Mereka tidak akan mengerti.

" Kau tidak bisa membuatku mundur Shof. ". Katanya tegas. Shofie menatap adik kesayangannya itu dengan sedih. Namun ia tidak berkata apa-apa lagi. Shofie tahu dia atau siapapun tidak akan bisa membuat Andres berubah pikiran jika ia sudah memutuskannya. Andres terlampau keras kepala. Sama seperti dirinya.


MARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang