"Mimpi?....bagaimana bisa aku mimpi seperti itu dan mengapa?"
Aku bingung dan merenungkan semua yang terjadi dalam mimpi sejenak.
Creeekk
Terdengar suara denyitan dari pintu ku yang menyadar kan ku dari renungan ku
"Hey putri tidur,sampai kapan kamu akan tidur di kasur baru mu itu?"
Aku hanya memikirkan mimpi semalam dan tidak menghiraukan ejekan dari Helena. Helena menatap ku dengan kebingungan
"Hey,lisa...apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu tampak begitu kebingungan dan takut?"
"A-aku"
"Ada apa?katakan padaku apa yang terjadi?"
Aku menceritakan semuanya kepada Helena dan hati ku menjadi agak lega.
"Hah??...itu kah yang di pikir kan oleh teman cantik ku ini"
"Hey berhentilah mengejekku...."
"Hahaha....iya baiklah tapi aku heran,knp harus ada nama Athala di mimpi mu dan dia seorang putri?"
"iya itulah yang ku pikir kan"
Kamar ku hening,aku dan Helena tidak berkata sepatah kata pun karena terhanyut dalam keheningan.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu yang memecah kan keheningan singkat di kamar ku
"Hey lihat ibu bawa kudapan untuk kalian"
Ibu datang dengan membawa roti kecil yang sangat manis. Rambut ku berbeda dengan rambut orang tuaku,mereka memiliki rambut berwarna oranye kemerah merahan(semua orang dewasa memiliki warna oranye kemerah merahan).
"Hm..tante"
"Iya Helena?"
"Se-sebenarnya.."
Helena menatapku dan memberiku isyarat 'bagaimana,boleh?'. Aku hanya menganggukkan kepala
"Sebenarnya ada apa di sini,katakan padaku Helena"
Helena menceritakan semuanya dengan wajah sedikit tenang dan ibuku yang mendengarnya terlihat sedikit takut dan kawatir.
"Begitu te"
Ibu hanya terdiam sambil di hiasi sedikit ketakutan di wajah nya yang terlihat begitu jelas
"Kalian jangan berpikir lagi tentang itu lagi...mengerti..dan jangan mencoba untuk mengingat ingatnya ataupun mengetahuinya lebih dalam lagi,ibu akan taruh kudapan nya di atas meja belajarmu"
Creeek
Ibu berbohong. Aku tau dia berbohong...matanya tampak tak bisa berbohong....aku tidak bisa berkata apa apa lagi
"Hey Lisa,mari kita bertanya pada pemimpin desa"
"Kamu tidak dengar apa kata ibu ku barusan?"
"Tentu saja aku dengar tapi sepertinya ini adalah hal yang amat sangat penting sehingga ibumu berbohong"
Aku berpikir sejenak dan mencoba memahami semua dan akhirnya aku mengangguk dengan agak ragu dan Helena tersenyum padaku
"Baiklah kalau begitu ayo,hehe"
Helena menarik tangan ku dan berlarimenuruni tangga ke lantai bawah
"Hey pelan pelan Helena!"
Helena hanya tersenyum menyembunyikan wajah kekawatiran nya dan aku pun begitu
"Helena Lisa kalian mau kemana?"
Ayah ku menghentikan kami. Helena tampak tidak takut dan tersenyum senyum sendiri.
"Kami akan ke rumah pohon om,aku ingin memberi Lisa hadiah nya..hehe"
"Hmm baiklah berhati hati lah"
"Baik om"
•_____________•
"Hey Helena,kita benar mau ke rumah pohon?"
"Ya tentu saja Lisa!"
"Tap"
"Syut diamlah!"
aku hanya diam bergandengan tangan dan tersenyum. Tanpa kusadari kami telah tiba di rumah pohon kami yang indah dan di balut dengan bunga berwarna kuning dan oranye itu.
"Selamat ulang tahun Lisa!"
"Waahh...terimakasih Helena"
Helena menyodorkan hadiah padaku.
"Terimakasih"
"Sama sama"
Duk duk
"Hhaaaahh!!!"