2). Gara-gara bola basket

127 10 3
                                    

Happy reading:)

                                *****

"Araaaaaaa!" Cayra memasuki kelas sambil berteriak memanggil nama Ara. Yang di panggil pun hanya memutar bola matanya malas.

"Kenapa sih lo? Masih pagi aja udah teriak-teriak. Untung kalo suara lo merdu, ini suara lo kek toa masjid tau nggak!" Kata Ara tetap fokus pada handphonenya.

"Ihh... gue punya berita penting tauuu!" jawab Cayra dengan semangat.

"Apa?" Sontak Ara menolehkan kepalanya sejenak pada Cayra dan kembali memainkan handphonenya.

"Ternyata..." Cayra menggantungkan kalimatnya. Ara kembali menoleh pada Cayra dengan alis terangkat merasa penasaran. "Cowok yang kemarin itu namanya Abi dan kelasnya itu di XI IPA 2, kelas sebelah tau nggak!" lanjut Cayra dengan penuh semangat.

"Itu yang lo bilang berita penting?" Ara pun hanya mendengus kesal.

"Ada lagi sih, ternyata dia itu keponakannya Bu Melati," kata Cayra sambil mengambil ponselnya dari dalam tasnya.

"Kalo yang lo bilang berita penting itu tentang si cowok sombong itu, gak ada pentingnya sama sekali buat gue!" kata Ara sambil berjalan keluar kelas.

"Tapi kan itu penting banget buat gue. Araaa tungguin ihh!" kata Cayra buru-buru mengejar Ara.

                               *****

Bel istirahat sudah berbunyi. Kini seluruh murid-murid berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Ada yang berjalan menuju ke kantin, ke perpustakaan, ke taman belakang sekolah, ada juga yang bermain basket atau hanya sekedar duduk-duduk berbincang bersama temannya.

Kini Ara dan Cayra termasuk orang-orang yang akan menuju ke kantin. Tenaga mereka sudah habis terkuras karena ada ulangan matematika mendadak tadi pagi. Saat hendak menuju kantin, Cayra melihat ada kerumunan di sekitar lapangan basket. Karena merasa penasaran dia pun mengajak Ara untuk melihat apa yang terjadi.

"Ara, coba lo lihat deh," suruh Cayra menunjuk pada kerumunan tersebut "Kok pada rame-rame gitu ya, kesana yuk!" Ajak Cayra sambil menggandeng Ara menuju ke lapangan basket.

"Apaan sih Cay...gue udah laper banget inii," kata Ara menahan tangan Cayra yang sudah menariknya menuju kesana.

"Ihh, bentar aja Ra. Gue penasaran," Cayra terus menarik tangan Ara yang tidak mau beranjak dari tempatnya.

"Lo aja dehh, gue udah gak kuat nihh," kata Ara terus melepaskan genggaman tangan Cayra yang bersikeras untuk mengajaknya menuju kerumunan tersebut.

Tapi, bukan Cayra namanya kalo dia akan menyerah begitu saja.

"Bentar aja kok Ra. Ayooo!" mohon Cayra berusaha mendorong tubuh Ara dari belakang agar gadis tersebut mau di ajak kesana.

Akhirnya karena terpaksa Ara pun mengikuti kemauan Cayra. Dia pikir waktunya hanya akan habis di sini jika berdebat lebih lama lagi.

Setelah sampai di sana Cayra menarik Ara untuk menerobos kerumunan tersebut. Setelah melihat apa yang terjadi, Cayra melompat kegirangan.

"Ya ampunn...Keren bangeeett!" kata Cayra penuh semangat. Ara yang melihatnya memutar bola matanya malas. Bagaimana tidak, ternyata yang dia lihat adalah para cowok-cowok yang sering dia dengar 'banyak di kagumi' oleh kaum hawa di SMA Nusa Bangsa itu bermain basket di lapangan, termasuk cowok yang di temuinya tempo hari.

"Udah ahh Cay... ngapain sih ngeliatin mereka. Apalagi ada si makhluk sombong itu. Yuk ke kantin, gue udah laper nih," ajak Ara menarik tangan Cayra meninggalkan kerumunan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang