Chapter #2

18 3 0
                                    

/kalimat;kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan

***

Minhye.

Park Minhye tepatnya.

Bagi Jaehyun tak ada yang salah dengan gadis sebangkunya itu. Ya. Pria itu meyakinkan diri, "Tidak ada yang salah,"

Jaehyun bersama sebuah susu kotak vanilla digenggamannya menghampiri gadis yang tengah melahap sepotong sandwich dari kotak bekal berwarna biru muda itu.

Gadis yang duduk di sebuah kursi panjang itu menyibakkan rambut yang mengganggu penglihatannya. Senyuman tipis terukir di bibir tipisnya, "wahh.. atap sekolah memang yang terbaik."

"Aku juga murid pindahan tapi aku tidak senaif dirimu," ceplos Jaehyun tanpa permisi membuat Minhye otomatis memutar tubuhnya mencari sumber suara.

"Oh. Kau sudah sampai," balas Minhye lalu menerima susu kotak yang diulurkan Jaehyun.

Seulas senyum jahil dilemparkan pria Jung itu kepada Minhye yang kini menggeser tubuhnya agar Jaehyun bisa duduk di sisinya.

Mereka membiarkan desiran angin musim semi menerpa kulit masing-masing bahkan suara bising murid-murid yang tengah bermain sepak bola di bawah sana tak berhasil mematahkan kebisuan di antara dua sosok lain jenis ini.

Entah Minhye yang terlalu sibuk menikmati panorama alam yang sangat menyejukkan matanya atau Jaehyun yang terlalu sulit menyusun kata-kata.

"Kau juga murid pindahan?" Tanya Minhye setelah sepuluh menit berlalu.

Jaehyun yang semula memejamkan matanya beralih menatap gadis yang juga menatapnya, menunggu jawabannya.

"Ya. Aku pindah dari California saat liburan musim dingin tahun lalu," jawab Jaehyun seadanya.

Alasan mengapa Jaehyun fasih berbahasa Inggris adalah karena dia sempat tinggal di Amerika selama empat tahun. Ia juga mahir bermain basket hingga lelaki yang lahir di bulan Februari itu digadang-gadang menjadi penerus Park Chanyeol -kapten tim basket sekolah saat ini.

Minhye mengangguk paham lalu meneguk susu kotak yang diberikan Jaehyun beberapa saat yang lalu.

"Boleh aku bertanya?" Izin Jaehyun sebelum menanyakan satu hal yang mengganjal otaknya semenjak ia menginjak lantai kantin.

"Tentu saja,"

"Apa kau mengenal Park Chanyeol?"

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Minhye menggeleng.

Melihat itu Jaehyun spontan membulatkan matanya terkejut. "Heol?! Jadi kau memberikan bibirmu untuk orang yang kau sendiri tidak tahu itu siapa?!" Seru Jaehyun tak percaya.

"Jadi nama pria itu Park Chanyeol?" Balasnya dengan nada santai walau jantungnya berdetak lebih cepat dan otaknya melayangkan pertanyaan 'darimana Jaehyun tahu?'

Park Chanyeol itu bintang lapangan bahkan mungkin bintang sekolah.

Sama dengan namanya yang terlalu terkenal di kalangan siswa, ketampanannya pun dinilai tidak manusiawi. Siswi di sekolah ini tidak bisa bersikap biasa saja jika sudah melihat pria yang wajahnya setara dengan idol itu.

Tak heran jika Chanyeol memiliki fanclub sendiri. Terdapat banyak blog yang membahas tentang Chanyeol dan teman-teman yang sama tampan dengannya.

Sebut saja Byun Baekhyun, si pengendali ruang musik

Sebut saja Byun Baekhyun, si pengendali ruang musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

0 WORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang