Seoul, Korea Selatan
[6 Maret 2018]"Jieun giliran mu membuang sampah ya, hati-hati ada beling kaca bekas vas tadi pagi" aku mengangguk mengerti dan bergegas mengambil kantong plastik hitam tersebut membawanya ke belakang sekolah.
Karena jadwal piket ku dan yang lain jatuh pada hari sabtu, mau tak mau kami harus membuang sampah nya sendiri ke belakang. Karena petugas sudah libur di hari sabtu.
Aku menggerutu sepanjang jalan karena gadis-gadis bodoh yang mengidolakan Kim Taehyung dan Park Jimin itu menjatuhkan vas dan berteriak-teriak hanya karena kedua orang itu lewat didepan kelas kami, dan membuatku harus membuang beling nya sekarang.
"Jimin-ah ... " aku terhenti saat mendengar lirihan tersebut. Serasa tak ingin mengganggu karena sepertinya ada masalah serius. Walaupun aku sedikit kaget karena aku baru saja merutuki orang yang bernama Park Jimin itu. Aku sendiri belum tahu wajah pemuda itu seperti apa.
Aku mengintip sedikit, tampak seorang laki-laki dan perempuan namun lelaki itu membelakangi ku.
"Maaf saja, aku benci padamu. Jadi jangan berharap bahkan sedikitpun" jawaban lelaki itu membuat ku terbelalak.
Kasar sekali ... bagaimana bisa ada orang sekasar ini di sekolah ku.
Perempuan itu makin menangis tersedu dibuatnya, dan akhirnya berlalu pergi lalu ia sedikit kaget ketika melihat ku yang bersembunyi saat dirinya tengah lewat dihadapanku dengan wajah sendu itu.
Karena ku pikir drama mereka telag usai, lantas aku langsung berjalan kembali untuk membuang sampah ke tempat pembuangan.
Bodohnya adalah, aku lupa beling kaca yang ada didalamnya hingga tangan ku sedikit tergores dan berdarah karena beling menyebalkan itu.
"aw"
Bertepatan saat itu juga, tangan yang ukuran nya lebih besar dariku itu meraih tanganku yang luka dengan lembut seolah takut bahwa aku akan bertambah sakit jika saja ia sedikit melakukan kesalahan.
"Kau mendengarnya?" Lelaki kasar itu kini berhadapan dengan ku sembari mengelap darah yang ada di tangan ku dengan sangat hati-hati.
"Tentu saja. Kau kasar ya" ucapku tanpa sungkan sedikitpun. Namun respon yang kudapatkan hanya senyuman kecil darinya.
"Kau harus hati- hati lain kali. Ini bisa infeksi jika tidak cepat dibersihkan"
Aku menatap dalam matanya yang tengah menatapku juga. Aku menunduk kemudian melepaskan tangan ku dari genggamannya.
"Aku tidak suka lelaki kasar, maaf saja"Ia tertawa memperlihatkan barisan gigi-giginya itu dan menangkup pipiku. Wajahnya sangat dekat dengan ku hingga aku mundur beberapa langkah. "Aku tidak suka juga tuh pada perempuan yang suka menilai orang seenaknya"
Ia berlalu pergi meninggalkan ku yang sudah sangat ingin memukulnya. "Dasar menyebalkan!" Pekikku kemudian ia terhenti sejenak dan berbalik sekarang menghadapku.
"Aku harap kau tak terpesona dengan ku nantinya atau kau akan menyesal"
Cih.. siapa juga yang akan terpesona dengannya. Park Jimin yang diagungkan disekolah tidak sebaik yang mereka kira. Bagaimana bisa banyak sekali yang suka padanya.
Dia tidak tinggi, tidak begitu tampan, pintar juga pasti hanya karena keberuntungan karena keluarga kaya nya itu.
Jauh sekali dari tipe ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTOGRAPH [BTS FANFICTION]
FanfictionJieun tentu bertekad menghentikan apa yang dicarinya selama ini karena berakhir percuma oleh seorang pria berbau jeruk manis itu-si bedebah sialan menurutnya. Harusnya ia sadar diri untuk mundur tanpa di perintah begitu Pria itu menginvansi seluruh...