#3

9 0 0
                                    

"Kau tak apa-apa?"

Kalimat itu membuatku mendongakkan kepala ku, menatap seseorang yang tak jelas wajahnya karena sinar matahari yang menyilaukan, hingga aku berusaha berdiri.

"Oh, Eunwoo!" Ucapku dan lelaki itu tersenyum sembari membantuku berdiri. Buku ku yang jatuh diambilnya dan diserahkan padaku——masih dengan senyuman.

"Maaf, aku tidak sengaja. Maaf ya. Aku buru-buru. Sampai jumpa!" Ia menunduk berulang kali, berusaha mengekspresikan betapa ia merasa bersalah sudah menabrak gadis manis dan mungil seperti ku.

Aku hanya terdiam karena perlakuannya yang sangat buru-buru dan menghilang dibalik gedung perpustakaan.

Kuhela napas ku dan melanjutkan jalan ku kembali ke kelas sebelum pelajaran sejarah dimulai. Aku menatap telapak tanganku yang sedikit berdarah tadinya karena jatuh.

'Kau harus hati- hati lain kali. Ini bisa infeksi jika tidak cepat dibersihkan'

Tiba-tiba aku teringat kata-kata Jimin dikepala ku. "Ahhh, aku pasti sudah gila" pekikku sendirian kemudian berlari menuju toilet untuk membersihkannya. Sebelum suara Jimin terngiang kembali di pikiran ku.

Itu lebih menyeramkan dari tugas fisika. Menyadari fakta bahwa aku sepertinya akan benar-benar menyukai lelaki kasar seperti dirinya.

•••

Matahari sudah mulai beristirahat digantikan bulan saat ini dan aku sedang bersiap-siap pergi menuju kafe milik orang tuaku. Hari ini suasana hati ku sedang baik, dan aku ingin bernyanyi sedikit saja di kafe. Hobiku itu bernyanyi tapi aku bukan orang yang begitu percaya diri didepan umum. Oh jangan tanyakan seberapa nakal dan memakukannya kelakuan ku jika sedang bersama Hana walau aku ini pemalu.

"Jieun, bawa payung jika pergi kesana" Ibu berteriak mengingatkan dari arah dapur ketika aku sudah selesai memilih dan mengenakan baju yang aku inginkan.

Karena sepertinya cuaca hari ini dingin aku memilih sweater coklat dan rok sepaha.

"Kau ingin kemana dengan pakaian seperti itu?!" Tiba-tiba saja Jungkook datang sembari berteriak seolah kakak nya ini tidak akan pernah mendengar celotehannya itu.

"Aku ingin ke kafe tentu saja" jawab ku santai namun ekspresi Jungkook masih sama. Seperti kesetanan melihat baju yang kukenakan.

"Tidak dengan rok pendek begitu!"

"Cih ..." aku menghiraukannya dan mengambil tas kecil ku yang bewarna senada dengan baju ku.

"Cih katamu !?" Ia mendengus berlebihan.

Ia masih saja berceloteh hingga aku keluar dari rumah. "Sejak kapan dia peduli dengan pakaian ku" aku berjalan dengan cepat melewati beberapa ruas jalan yang ramai agar tidak terjadi hal aneh.

Karena aku pernah hampir mati jika saja Jungkook tidak datang saat itu. Aku benci orang yang senang minum.

Padahal itu merusak kesehatan mereka sendiri. Dasar bedebah gila.

Tiba-tiba saja hujan mengguyur seisi kota hingga aku lari dengan cepat menuju salah satu toko untuk berteduh. "Sial! Ini gara-gara bocah itu, aku jadi lupa payung ku"

Hujan sepertinya enggan berhenti hingga aku memutuskan untuk menerjang nya saja karena kafe yang kutuju hanya beberapa meter saja.

Dengan keberanian yang sudah ku kumpulkan, aku berlari cepat menyusuri trotoar dan sampai dengan baju dan rambut yang sudah sedikit basah—uh, mungkin lembab.

Aku memutuskan untuk segera masuk dan menghangatkan diri didalam. Tiba-tiba Ayah menghambur ke arahku dengan wajah cerianya seperti biasa.

"Ingin bernyanyi?" Tanya nya——seolah tau rutinitasku berkunjung, pria itu datang dengan wajah berbinar. Aku tersenyum dan menatap beberapa pengunjung yang keliatan sedikit sepi. Hingga aku menganggukkan kepala tak sabaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AUTOGRAPH [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang