.
.
.#-#-#
Bulan tampak penuh malam ini. Suasana kastil Zeith terasa tenang dengan selingan deru pelan angin malam yang berembus. Di sisi timur halaman istana, tampak kelebatan hitam yang berlalu cepat, menghilang di balik pepohonan.
" Aku sudah menerbangkan Snow sesuai perintah anda."
Sesosok manusia berjubah cokelat berdiri merapat di balik pohon, berbicara pada sosok lain yang terlihat duduk di salah satu dahan pohon, tertutupi rimbunnya dedaunan.
" Setelah Taryn mendapat pesanmu, siapkan semuanya. Aku sudah memerintahkan seorang pengawal untuk menjemput kakakku. Jangan sampai ada yang melihat pergerakanmu. Mengerti?"
" Baik. Tapi, Nona..."
" Ada apa?"
" Orang-orang itu... apakah mereka benar suruhan..."
" Kau tak perlu mengurus hal itu, Egyed. Itu bagianku. Dalam tiga hari kita harus selesai menyiapkan semuanya."
" Baik."
" Kembalilah. Dan, hati-hati."
Sosok berjubah cokelat itu melangkah pelan menuju tengah hutan, sedangkan lawan bicaranya masih bergeming di tempatnya, di atas dahan pohon yang cukup besar. Kepalanya terdongak menatap langit malam dari sela-sela ranting.
" Aku harus menyelesaikan semuanya sendiri."
#-#-#
Kent memerhatikan tiga orang yang tampak mengobrol santai di kursi taman. Edlyn, Kaie, dan seorang pria yang Kent kenal sebagai putra dari panglima kerajaan, Slade. Sesaat tatapannya bertemu dengan mata amber milik Kaie, dan dengan cepat gadis itu mengangguk hormat, menandakan bahwa ia menyadari keberadaan Kent di sana.
" Apa yang tengah kalian bicarakan? Sepertinya seru sekali."
Slade tertawa pelan. Pria itu bangkit dari duduknya dan memberi hormat pada Kent. " Selamat pagi, Pangeran Kent. Kami hanya membicarakan tentang beberapa hal."
" Ah," Kent mengangguk paham. " Apakah aku boleh ikut bergabung?"
Sekali lagi, tatapannya bertemu dengan mata Kaie, yang kini sudah memberikan sorot penuh pertanyaan padanya. Kent hanya tersenyum menanggapi gadis itu. Dia tahu, meskipun Kaie tetap terlihat tenang selama dua hari ini-tepatnya setelah kejadian di pesta itu-, gadis itu tampak waspada akan sesuatu. Kaie selalu mengedarkan pandangannya diam-diam, dan terus bersama Edlyn ke manapun. Gadis kesatria itu berusaha menjaga Edlyn seketat mungkin.
Slade mempersilakan Kent untuk duduk di dekatnya.
" Kau akan kembali besok, bukan?" tanya Slade tiba-tiba.
" Ya. Kami akan kembali besok." Bukan Kaie yang menjawab, melainkan Edlyn yang duduk berhadapan dengan Kent.
Sekilas, Kent bisa melihat seringai tipis di bibir Kaie. Hanya sekilas. Hingga membuat pria itu sedikit tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Dan anehnya, Kaie tidak berniat menjawab pertanyaan apapun yang dilontarkan Slade setelahnya. Ada apa sebenarnya? Apa yang sedang dipikirkan Kaie?
" Apa aku perlu mengantar kalian?" tanya Slade lagi.
Kent sedikit heran dengan sikap santai Slade saat berbicara dengan Edlyn, tapi tampaknya putri kerajaan Eartha itu tidak merasa terganggu. Jadi dia membiarkannya meskipun ada rasa sedikit tidak nyaman di hatinya.
" Tidak perlu. Aku bisa menjaga Edlyn sendiri dengan baik," jawab Kaie tenang.
" Kau hanya membawa empat pengawal, bukankah itu terlalu sedikit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess's Knight ; Sword Lady
Fantasy. . . " Dia bukan seorang putri, namun bukan juga seorang gadis biasa. Dia berbeda. Dan karena perbedaan itulah, membuatku memilihnya." - Princess's Knight - . . . Amarah dan darah, dua hal yang ia lihat saat itu. Kematian seseorang yang san...