Hallo! Ada yang nunggu cerita ini, nggak? Maaf ya, molornya lama banget. Beneran dah, sejak kemarin-kemarin kesibukanku makin parah tiap harinya, dan pas mau lanjut udah capek duluan. Jadi gak selesai-selesai ngetiknya. Huft... Oke deh, itu aja. Selamat membaca dan semoga suka yap! -Jangan lupa voment nya ya? -.
.
.#-#-#
Ini sudah masuk hari kesepuluh sejak menghilangnya Kaie. Louen sudah mengirim beberapa orangnya untuk mencari keberadaan gadis kesatria itu, tapi nihil. Sampai saat ini Kent tidak mendapat informasi apapun tentang keadaan Kaie. Tiga hari yang lalu, ia mendapat kabar dari salah satu orang kepercayaan Louen bahwa Edlyn sampai di istananya dengan selamat, dan ternyata putri kerajaan Eartha itu pulang dikawal oleh Brishen, kakak dari Kaie. Jika memang benar begitu, Kent menduga Kaie sudah tahu sejak awal bahwa rombongannya akan diserang. Karena itu, gadis itu menukar pengawal dan menjadikan kakaknya sebagai pengganti, sedangkan ia berposisi sebagai umpan. Lagi pula, sudah jelas jika orang-orang itu hanya mengincarnya, terbukti dari mereka yang tidak mengejar kereta kuda yang semula dikawal Kaie. Mereka hanya ingin menyerang gadis kesatria itu.
Kent menggeram kesal. Ia tidak tahu keberadaan Kaie dan tidak tahu harus mencarinya ke mana. Ia yakin gadis itu masih hidup di suatu tempat, karena Kaie bukan gadis lemah yang mudah menyerah dengan keadaan. Ingin sekali rasanya ia pergi sendiri untuk mencarinya, namun tentu saja Raja Floyd segera menentang keinginannya itu.
Ya, ayahnya sudah tahu tentang berita itu, minus tentang orang-orang yang disebut sebagai Kesatria Langit yang menolong Kaie. Raja Floyd dan Ratu Rane hanya tahu bahwa ada segerombolan perampok yang menyerang rombongan Kaie, dan membuat gadis itu terpisah dari kelompoknya da menghilang. Raja Floyd juga sudah memerintahkan beberapa prajurit istana untuk mengecek sendiri tempat kejadian itu, bahkan memerintahkan mereka untuk menyisir sepanjang sungai di bawah jurang, yang diduga menjadi tempat terjatuhnya Kaie. Namun semuanya sia-sia, mereka tidak mendapatkan apapun yang bisa dijadikan sebagai petunjuk keberadaan Kaie di sana.
CRAKK!
Kent memutar tubuhnya cepat ke arah pintu balkon kamarnya. Ia baru saja mendengar sebuah suara dari arah luar, dan ia bisa tahu bahwa itu adalah suara anak panah yang menancap di kusen kayu pintu balkonnya. Dengan cepat ia berdiri dari duduknya dan melangkah mendekat. Matanya memandang awas sekeliling halaman istana yang nampak sepi. Tentu saja, malam sudah larut dan tidak mungkin ada penyusup yang bisa masuk ke area istana di saat para penjaga bersiaga di setiap sudut istana.
Kent menoleh ke kiri. Dan benar saja, ia mendapati sebuah anak panah menancap di dinding tak jauh darinya. Sebuah anak panah yang diukir dan secarik kertas dililitkan di sana. Sekali lagi Kent mengedarkan pandangan, lalu menarik anak panah itu dan membawanya ke dalam kamar. Tanpa ragu ia melepas lilitan kertas pada anak panah itu, meskipun ia tidak tahu siapa yang mengirimkan itu padanya. Entah kenapa ia merasa penasaran dengan benda itu.
Yang Mulia, Pangeran Kent
Maafkan atas kelancangan kami. Kami para Kesatria Langit hanya ingin memberitahukan tentang keadaan wanita yang tengah anda cari ke berbagai negeri. Ia berada di tempat kami saat ini. Wanita itu sedang menjalani masa pemulihan akibat lukanya yang cukup serius setelah kejadian itu. Anda bisa tenang karena kami akan merawatnya dengan baik. Namun mohon maaf, kami tidak bisa memberitahukan keberadaan kami kepada anda atau siapapun saat ini.
Wanita itu memerintahkan kami untuk mengirim pesan pada anda. Dan kami menuliskannya sebagaimana apa yang dia ucapkan.
" Kent, tetap perintahkan orang-orangmu untuk mencariku. Berpura-puralah bahwa kau tidak tahu keadaanku hingga aku kembali ke Eartha. Jika kau berhenti mencariku sekarang, maka orang yang menyerangku akan mengincar keluargamu. Kau harus menjaga mereka, dan aku akan menjaga diriku. Aku akan segera memberi kabar setibaku di Eartha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess's Knight ; Sword Lady
Fantasy. . . " Dia bukan seorang putri, namun bukan juga seorang gadis biasa. Dia berbeda. Dan karena perbedaan itulah, membuatku memilihnya." - Princess's Knight - . . . Amarah dan darah, dua hal yang ia lihat saat itu. Kematian seseorang yang san...