angka tujuh angka keramat bagiku,diumur tujuh tahun aku ditinggal orang tuaku mereka berpisah, sejak itu ibuku menjadi depresi sampai dia meninggal karena kecelakaan mobil,ayahku mendengar jika ibuku meninggal,dia putus asa karna merasa bersalah menyelingkuhinya sampai berujung di meja hijau kemudian bunuh diri.
Pada saat kejadian itu terjadi tak ada satupun orang yang mau berteman denganku aku sering disebut sebagai anak sial anak haram atau yang lainnya.
Aku benci angka tujuh,menurutku angka tujuh membawa sial untukku,dan aku membantah yang katanya sweet seventeen? Menurutku itu bitter seventeen.
Dan suatu ketika aku bertemu malaikat yang selalu ada untukku,yang selalu membuatku tersenyum,yang membuatku kuat menghadapi apapun,yang membuatku tertawa,yang membuatku tak henti memikirkannya,dan memimpikannya.
Dan pada saat itu aku masih di panti asuhan aku menjadi yatim piatu dan tak ada kerabatku yang menjeputku pulang.
Aku hanya tersenyum miris melihat takdir hidupku yang sangat menyedihkan,jika saja aku punya tongkat ajaib aku akan mengulang waktu,tapi waktu tak bisa diputar,nasi sudah jadi bubur,dan bubur tak bisa menjadi nasi lagi itulah hidupku, hidup yang menyedihkan.
Prangg
Brukk
"Haneul!! Apa yang kau lakukan bisa nyuci piring tidak!Kalau masak tak bisa, nyuci baju tak bisa,jemur pakaian tak bisa, masak nasi tak bisa,nyuci piring dibuat hilang piringnya!nyapu dan mengepel pun tak becus!kalau begini mending kau mati saja susul orang tua-
"mianhe imo" aku berlari sekencang-kencangnya dan menangis sejadi-jadinya,aku berfikir memang benar aku harus mati,rasanya aku ingin bunuh diri tapi bunuh diri tak menyelesaikan apapun,sampai akhirnya seseorang menyentuh pundakku.
"hey,kenapa?kok nangis?"
Aku menengok dan belum sempat aku menghapus air mataku dia sudah menghapusnya menggunakan tangannya.
"hey siapa namamu?kau imut"
"kok diem aja sih aku bukan penculik tahu, kalau begitu kita salaman dulu"
"namaku jung yoon oh panggil saja jaehyun"
"kau aneh" cetusku
"namaku park haneul,kau bisa memanggilku apapun"
"apapun?" matanya membulat senang
"Ne" balasku
"kalau begitu,emm catty"
"kenapa catty?" Tanyaku
"karna kau seperti kucing"
"alasan yang tak jelas-_-"
"Dimana tempat tinggalmu?"
"Disana"aku menunjuk panti asuhan
"Maaf sebelumnya apa kau tak punya orang tua?" tanyanya
"aku yatim piatu" jawabku
"eoh maaf"
"ahniya gwenchana"
"kalau boleh tau berapa umurmu?" kepo ih untung ganteng
"14 tahun,kau?"tanyaku
"umurku 16 tahun"jawabnya
"kalau begitu nanti kita ngobrol lagi rumahku disana bagian barat dari panti asuhanmu rumah warna biru muda,pagar hitam"bilangnya
"aku juga mau pulang sampai nanti" jawabku bergegas untuk pulang kembali ke panti asuhan yang ku benci.
"HANEULL!!!kau kemana saja bunda nyariin kamu loh" dia bunda orang yang sangat menyayangiku dan menganggapku seperti anak kandungnya begitupun sebaliknya aku menyayangi dan mencintainya,dia adalah orang yang sangat mengerti keadaanku.
"Haneul bunda atas nama imo soora minta maaf atas omongannya tadi,bunda harap jangan ngambek terus yah kamu kan ada bunda,bunda sayang sama haneul inget ya"
"iya bunda" aku tersenyum tipis memaksa setelah itu aku langsung ke kamar
Setelah dikamar aku hanya berfikir apa aku pantas hidup dan apa aku pantas mati?
And every one say you must die!
So nae harus ottoke?
Hidup salah? Mati salah? Dimasukin ke rahim emak gak bisa lagi udah jadi juga anaknya,jugaan emaknya udah di liang lahat.
Hidupku memang seperti buah simalakama
Aku selalu tersenyum miris melihat keadaan hidupku yang diambang ombak.
Pengen nangis,tapi gak bisa,memangnya nangis bisa memperbaiki semua masalah?memang gak, tapi menurutku dengan aku menangis itu akan membuat hatiku tenang.
"jung yoon oh?jaehyun?ganteng sih, tapi apa aku bisa mencintai dan dicintai orang?"
Tbc.......
Next??
KAMU SEDANG MEMBACA
BAE X Jaehyun
FanfictionDitinggal?dan hidup sebatang kara? itulah kehidupan park Haneul. sampai akhirnya bertemu dengan jaehyun, orang yang haneul sebut malaikat. ______ Dan saat itu mereka lupa antara cinta dan obsesi. ©ArweinaAnjani [18.7.20]