Pilihan

67 16 1
                                    

Jika hidup adalah pilihan,  dan memanglah benar-- hidup adalah pilihan,  entah kamu atau siapapun itu haruslah memilih,  dalam keadaan terpaksa atau suka rela.

Memilih jalan apa yang akan kamu pilih sebagai alur terbaik yang akan mengantarkanmu pada akhir dari semua ini.

Jika pun kamu tidak mau memilih,  maka kamu hanya akan menjadi satu diantara hal-hal yang ditinggalkan,  dan kamu tau?  Sesuatu tidaklah ditinggalkan terkecuali dia memang hal yang tidak berharga,  semisal sampah atau sisa-sisa--mungkin.

Dan saat dirimu kembali bertanya,  kenapa untuk sekedar hidup saja,  kamu harus memilih?  Kemari,  biar aku ingatkan lagi.  Tujuan awal,  Allah menciptakanmu bukan untuk sekedar hidup/ menjalani hidup,  karena jika hanya untuk itu,  hewanpun bisa melakukannya.

Tujuan Allah menciptakanmu adalah untuk beriman hanya kepada-Nya,  dan menjadi seorang pemimpin dimuka bumi,  dan kamu tau?  Seorang pemimpin hebat terlahir dari pilihan dan usaha yabg dia lakukan dimasa lalu. Begitupun sebaliknya.

Atau ketika para hawa mulai bersuara--bertanya,  mengenai apa yang harus mereka pimpin?  Sementara kodrat mereka adalah dipimpin atau sementara mereka belumlah berkeluarga??  Tidakkah kau ingat mengenai dirimu sendiri?  Kamu memiliki tanggung jawab atas dirimu,  memimpin diri itu untuk bersikap dan berprilaku seperti apa yang diinginkan oleh penciptamu (Allah)

Ah,  jika berargumen dengan para hawa,  tentu mereka akan lebih banyak beragumen daripada si pemulai argumen.

Dan mereka kembali sersuara,  bahwa dirinya bukanlah robot,  bukanlah budak yang harus patuh secara keseluruhan kepada siapapun.  Tidak apa,  kemari dan dengarkan ini.

Bukankah selama ini kamu mau patuh dan mendengarkan setiap omelan ibumu tanpa mampu mengelak atau mengatakan sesuatu yang bersifat penolakan?-- meski aku pikir, tentu penolakan itu terdengar sangat riuh--tapi itu hanya ada dalam hatimu. Begitukan?

Maka pertanyan ku selanjutnya adalah, jika kamu bisa begitu patuh kepada seorang wanita yabg melahirkan dan mengurusmu dari kecil hingga saat ini--ibumu,  maka mengapa kamu tidak bisa melakukan hal yang sama kepada Dzat yang sudah menciptakanmu,  memberikanmu hidup, mencukupi kehidupanmu dan memberikab segala yang ada dalam hidupmu hari ini??

Adapun jika dirimu mengatakan, jangankan perkataan Tuhan, perkataan ibuku saja tidak pernah aku dengarkan dan patuhi!

Maka semoga hidayah itu segera menjumpaimu,  semoga sang penggenggam hati (Allah)  melunakan hatimu dan mengundangmu secara langsung untuk jatuh Cinta kepada Agama ini (islam)  sehingga kamu bisa menjadi sebaik-baik perhiasan dan sebaik-baik keturunan untuk kedua orang tuamu.

ZABADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang