Backstage

124 11 2
                                    

Menjadi seorang Idol adalah impian dari banyak orang. Ya, banyak orang ingin menjadi seorang Idol karena 'mungkin' mereka menganggap Idol adalah pekerjaan yang mudah. Para Idol selalu nampak tersenyum diatas panggung, itu artinya mereka bahagia kan?

Tanpa melihat sisi satunya lagi.

Menjadi idol itu sesungguhnya adalah hal yang sulit. Mereka harus tampil profesional dimana-mana, contoh simpelnya adalah mereka harus selalu tersenyum, agar para penggemar tidak kecewa. Padahal bisa saja, dalam hati mereka sedang dalam kondisi badmood, bukan?

Bahasa kasarnya, mereka harus menjadi 'orang lain' untuk memuaskan hati para penggemar.

Bahkan, para idol harus menutupi kisah asmara mereka dari awak media agar popularitas mereka tidak turun drastis dan kembali lagi, untuk memuaskan hati penggemar yang rata-rata berharap agar menjadi istri salah satu dari mereka.

Bukankah itu buruk? Maksudku, halusinasi berlebihan bukanlah hal yang baik untuk kejiwaan. Apalagi kalau mengetahui bila yang kita sukai itu 'diluar ekspektasi' kita, bukan?

Laki-laki itu menghela napasnya berat setelah konser selesai. Konser di Indonesia hari ini sangat melelahkan, terutama karena adanya kerusuhan yang sempat terjadi tadi. Terpampang dengan jelas, keringat yang becucuran deras dari pelipisnya. Ialah Lai Guanlin, 'gulliver maknae' dari Wanna One kesayangan semua orang yang saat ini tengah merebahkan tubuhnya pada sofa backstage.

Seorang laki-laki yang berukuran lebih kecil dengan rambut cokelat muda berlari kecil menuju Guanlin, dengan membawa sebuah handuk. Wajahnya nampak sumringah, saat melihat Guanlin menoleh dan tersenyum kepadanya.

"Come here, my baby"

Guanlin menepuk kedua paha kurusnya, dan membiarkan lelaki berukuran tubuh lebih kecil itu duduk di atasnya. Ialah Park Jihoon, rekan satu grupnya yang memiliki hubungan 'tersembunyi' dengannya.

"Sayangku capek pasti ya?" Jihoon mengelap keringat yang ada di sekitar wajah Guanlin. Laki-laki dengan tubuh lebih besar darinya itu tanpa ancang-ancang langsung memeluk Jihoon, dan menciumi setiap sudut wajahnya.

"Kamu juga capek kan? Keringet kamu banyak banget nih" Guanlin meraih handuk yang tadi Jihoon genggam, dan ikut mengelapi setiap sudut wajah Jihoon sampai kering. Setelah itu, giliran Jihoon yang memeluk leher Guanlin dan asik mencari 'tempat nyaman' di dada sang maknae.

"Ya, jangan berhubungan intim disini! Kalau ketahuan sasaeng bisa gawat, bodoh!" Woojin –yang baru saja masuk ke dalam ruangan menghela napasnya kasar melihat kedua rekan kerjanya pamer kemesraan saat konser selesai. Kadang Woojin tak habis pikir sama mereka berdua, sudah dilarang agensi untuk pamer kemesraan di depan umum, tapi mereka tetap saja melakukannya.

Alasannya simpel, Jihoon gabisa jauh-jauh dari Guanlin, begitu pula dengan sebaliknya. Mereka itu kayak Yin dan Yang, selalu bersatu dan saling melengkapi dan tak dapat terpisahkan karena memang sudah takdir.

Tanpa menggubris peringatan Woojin, Guanlin kembali mengecupi bibir merah Jihoon yang terbalut dengan liptint merah sambil sesekali melumatnya dan melakukan perang lidah disana. Hormon Guanlin benar-benar tinggi malam ini, terlebih sepertinya ia memang sedang butuh 'hiburan' akibat badmood yang sempat melandanya akibat kejadian saat konser tadi.

"Sayaangg! Jangan ditandain dong leher akunya! Nanti kalau keliatan fans gimana?" Rengek Jihoon saat Guanlin mulai menjelajahi lehernya. Guanlin tak menggubris, dan malah nekat membuat sebuah kissmark disana. Ia menghisap dengan kencang kulit mulus leher Jihoon, dan mengecupnya pelan setelah tanda itu terpampang jelas dengan sempurna di bagian leher tubuh Jihoon sebelah kanan.

"E-khm"

Sebuah deheman yang cukup keras dari seseorang yang lebih dewasa dibandingkan mereka berdua menghentikan aksi seorang Lai Guanlin yang hendak memberikan tanda di leher Jihoon untuk kedua kalinya. Itu manager mereka, dalang dibalik semua drama yang digunakan untuk menutupi hubungan Guanlin dan Jihoon.

Misalnya, drama dimana Jihoon dipasangkan dengan Jinyoung, si tampan dari C9 Entertainment yang berkepala mungil. Hubungan mereka berdua ditujukan hanya sebatas untuk menaikkan rating, karena siapa sih yang tak terpesona dengan mereka semenjak Produce 101 Season 2 tayang?

Bahkan, seorang Lai Guanlin pun rela 'belok' karena terpikat dengan pesona Jihoon yang tak ada habisnya.

Atau drama dimana Jihoon harus rela dipasangkan dengan sahabatnya sendiri, Park Woojin. Jujur saja, sampai sekarang Jihoon sendiri masih belum rela kalau Battletrip yang dulu seharusnya ia laksanakan dengan Guanlin, tiba-tiba harus berubah menjadi bersama Woojin hanya karena dua alasan klasik,

Menyenangkan hati fans yang mendukung mereka dan kembali lagi, menaikkan rating.

Karena Jihoon juga sebenarnya ingiin sekali melakukan program battletrip bersama Guanlin. Mereka bisa puas jalan-jalan, bergandengan tangan, melakukan apa yang mereka mau meski tidak seintim di belakang layar. Ia ingin memamerkan hubungannya dengan Guanlin, tanpa harus terhalangi sedikitpun.

Dan syukurlah, ia mendapat kabar dari Guanlin bahwa agensi tempat Guanlin berasal, CUBE Entertainment, sedang mendiskusikan acara Battle Trip khusus untuk mereka berdua. Ah, pokoknya semua hal yang berhubungan dengan Lai Guanlin adalah yang terbaik!

"Jihoon-ah! Guanlin-ah!"

Tanpa sengaja, kaki mungil dan berisi Jihoon menendang 'junior' Guanlin. Guanlin mendesah pelan, ia menarik tangan Jihoon sejenak dan membisikkan sesuatu sebelum akhirnya membiarkan Jihoon pergi ganti baju terlebih dahulu.

"Kau sudah membuat juniorku tegang, Park Jihoon. Kau harus bisa melemaskannya malam ini"

--

Maaf gaje, ini ff oneshot pertamaku huhu T _______ T

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Panwink Shot(s)Where stories live. Discover now