2

2.3K 203 5
                                    

Secangkir kopi di sore hari memang kudapan terbaik untuk menikmati suasana refreshing sekaligus relaksasi. Apalagi di minum setelah pulang kerja di tambah dengan suasana coffee shop yang menenangkan tentu akan menjadi pilihan rekreasi bagi mereka yang sudah lelah dengan waktu delapan jam di kantor atau tempat kerja. Terlebih kadang saat sore hari lebih banyak pasangan dunia maya yang memilih kopi darat untuk konsep first meeting mereka di coffee shop atau cafè yang menawarkan aneka minuman dan desert. Kenapa? Karena pertemuan pertama pastilah masih canggung tapi jika berada dalam suasana cafè yang tenang serta kafein yang membangkitkan sepercik kepercayaan diri, tentu saja konsep kopi darat benar-benar dirasa cocok dan berhasil hingga menimbulkan adanya pertemuan kedua dan selanjutnya. Disinilah kedua dara muda berada. Di salah satu cabang Excelso cafè yang ada di Gancit. Sudah 45 menit berlalu dan si lawan bicara tak berbuat apapun. Jika dia berteriak atau mengumpat mungkin itu lebih baik─meskipun nantinya akan di cap weird tapi tak masalah─dibandingkan menangis terus-terusan tanpa bicara apapun. Membuat si perempuan satunya─yang menjadi teman ngopinya─bingung.

"Udah dong Res, lo nggak capek apa nangis terus?" Yang ditanya masih diam oh, tak lupa jejak air mata yang menggenang di pipi tirusnya. Memang patah hati adalah racunnya wanita karena wanita akan terus-terusan menangis menyalahkan keadaan atau bahkan takdir Tuhan tanpa mensyukuri hikmah yang tersembunyi di baliknya. Bukankah Tuhan sudah baik hati membuka sisi busuk seorang Boy sebelum Resa sempat mengenalkan pada orang tuanya di Jogja, lantas apa yang sebenarnya Resa tangisi. Boy atau kenangan mereka yang hanya terhenti sampai hari pembuktian kebejatan Boy? "Lo inget nggak lo pernah bilang apa waktu gue baru aja putus? Lo bilang mantan ya mantan tempatnya ada di belakang, selama apapun lo pacaran sama dia, mantan ya mantan. Buat apa nangisin mantan yang jelas-jelas jangkauannya jauh dari masa depan lo. Sudah seharusnya lo tegakin badan, pasang pose paling angkuh, dan hadapi hidup lo tanpa tetek bengek urusan mantan. Inget Res, jadi cewek elegant!" Sadar tak sadar, ucapan Jasmin yang menggebu-gebu justru menarik perhatian khalayak umun disekitarnya.

"Thanks ya Jas," berhasil. Sang korban patah hati menerbitkan seulas senyum tulus meski sedikit. "Udah maghrib nih pulang kuy." Ajak Resa seraya melihat pergelangan tangan kirinya dimana terdapat jam tangan Alexandre Christie bertengger.

"Yuk, eh... gue kebawah duluan ya pengen ngemil J.Co nih. Lo duluan aja." Demikianlah pertemuan mereka diakhiri dengan cipika-cipiki ala sosialita.

Sesampainya pada outlet penjual donat terpopuler abad ini, dari tempatnya berdiri dia sudah melihat banyak kue bulat menggiurkan yang di pajang di etalase. Jasmin ikut mengantre bersama pengunjung lainnya sembari memainkan ponsel untuk melihat inbox email, menyortir email yang masuk dari client dan menempatkannya dalam daftar bintang─sebagai selebgram dengan  jumlah ribuan followers─Jasmin kerap kali mendapat tawaran endors ataupun kerjasama bisnis melalui surel atau biasanya dihubungi langsung lewat nomor telepon. Jadi sudah sepatutnya email dan Instagram adalah partner dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Setelah tiba gilirannya mendapat pelayanan, maka terlihatlah raut antusias di wajah Jasmin yang memandangi donat itu lekat-lekat. Dalam bayangan Jasmin donat yang ia perhatikan itu seolah seakan melambai minta dikemas untuk ia bawa pulang. Membayangkan Jasmin akan memakan donat itu sambil menonton siaran Netflix membuat moodnya berada di atas awan.

"Mas satu lusin yang besar. Terserah apa aja yang penting ada rasa matcha dan no kacang." Pesannya dengan tak sabar

"Masih aja nggak suka kacang." Sahut seseorang dari balik tubuhnya.

Reflek Jasmin membalikan tubuhnya yang mana malah membahayakan untuk kedua bola matanya serta jantungnya yang tiba-tiba melakukan pompaan lebih cepat dari biasanya. Matanya terbelalak dan tubuhnya mematung. Bagaimana bisa seorang makhluk memberikan Jasmin respon yang sedrama itu. Ya, tak ada yang benar-benar bisa melakukannya kecuali beberapa kemungkinan. Kemungkinan itu adalah melihat penampakan mantan pacar dengan pacarnya atau benar-benar melihat melihat hantu di jam yang masih sore. Well, kemungkinan pertama memang possible tapi untuk kemungkinan ke dua rasanya cukup tak mungkin mengingat riwayat Jasmin yang tak punya kekuatan indigo ataupun bisa berkomunikasi dengan makhluk ghaib. Dari variable diatas bisa kita tarik kesimpulannya.

"Mbak sudah. Ada tambahan yang lain?" Suara mas pelayan menyelamatkannya untuk mendapat kesadarannya kembali dan tidak terus-terusan memandang makhluk yang saat ini berada di belakangnya.

"Eh... nggak ada mas, itu aja." Jawab Jasmin cepat dan melupakan seseorang yang beberapa menit lalu mengguncang atensinya.

"Jangan sok nggak kenal gitu padahal kita dulu lebih dari sekedar dekat." Sahut sosok di belakang tubuhnya.

Jasmin tak menggubris malah bergeser ke sisi sebelahnya─kasir─untuk membayar pesanannya dan ia berniat pergi secepat mungkin. Oh, andaikan si cantik Jasmin memiliki sedikit atau setetes genome kekuatan super milik superhero Flash atau kekuatan menghilang milik Jinnie, tentu ia akan banyak-banyak bersyukur pada Yang Maha Kuasa. Tentunya dia pun tidak akan berakhir seperti ini, dimana ia harus lari terbirit-birit dengan sepatu hak 7cm dan dipersulit dengan pencil skirt yang justru menghambat kekuatan larinya. Sebelum sampai basement tiba-tiba seseorang menghadangnya. Seseorang itu ngos-ngosan, Jasmin pun ngos-ngosan.

"Oh kenapa harus drama banget sih?" Batin Jasmin.

"Kenapa sih kabur-kaburan gitu? Nggak seneng ketemu aku lagi?" Tanya seseorang yang sama dengan yang kita bicarakan tadi, dengan ritme suara yang naik turun. Maklum dia masih dalam tahap memperbaiki ritme nafasnya.

"..." Jasmin tak menjawab. Dia hanya menetralkan pengaturan pernafasannya.

"Kenapa? Harusnya yang marah aku karna kamu yang mutusin tanpa kasih penjelasan apapun. Setelahnya kamu pergi. I mean benar-benar pergi. Nomor di blokir, FB, Twitter, semua di blokir."

"Kamu yang membuat saya bertindak seperti itu. Kamu yang mendorong saya melakukannya." Ucap Jasmin tak kalah emosi.

"Kenapa kamu nyalahin saya?"

"Karna semua memang karna kamu!" Tuduh Jasmin masih dengan nada emosi.

"Okay, let's make the deal then. Kita ke mobilku ya, kita omongin disana. Jangan jadi tontonan umum kaya gini."

Jasmin tidak sadar bahwa emosi yang meluap dalam dirinya justru membuatnya menjadi tontonan orang-orang yang sedang berada di kawasan basement. Semoga saja setelah ini dirinya tak tertangkap Hp butut salah satu pengguna instagram yang mengantarkannya pada rumor jelek yang mana malah membawa-bawa namanya esok hari. Tidak. Dia tidak siap kehilangan beberapa brand yang sudah menawarkan diri untuk menjadi partner bussinesnya. Dia tidak siap menghapus nama City Steamer Mini dari list belanjaannya bulan ini.

Jasmin tak punya pilihan lain selain mengikuti makhluk Tuhan di depannya. Sebenarnya dia bisa memilih pergi begitu saja tanpa mengindahkan makhluk yang saat ini menghadang jalannya, namun ia tahu betul pilihan tersebut haruslah di barengi dengan resiko sulit yang nantinya kan di terimanya. Maka ia pun mengangguk dan mengikuti jejak langkah sang mantan. Ups... Yah... Begitulah. Dialah sang mantan, seorang yang kita bicarakan sedari tadi. Mantan yang mana yang akan berbicara dengan Jasmin, Let's move to another page.


It's okay to revise any worse word in ma story to be better story. Happy weekend.

Romance WeekendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang