4

1.9K 165 5
                                    

Day 1

Langit benar-benar tak mengingkari ucapannya. Dua belas menit sebelum jam makan siang dia sudah stand by di depan gerbang sekolah tempat Jasmin mengajar. Langit terpaksa harus memaksa Jasmin memberikan alamat kerjanya meski dia memberitahunya dengan ogah-ogahan. Hanya dengan ancaman aku cium lagi kamu! sudah sanggup membuat Jasmin beretekuk lutuh di bawah kuasa Langit. Terlihat dari balik kaca Audi r6 Avant miliknya, Jasmin tengah bersama muridnya di taman bermain yang letaknya tak jauh dari lobi. Tak ingin memakan waktu lama Langit pun segera menghampiri keduanya.

"Hi." Sapa Langit duluan.

"Oh, kau sudah sampai?" Jasmin terkejut dengan kedatangan Langit.

Mantannya ini mirip seperti makhluk astral yang suka sekali mengejutkan orang. Belum cukup kemarin sore Jasmin di buat terkejut karna kedatangan Langit yang munculnya pun seperti cahaya kilat milik Sailor Moon, kini dirinya masih harus menerima efek itu sekali lagi. Atau jangan-jangan selama ini Langit sebenarnya adalah keturunan Lucifer yang kedatangannya tak terendus.

"Ya, dengan selamat." Jawab Langit santai.

"Kamu datang terlalu cepat. Aku harus menemani muridku dulu. Dia belum dijemput."

"No prob. Hi, siapa namamu?" Langit kemudian menaruh atensinya pada gadis mungil berseragam putih-merah kotak-kotak yang menggendong tas berwarna pink bergambar Little Pony, salah satu tokoh kartun favorit anak kecil masa kini.

"Hello, i'am Alicia, you can call me Alice."

"I'm Langit. Your teacher's husband." Alice yang terkejut kemudian menatap Jasmin dengan bola mata membesar yang justru membuat siapapun yang melihat akan setuju bahwa Alice sungguh imut.

"Miss Jasmin, have you married?" Jasmin meringis mendengar teriakan murid cantiknya. Matanya yang sudah setajam laser mengarah pada satu-satunya orang yang membuat kesalahpahaman ini terjadi. Jika saja dia punya kekuatan mata laser seperti Jack Jack pasti Langit sudah terkapar tak berdaya di lantai karena perutnya sudah terbelah menjadi dua bagian saat ini. Seketika skenario untuk mencelakai Langit terbayang dengan jelas di otaknya.

"No Alice. Jangan dengarkan dia, dia sedang lapar jadi berbicara ngawur." Ucapnya memberi pengertian pada Alice dan memberikan bonus tatapan super tajam pada sosok Langit didepannya. Langit yang sudah mendapat serangan verbal dari Jasmin bukannya takut malah semakin melebarkan lengkungan bibirnya.

"Alice," Dari pintu lobi utama seorang wanita yang masih terlihat muda berteriak menyerukan nama sang murid. "Hi, saya Mama Alice. I'm sorry miss Jasmin. Adik Alice tiba-tiba muntah dan saya terpaksa membawanya ke rumah sakit sebentar hingga telat menjemput Alice."

"It's okay Mrs. Larson." Jasmin menjawab maklum disertai senyum menenangkan bahwa dia tidak masalah jika harus menunggu Alice.

"Bye Miss Jasmin, see you... and nice to meet you Mr. Langit." Alice melambaikan tangannya ke kiri dan kanan, berpamitan pada sepasang anak adam dan hawa yang masih bertahan memandang kepergian Alice.

"Kamu tuh ya jangan suka ngomong asal sama anak kecil!" Omel Jasmin sedetik setelah Alice tak nampak lagi dan jangan lupakan cubitan pedas hadiah dari Jasmin pada lengan Langit yang kekar membuatnya tampak memerah.

"It's truth. I'm your husband to be"

Jasmin yang sudah sebal dengan Langit pun segera beranjak ke ruang guru setelah sebelumnya berteriak, "tunggu saja sebentar di mobil" dalam jalannya ke ruang guru. Langit tanpa protes segera melaksanakan mandat sang mantan tanpa ada bantahan.

"Mau makan apa?" Jasmin memulai pembicaraan dengan menanyakan inti pertemuan mereka setelah mereka berjalan menghabiskan waktu melewati beberapa rumah makan.

Romance WeekendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang