Sabar dan Ikhlas bukan diriku...
Mecca bukan tipe yang sabaran, buktinya belum kelar 1 novel udah Up novel baru.
Ikhlas? Jauh banget. Minta vote segini, komen segitu.
Tapi, itu bukan harga mati, kalo Mecca ga sabar n ikhlas ga mungkin berhasil ngeshare banyak novel.
Intinya, Mecca baru mengenal ikhlas baru-baru ini. Tepatnya ketika menulis Q&P My Diary, emang di sana tak seberapa heboh seperti di novel TL.
Mecca menulis itu dengan hati banget, tanpa dusta, ungkapan seluruh rasa, tanpa dipendam.
Jadi, pas muncul notif reader nge-add ke daftar bacanya, itu rasanya seneng banget. Tak peduli ga ada vote, ga ada komen, dia nge-add berarti apa? Itu bakalan dibaca.
Padahal tulisan di sana kan rada-rada receh, meskipun sebenarnya cukup keren (menurut gue) ✌
Dan, sampai detik ini banyak banget yang add diary gue, tak masalah dia bukan follower. Itu rasanya, lega dan puas di hati. Mungkin itulah makna ikhlas yang sebenarnya. Sangat sulit diungkapkan lewat kata-kata, karna hanya bisa dirasa.
Mecca orangnya gitu, kadang bisa bahagia hanya dengan hal-hal sederhana.
Novel lain juga banyak yang add, tapi Mecca ga ngerasa perasaan itu. Kadang suudhon malah 'nih di add pasti baca offline tanpa vomen' (aku juga manusia biasa).
TL itukan butuh perjuangan juga, menguras pikiran dan menyita waktu. Jadi, kalo ga dihargai rasanya gimana gitu. Nyessss....
Tapi, emang sih gabisa ngerasain kalo kita belum ngalami. Dulu Mecca juga gitu, asal baca aja, cuek, gatau diri, gatau menghargai. Hahahaaa....
Sekarang uda paham, tiap baca karya orang pasti Mecca ninggalin jejak 😊😊😊😊😊
Eh, ini tulisan udah kemane2 intinya kita lagi ngebahas ikhlas. Yap ikhlas. Ikhlas.
*****
17/08/18
KAMU SEDANG MEMBACA
Mecca Curhat
De TodoBerisi uneg-uneg Mecca di dunia oranye dari pada dipendam mending dirangkai dalam kata-kata. Yekan. Silakan dibaca, selain curhat gaje di sini juga banyak info penting seputaran work Mecca. Thanks.