"Tidak lelah ?" sebuah suara membuat jihoon menghentikan kegiatannya sejenak. Ia kenal suara itu. Itu suara jeonghan.
Jihoon hanya diam. Ia kembali melanjutkan kegiatannya—membuat aransemen untuk lagu yg sudah ia tulis liriknya tadi malam. Omong-omong, jihoon tidak jadi tidur sampai siang walau sudah ia rencanakan karna ternyata matanya tidak selelah itu. Ia terbangun pada jam setengah 10 pagi—menjelang siang—padahal ia tidur pada jam setengah 5 subuh.
Jeonghan menghela napas. Ia duduk disofa yg ada di studio khusus milik jihoon—jihoon sedang di studio kampus sekarang.
"Ji," panggil jeonghan.
"Hm?" sahutan berupa deheman yg sudah biasa jeonghan dapatkan.
"Kau tidak lelah ?" jeonghan mengulangi pertanyaannya. Jihoon menghela napas. Ia menghentikan kegiatannya.
Tidak bisa dipungkiri, ia lapar. Bangun tidur pada jam segitu ia tak sempat sarapan dan langsung ke studio khusus-nya di kampus ini—dengan mengabaikan perutnya yg sudah bergejolak minta diisi.
Jeonghan sendiri tersenyum kecil melihat jihoon akhirnya benar-benar bereaksi. Jihoon meraih jaketnya.
"Aku lapar. Ayo makan," ucap jihoon. Kebetulan sekarang jam makan siang. Ia menunggu jeonghan keluar dari ruangan studionya sebelum mengunci ruangan tersebut dan pergi.
Jeonghan beranjak. Giliran ia menunggu sesaat jihoon mengunci ruangannya lalu keduanya pergi bersama ke kantin kampus.
"Kau masih membuat tugas? Bukankah tugas membuat lagumu sudah selesai ?" tanya jeonghan. Keduanya kini sudah duduk dimeja kantin dengan makan siang mereka masing-masing.
"Memang," jawab jihoon sambil mengangguk.
"Lalu tadi kau membuat lagu apa ?" tanya jeonghan.
"Hanya untuk kudengarkan sendiri saja," jawab jihoon.
"Kau tidak ingin mendengarkannya padaku ?" tanya jeonghan–lagi.
Jihoon menatap jeonghan datar. "Nanti."
Jeonghan mengangguk-ngangguk lalu terkekeh pada jihoon. Ia paham kenapa jihoon menatapnya begitu. Karna ia banyak bertanya.
Jeonghan menghentikan makannya sejenak. Ia memandangi jihoon yg lahap memakan makan siangnya. Anak itu sungguh lapar ternyata. Jeonghan tertawa geli dalam hati melihat bagaimana jihoon yg sedang makan mengunyah makanan dengan khidmat membiarkan pipinya menggembung sebelah. Menggemaskan.
"Oh iya ji," jihoon menunda suapannya lalu menelan makanan dimulutnya. Ia menatap seolah bertanya pada jeonghan.
"Untuk penerimaan anggota baru, bagaimana kita akan bersosialisasi ?" tanya jeonghan. Well, jeonghan adalah wakil ketua Club Vokal—sekedar informasi.
Jihoon meneguk minumnya. Ia pikir cukup penting."Nanti kita adakan rapat bersama. Bisa kau atur rapatnya hyung? Aku sedang tidak bisa," pinta jihoon. Jeonghan mengangguk tak keberatan.
Keduanya kembali melanjutkan makan.
=====
Fascinated
=====Soonyoung mengangguk-ngangguk mendengarkan penjelasan dari Dosen didepan kelasnya. Terlihat seperti Mahasiswa rajin bukan, padahal sesungguhnya tidak. Ia melakukan itu hanya untuk membuat imagenya didepan Dosen baik. Well, ia hari ini terlambat dan mendapat bagian bangku kedua dari depan. Jadi ya begitulah.
Padahal soonyoung sedang sebal. Tentu saja karna Dosen didepan kelasnya tersebut. Kelas mereka tidak selesai juga walaupun sekarang sudah masuk jam makan siang. Mana soonyoung telat karna ketiduran jadi ia tidak sempat sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fascinated [SoonHoon ft. Seventeen & BTS]
FanfictionSoonyoung hanya ingin belajar menyanyi bukan belajar mengendalikan hormon yg hampir meledak. Dan ya, Selamat untuk Jeon Wonwoo karna rencananya berhasil. 2018© Fascinated saling terkait dengan Falling Deep [junhao] Warn! author tidak tahu cara mem...