☆i hate monday☆

9.4K 226 17
                                    

Happy reading

Hari yang paling di benci oleh sebagian besar orang di indonesia atau mungkin di dunia. ya hari yang penuh dengan drama, mengerikan, menjengkelkan, dan masi banyak lagi kata yang ada di pikiran anak sekolah tak terkecuali dengan gadis cantik satu ini.

Desc of Alesya..

Perempun cantik, berpostur tubuh yang tinggi, ia memiliki wajah yang sangat cantik dengan bola mata coklat madu, hidung yang menjuntai kebawah, bibirnya yang kecil tipis berwarna pink dan juga kulit putih bersih yang ia miliki membuatnya sangat di eluh eluhkan para lelaki di luar sana. Alesya Humairah putri Nugroho adalah nama lengkapnya. ia adalah anak ke dua dari Mona Humaira alexsander dan Tio saputra Nugroho pemilik usaha properti yang cukup sukses di beberapa daerah indonesia. perempuan ini sangat cerdas kecerdasaanya menurun dari papahnya, ia bahkan sering mengikuti olimpiade dan sering juga mendapat juara. namun semua itu bukan kehendaknya sendiri, orang tua dan orang orang terdekatnya yang menyuruhnya untuk mengikuti itu semua. karna pada dasarnya seorang Alesya sangatlah pemalas dalam semua hal. itulah salah satu kekurangannya. ia juga tidak suka dengan hari senin menurutnya hari senin bagaikan monster yang mengharuskan ia besikap di siplin terutama saat upacara di sekolah, sungguh menyebalkan sekali.

"Alesya, bangun sayang udah jam berapa ini? Kamu bakal terlambat nanti."
teriak mona, Ibu Alesya.

"Iya mah, lima menitan lagi yaa."
Kata Alesya, sambil mengagkat tangan kanannya dan memperlihatkan deretan ke lima jarinya.

"Heh enak aja, lima menit kamu itu stengah jam alesya, ayo sana siap siap 20 menit lagi jam tujuh loh emang kamu ngak ada upacara? ini kan hari senin sayang nanti telat."
Jelas Mona panjang lebar kepada putrinya itu.

Alesya terkejut dan mengambil jam weker yang ada di atas meja, tepat di samping tempat tidurnya.
"Haduh lo kenapa ngak bangunin gue dari tadi sih?" kata alesya sambil memukul jam weker yang sudah dia anggap seperti sahabat tidurnya itu. Alesya langsung menuju ke kamar mandi, mengingat waktunya tinggal 20 menitan lagi maka Alesya megerahkan seluruh kecepatannya.
Cewek itu tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk bersiap-siap. sebelum Alesya benar-benar keluar dari kamarnya, ia masi sempat sempatnya untuk mengoceh sendiri.

"kenapa harus ada yang namanya hari senin sih?" Pertanyaan konyol itu keluar dari mulut Alesya saat ia sedang memakai sepatunya.

"kenapa gue malas bangat kalo udah hari senin ya? habisnya hari ini itu ngeselin abis sih. malah nanti upacara lagi, bakal panas panasan, tambah dengerin ocehan pembina upacara lagi. Aaah tau ahh kenapa sih kalo hari minggu rasanya singkat amat perasaan baru kemarin hari minggunya kok sekarang udah hari senin aja? Ini Kenapa lagi jaraknya minggu ke senin deket banget, trus jarak senin ke minggu jauh bangat. ini ngak adil!"
Celoteh alesya panjang lebar saking panjangnya dia jadi lupa waktu.

Alesya menepuk jidatnya kasar.

"Astaga gue TELAT!!" teriak alesya, kemudian ia berlari kecil untuk menuruni anak tangga satu persatu munuju meja makan.

"Lo kenapa sih, buru-buru amat?"
Tanya Rasya, kakak Alesya.

"udah telat nih."
Jawab Alesya sambil meminum susunya dengan sekali tegukan.

"Ya Allah Alesya ini tuh masi jam 6, telat apanya coba? Emang skolah lo masuknya jam segini hah?"
Tanya Rasya begitu melihat sang adik yang terburu buru itu.

"Apa? Jam 6?"
Teriak Alesya, bahkan ia hampir keselek roti yang ia makan dalam sekali gigit.

"Ya ampun sayang nih minum dulu."
Mona menyodorkan segelas susu kepada putrinya.

Alesya mendengus. ia baru sadar kalo ternyata ibunya itu lagi lagi membohonginya.
"Ih mama kebiasaan deh, tau ahh aku ngambek!"

"Hehehehe maaf sayang ini kan mama lakuin biar kamu ngak terlambat dan di hukum guru."
Ujar Mona, begitu melihat sang putri yang merajuk.

Alesya masih diam. dia tidak habis pikir dengan mamahnya itu yang selalu saja mebuatnya badmood di pagi hari.

"Ya elah sya lo kayak kaga tau aja gimana disiplinnya mama kalo bangunin anak anaknya." Kata Rasya, Spontan.

"ya itu gue juga tau kali, orang gue yang jadi korban setiap harinya."
Ucao Alesya dengan nada kesalnya, ia memanyunkan bibir tipisnya sehingga kelihatan imut dan membuat siapa saja ingin mencubit pipinya gemes.

"gue juga pernah kali jadi korbanya mama, bayangin gue dari tk sampe lulus SMA di gituiin sama mama. Tapi gue biasa aja tuh dan keuntungannya gue jadi siswa teladan, karna sering datang pagi bangat. makanya gue berterima kasih bangat sama si ibu polwan satu ini."
Rasya membangkakan dirinya kepada Alesya, di akhiri dengan kedipkan sebelah mata kepada mona sang mama di akhir kalimatnya tadi.
Mona adalah seorang polwan, tak heran jika ia sering  melatih kedisiplin anak anaknya walau dengan cara yang tak biasa, seperti membangunkan mereka lebih cepat dari jam masuk sekolah biasa.

"Serah lo deh."

"Uhh ngambek nih ceritanya?" Rasya mencubit pipi Alesya yang terlihat gemes saat ekspresi wajahnya seperti itu.

"Ih abang ngeselin bangat sih, sakit tau. kalian suka bangat ya bikin aku badmod? Ngak bisa ya buat aku seneng aja? tau ahhh pokonya aku marah sama kalian berdua!"
semprot alesya kepada kakak dan ibunya.

"Marahnya jangan lama lama ya entar kadaruarsa lo." Ejek Rasya membuat alesya makin kesel saja. "dosa gak sih jambak abang sendiri?" Tanya alesya dalam hati.

"Marah tapi tetap sayang sama mama kan sayang? Hehehehe!
Kata Mona sambil mengeluarkan cengiran kudanya.

Alesya terus diam, telinganya memanas dan wajahnya terlihat sedang menahan amarah.
kalau saja ia tidak sayang kepada abang dan mamanya mungkin sekarang alesya sudah menyekik kedua orang tersebut.

"heh sudah hentikan, kalian ini selalu saja mengejek putriku. ayo habiskan makananya jangan ada yang berbicara kalau sedang makan!" Perintah Tio, dengan nada yang lembut namun masih terdengar tegas.

"Makasih pah, papah memang ter the best lah. Alesya sayang papah."
Alesya memeluk dan megecup papahnya yang sudah membelanya.

"Jadi cuman papa nih yang di sayang?" tanya Mona dan Rasya bersamaan. Mereka sama-sama memperlihatkan eksperesi cemberut mereka. Melihat wajah ibu dan kakaknya seoerti itu, membuat Alesya tersenyum dan langsung memeluk mereka secara bergantian.

"Alesya sayang kalian semua."

Setelah acara peluk-pelukan itu, mereka melanjutkan aktifitas makan mereka yang semoat tertunda. Mereka makan dengan tenang, kemudian dilanjutkan dengan candaan-candaan kecil Rasya yang semakin menambah suasana hangat di pagi hari ini.
Begitulah keluarga kecil itu mengawali hari mereka.



____________

PART PERTAMANYA
SAMPAI SINI DULU YA.

BERHUBUNG INI CERITA PERTAMA AUTHOR, JADI MOHON DI MAAFKAN APABILA BANYAK TYPONYA. LANGSUNG KOMEN JUGA BOLEH, HITUNG-HITUNG BUAT PEMBELAJARAN AUTHOR:)

KALAU KALIAN SUKA DI LANJUTIN YA BACANYA.

KALO GAK SUKA, DIBUAT SUKA AJA DULU, SIAPA TAU JADI SUKA KAN?

Oh ya, kalau menurut kalian cerita ini bagus, tolong kasih votenya. Mari bantu author untuk membangun cerita ini. Saling bantu adalah perilaku terpuji:)

ALESYA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang