Sang putri

27 1 0
                                    

Ag

Kicauan burung di langit putih
Memberkaskan secarik biru yang cerah
Kabut pudar yang menyebar
Membutakan cahaya yang masuk

Suara derap langkah kaki yang berirama membangunkan anjing yang tertidur, tombak yang megacung serta panas obor yang terbakar membuat siapa saja merasakan ketegangan yang membisu.

Seorang gadis yang telah beranjak dewasa segera membangunkan siapa saja yang berada di dekatnya, membuat peringatan seakan meteor telah menelan bumi.

Burung burung api yang berjatuhan memaksa dirinya agar segera berlindung, para pria berbadan baja mengelilinginya seakan ia adalah tembok pertahanan negri
Mungkin saja....

Seorang raja dengan tahtanya menyuarakan auman menandakan peperangan, tidak terbesit sedikitpun didiriku akan menghentikan titah raja

Jika aku menghentikanya akupun akan mati saat ini....
Pria berbadan besi terus saja mengiringku agar segera pergi dari rumahku yang megah
Sang ratu dengan setia menemani raja yang akan melindungi segenap nyawa

Satu.... dua... tiga....
Dentuman keras yang terjatuh di depan mata
Menerbangkan manusia layaknya debu
Dengingan keras memaksa siapapun menulikan telinga

Kain putih yang terbang seakan terkoyak menjadi abu
Seluruh tubuhku kaku layaknya kayu
Tidak ada seorangpun yang dapat mendegar ucapan bisuku
Sebelum langit menjadi malam....
Dan ajal segera menjemput

.
.
.

Hamparan tandus yang luas...
Merayu gagak untuk menghinggap
Menebarkan pesonanya
Menghadapi sang maut

Tubuh tubuh tak berdosa yang gelap
Bergelimpangan dengan begitu cepat

Dengan terboyong boyong membawa sang putri pada keajaiban
Mata biru yang terpejam
Membuka secara perlahan pada cahaya

Empat lima enam...
Rasa sakit menghantam jiwa
Memohon ampun pada sang kuasa

Semua mimpiku hilang ketika kau menyambut kedatanganku...
Semua penghianatanmu menghunuskan luka dalam jiwaku
Kau hancurkan duniaku dalam keegoisanmu

Semoga tuhan mendengarnya
Jeritan hatiku atas kesombongan dirimu

•••
Dibalik layar

Dipagi yang buta sekelompok pemberontak berusaha melengserkan kedudukan raja yang agung dengan cara yang pengecut. Mereka menyerang di saat semua orang tertidur, tokoh aku/sang putri yang mengetahui kedatangan mereka segera membangunkan siapa saja termasuk kedua orang tuanya yang adalah raja dan ratu meskipun begitu serangan mendadak pasti memakan korban jiwa sehingga ia harus diungsikan namun ketika dalam perjalanan bom yang terlempar mengenai sang putri dan prajuritnya. Keajaiban sungguh ada karena sang putri selamat dengan merasakan sakitnya jiwa serta raganya.

Ketika kesadaran telah menghampirinya sang putri merasakan sakit yang luar biasa dan ia begitu dendam pada sang pemberontak yang telah memporak porandakan hidupnya.

im(agine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang