Apa kau baik?Katakan padaku wahai pemuda...
Pantaskah kau mendapatkan hatiku?
Tatapan tajammu yang selalu menatapku dengan lembut berubah ketika kau mengetahuinyaHaruskah kupendam rasa sayangku?
Atau...
Kau tidak ingin memiliki wanita yang cacat sepertiku?
Tolong katakan padaku...Haruskah kuberbisik pada angin?
Agar ia dapat membawa pesanku padamu
Atau hanya aku yang merasakanya disini?Oh ayah..
Benarkah sang pangeran telah tiba?
Atau ia adalah kutukan yang kau kirim padakuPeluh yang terjatuh dari ubunmu
Mengalirkan sepercik kepercayaanku
Kekuatan tubuhmu yang tak tertandingi
Melindas waktu yang terasa bersamamuBerakhirlah disini...
Mengapa kau masih berada disisiku?
Tawa disekeliling telah kembali setelah direbut dengan paksa oleh para pemuka dua
Luka luka yang terbuka kembali tertutup oleh senyumanApa kau benar benar kutukanku?
Debaran yang telah kau buat ini tak sebanding dengan luka di tubuhku
Mengapa harus aku yang merasakanya...Terima tanganku maka kau akan bebas
Terima jiwaku maka kau akan pergi
Terima keahilianku maka kau akan terikatKumohon pergilah...
Biarkan para semut yang berbaris menggiringmu pergi
Jika tidak
Aku
Yang akanJatuh terkalu dalam.
.
.
.Dekap aku dalam kejujuranmu
Luluhkan hati sang rimba
Maka kau dapatkan berlian mudaGuratan tulus itu selalu mempengaruhiku
Apa kau masih sama?
Atau
Engkau berbeda?•••
Dibalik layarSang putri telah menyatakan perasaanya namun ia tak yakin bahwa sang panglima akan mencintainya dengan tulus, tanpa sadar ia telah jatuh hati pada kebaikanya namun semua terlambat sang panglima tak lagi memperlakukanya seistimewa dahulu ketika ia masih memendam perasaanya.
Sang putri merasakan perihnya hati sehingga ia berfikir bahwa sang rajalah yang sengaja mengirimkan derita itu padanya melalui orang asing. Ia yakin bahwa hanya ialah yang memiliki perasaan itu sehingga sang putri mengakhiri semuanya dengan memberikan sang panglima beberapa pilihan. Bahkan debaran hatinya mengalahkan kecacatan sementara yang ada di tubuhnya.
Keadaan kerajaan yang sebelumnya kacau telah berangsur membaik sehingga sang putri dapat mendengar lagi tawa canda dari rakyatnya namun ketika kerajaan kembali aman sang panglima tidak pernah pergi dari sisinya, Ketika ia tak sanggup meneruskan perasaanya ia akan membiarkanya pergi dengan caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
im(agine)
Poetrythe perfect story between imagination and reflection Apa kau tau cahayaku? Menghempaskan angkasa Menikam bumi Serta membakar api takkan cukup untuk medapatkanmu Haruskah aku melepaskanmu? Atau kau yang akan menangkapku Memperebutkanmu dengan takdir...