Luc
Singgasana berlapis emas
Lampu bertahta berlian
Lantai berlapis marmerKeagungan yang terasa mencekik
Membuat siapapun menunduk padanya
Gerutan usia yang tercetak jelas
Menambah kesan kematangan sang rajaBak seekor bebek yang mengikuti induknya
Dialah yang menguasai
Dan dialah yang memutuskanKehancuran....
Berbagai lolongan permintaan tolong terdengar dari berbagai sudut negri
Kepulan asap yang menyesakkan
Hingga anyirnya darah yang bergelimpanganSatu dua tiga...
Pedang putih berbercak merah membela kebenaran
Menebas kedosaan
Serta menghilangkan kemortalanSorakan kemenangan bagai nyanyian tidur
Memulihkan tubuh dengan mantra
Sang penguasa tersenyum senang di atas
Berpesta pora bersama dengan sang juara.
.
.Empat lima enam...
Sebuah perintah terucap
Membuatku kini menginjakan kaki dalam kerusuhan
Membantu orang dengan luhur
Tak peduli dengan pelu yang menderasTatapan mata yang lembut namun terasa tajam secara bersamaan mengingatkanku pada seseorang...
Seseorang yang sangat berpengaruh pada negri
Seseorang yang membuat kami rela mati untuknyaDialah sang putri penerus mutlak sang raja
Wajah pucatnya yang tercetak
Membuatku dapat dengan mudah membaca hatinyaLuka...
Amarah...
Kepedihan...
Sama sepertiku dan ia sangat jelas menyalurkanya
Aku telah bersumpah pada raja untuk melindunginya
Karena itulah tujuanku disini
Untuk melindungi putri mahkota...Aku tidak akan tertipu dengan tatapan yang selalu ia berikan padaku
Kelembutan yang dapat melelehkan jiwa petarungku
Perasaan itu sunggulah terlarangMeskipun dengan kecacatan sementara yang dimilikinya
Itu tidak sedikitpun
Mengurangi
Cahayanya
Jiwa yang telah membelenggu
Kembali bangkit dari kegelepan
Sungguhkah itu dirimu?
Pantaskah aku bersamamu?Lengkingan gagak yang bertengger
Menyadarkanku pada arti kenyataan
Jikau kau bersanding denganku
Akankah kau merantaiku? Atau aku yang akan mengambilkan tulang untukmu?•••
Dibalik layarSinggasana yang menandakan kedudukan agung sang raja menjelaskan jiki dirinyalah yang pantas berkuasa dan semua orang akan tunduk padanya, aku/sang panglima hanyalah orang suruhan raja yang terpercaya karena ia akan selalu mengikuti perintah tuanya. Dengan atas nama kerajaan sang panglima berperang menebaskan pedangnya pada darah yang kotor hingga kemenangan datang padanya. Suatu hari sang raja memberikanya sebuah tugas yang mana pada saat itu juga secara bersamaan ia harus bertemu dengan sang putri.
Pertemuan mereka diawali dengan rasa canggung hingga beberapa lama kemudian sang putri mulai menunjukan ketertarikanya pada sang panglima, panglima yang menyadari itu berusaha sekuat hati melupakanya karena ia tau bersanding dengan sang putri adalah ketidak mugkinan yang terjadi jikapun ia bersanding ia akan menjadi suruhan ataupun budak bertopeng pangeran.
Jangan lupa vote dan comment ya guys! Supaya aku tau dimana letak keanehan ceritaku hahaha!
KAMU SEDANG MEMBACA
im(agine)
Poetrythe perfect story between imagination and reflection Apa kau tau cahayaku? Menghempaskan angkasa Menikam bumi Serta membakar api takkan cukup untuk medapatkanmu Haruskah aku melepaskanmu? Atau kau yang akan menangkapku Memperebutkanmu dengan takdir...