#3

1.2K 170 42
                                    

     Sudah hampir tiga hari sejak kejadian itu dan Yena masih merasa kesal dengan Wonyoung. Permasalahan yang menyebabkan keduanya tidak akur itu membuat Yena terlihat tak bersemangat. Kalau saja Jihoon tidak mengajaknya ke kantin tadi, mungkin saat ini Yena berada di perpustakaan untuk menghabiskan waktu istirahat.

    "Jangan terus melamun, makan Sandwichmu!" Titah Jihoon tak sengaja menatap Yena yang masih terdiam sambil memegangi Sandwich di atas meja.

    "Haruskah aku menyuapimu?" Tawar Jihoon yang langsung mendapat penolakan dari Yena. Gadis berponi itu langsung membuka mulutnya lalu menggigit salah satu ujung Sandwich yang menjadi pilihannya untuk makan siang. Biasanya, jika dia pergi ke kantin dengan keempat temannya Yena selalu membeli satu paket makanan Jepang untuk makan siang bukan Sandwich. Menurutnya, memakan satu Sandwich berukuran sedang tidak cukup mengenyangkan tapi entah kenapa sekarang malah sebaliknya. Dia baru saja menggigitnya sekali dan mendadak perutnya kenyang. Yena tak mengerti kenapa ini bisa terjadi.
Mungkin ini ada kaitannya dengan masalah yang tengah dihadapinya sekarang. Jika dipikir-pikir lagi, seharusnya Yena tidak bersikap seperti ini, mendiamkan Wonyoung dan mengabaikannya begitu saja tapi bagaimana lagi, setiap dia mengingat kejadian di kelas  XI B dan Min Baejin mendadak saja ia menjadi kesal pada Wonyoung. Ia tidak tahu sampai kapan ini berakhir. Yireon, Minju dan Erii sudah beberapa kali mencoba mengajak Yena dan Wonyoung untuk berbaikan tapi kedua sahabat itu sama-sama tidak mau dan lebih mementingkan egonya masing-masing. Yena yang merasa didzolimi dan Wonyoung yang merasa tak bersalah, keduanya sama-sama tidak mau mengalah untuk memperbaiki keadaan.

    Jihoon yang tadinya bersemangat menyantap makan siangnya menjadi biasa saja, dia malah kasihan pada Yena yang terlihat malas memakan Sandwichnya padahal perutnya harus diisi agar otaknya bisa bekerja dengan baik saat pembelajaran di kelas dimulai nanti. Sambil menyuapkan satu suapan terakhir ke dalam mulut, Jihoon menaruh satu buah Pisang ke depan Yena. Ia tersenyum dan menyuruhnya untuk memakan jatah buahnya. Jihoon hapal sekali jika Yena sangat menyukai buah Pisang apalagi Pisang mengandung banyak serat yang baik untuk kesehatan.

    "Kau masih bermusuhan dengan Wonyoung? Wajahmu suram sekali." Tanya Jihoon mengejek Yena yang terus cemberut.

Baru saja Yena ingin menjawab terdengar suara barang jatuh ke lantai.

     PRANK!!

     Suara itu membuat suasana kantin yang ramai mendadak sepi. Semua perhatian pengunjung langsung tertuju pada seorang siswa yang jatuh terduduk memandangi makanannya yang tumpah ke lantai. Air soup, nasi putih dan juga sayuran mengotori lantai disekitarnya.

    "Ups! Maaf! Aku sengaja menabrakmu." Ujar seorang siswa acuh sambil menginjak genangan air soup membuat genangan itu semakin melebar dan mengotori lantai dengan jejak sepatu.
Suasana sepi itu hanya bertahan beberapa detik lalu kantin kembali normal. Semua sibuk mengisi perut masing-masing tanpa mau peduli pada siswa yang jatuh terduduk tadi. Bagi mereka, tidak ada waktu untuk mengurusi orang lain. Mereka berfikir, selama bukan aku yang mendapat sial, aku tak perlu sibuk-sibuk mengurusi orang lain yang tertimpa sial.

     Siswa itu menggigit bibirnya, menahan lapar. Sambil menahan rasa malu, diambilnya satu persatu piring yang ikut tercecer di atas lantai. Untung saja piringnya terbuat dari almunium jadi piring itu tidak pecah saat jatuh ke lantai tadi.

    "Baejin-ssi! Apa kau tidak apa-apa?" Kim Jihoon berjongkok sambil membantu siswa itu membereskan piring dan nampan yang dibawanya tadi.

Hi Boy! [Baejin x Yena x Jihoon] Full VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang