"Aku ingin terbang! Aish~"
Hati-hati, jangan sampai terjatuh.
Dari bawah pohonnya memang tinggi. Tapi percayalah, jika dilihat dari atas pohonnya tidak rendah juga. Haha,
Lucy mengeratkan pegangannya di salah satu dahan pohon yang ia rasa paling kuat.
Matanya memejam, kemudian berteriak.
"Aaa~ aku takut!"
Bagaimana caranya dia turun? Bagaimana?
Memang pantas diteriaki bodoh. Memanjat, tapi lupa caranya turun. Apalagi di dekat jalanan itu tidak ada siapa pun.
Mobil dan kendaraan lainnya melesat dengan cepat, ke arah jalan pulangnya.
Baru pulang sekolah, Lucy bertemu anak-anak kecil yang memintanya mengambilkan layangan di atas pohon.
Mungkin terlalu baik. Lucy memanjat tanpa berpikir panjang. Memanjat dengan rok dan seragam sekolah.
Entah pohon jenis apa? Setelah dipanjat, sulit untuk dituruni.
Sialnya lagi, setelah layangan didapat. Anak-anak itu malah berlari tanpa terimakasih atau hanya sekedar memberikan uang jasa untuk Lucy karena mengambilkan layangannya.
'Keparat' rutuknya.
Dengan hati-hati, Lucy merogoh saku roknya untuk mengambil handphone. Gadis itu masih berdiri takut di atas pohon.
Handphone sudah di tangan. Baru saja sandi rumitnya dia buka. Tiba-tiba, seekor merpati hinggap di atas kepalanya.
Mata Lucy membola, satu tangan memegang dahan untuk keselamatan. Sementara tangan yang sedang memegang handphone, handphonenya ia jatuhkan dan segera menepak unggas tidak sopan yang hinggap di atas kepalanya.
"Yak!"
Merpati terbang. Lucy memegang dadanya karena terkejut. Beruntung merpati itu tidak bertelur di atas kepalanya.
Apa yang merpati itu pikirkan? Apa rambut atas Lucy terlihat seperti sarang burung? Mungkin iya karena setiap pemikiran burung berbeda-beda.
"Aah! Handphoneku jadi jatuh, dasar burung tidak berperasaan! Sudah untung aku tidak memukulnya dengan handphone. Sekarang harus bagaimana? Aku harus minta tolong pada siapa?" monolognya.
Malang sekali nasibmu Lucy. Ck-ck-ck!
###
Seorang pemuda bermobil, baru saja keluar dari area parkir sekolahnya.
Jungkook kembali memasukkan earphone kecil yang terlepas ke salah satu telinganya, sambil menyetir.
Jimin meneleponnya.
Menancap gas sedang, Jungkook pokus menyetir sambil mengobrol dengan Jimin. Surai coklat itu mulai memunculkan senyum puasnya tatkala Jimin bilang dia sudah berhasil menemukan pacarnya yang hilang.
"Hyung, kau boleh memakainya. Aku belakangan. Anggap saja, hadiah karena kau menemukannya lebih dulu dari pada aku." Ucap Jungkook.[Tentu saja, hadiahnya sangat mulus. Terima kasih]
"Jangan sampai lecet saja,"
[Aku tidak sepertimu]
"Kalau begitu nikmatilah. Tiga jam lagi, aku akan ke rumahmu untuk membawanya. Ah, apa itu kurang lama?"
[Tidak bermain kasar bukan berarti menjadi kura-kura. Tapi, tiga jam sepertinya kurang]
Jimin tertawa setelahnya.
Jungkook menghentikan mobilnya di sisi jalan, dekat pepohonan rindang. Berhenti sembarangan untuk melakukan sesuatu.