Prolog

52 7 0
                                    

"Fero" teriak gadis tersebut.

"Apa yang" ledek Fero.

"Kamu nyebelin" cemberut gadis tersebut.

"Tapi kamu sayang kan,aduh pipi nya merah tuh" godanya.

"Ih kamu nyeselin banget si. Aku ngambek sama kamu".

Fero mencubit pipi chubby gadisnya.
"Aduh manis banget si pacar acu"

"Ih kamu nyebelin"

"Fero sayang Andin" kata Fero.

"Andin engga sayang Fero" balasnya.

"Yaudah kalo kamu engga sayang aku,aku mau pergi ah. Cari cewe baru lagi yang sayang dan cinta sama acu" ngambek Fero.

Andin mengerucutkan bibirnya 5 senti karna kesal dengan ucapan kekasihnya.

Fero terkekeh melihat ekspresi Andin yang menurutnya sangat menggemaskan. Tiba-tiba Fero mendaratkan bibir sexy'nya ke pipi chubby kekasihnya.

"Fero kamu apa-apa'an sih?" kesal Andin.

"Aku tadi nyium kamu,kamu mau aku cium lagi?" Goda Fero.

"Ih Fero ngeselin. Udah ah Andin mau pulang aja,disini Fero bikin badmood. Bhay" Andin melangkah pergi meninggalkan Fero. Dia kesal dengan Fero karna selalu menggodanya,walaupun dia senang sih. Tapi Andin malu jika Fero melihat pipi nya yang bersemu merah,jika Fero melihatnya pasti dia akan mengejek Andin. SANGAT MENYEBALKAN.

"Hey cewe" goda Fero membuat Andin menghela nafas berat.

"Sendirian aja nih?engga punya cowo ya?eh tadi aku liat cowo kamu jalan sama cewe cantik,bohay,seks--" Andin menjitak kening Fero keras,membuat Fero meringis.

Fero mengusap keningnya dan mengerucutkan bibirnya.
"Sakit tau. Kamu mah jahat sama aku".

"Ya abisnya kamu ngeselin" ucap Andin sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Ngapain tuh kaki di hentak-hentakan mau ikut gerak jalan?" ucap Fero asal membuat Andin naik darah.

"Sembarangan banget kamu kalo ngomong. Aku tuh lagi kesel sama kamu,dan dengan enaknya kamu bilang aku mau ikut gerak jalan. Dasar cowo ga peka!" Fero terkekeh melihat kekasihnya yang sedang marah. Sebenarnya dia cowo peka namun dia hanya ingin menggoda kekasihnya itu.

Sebuah tangan kekar memeluk tubuh Andin dari belakang. Andin sudah tau siapa pemilik tangan kekar ini siapa lagi jika bukan kekasihnya.

"Ngapain meluk-meluk" ketusnya.

"Jangan ngambek dong mah,papah takut. Nanti mamah engga kasih pintu sama makan ke papah" goda Fero lagi.

Andin menonyor kening kekasihnya. Bola mata Fero melotot.

"Apa!" ketusnya.

"Hehehe engga kok yang"

"Kenapa tadi melotot gitu ha!" tanya Andin.

"Siapa yang melotot?tadi tuh aku liat nenek-nenek lagi diskoan gitu terus aku melotot dong" ucap asal Fero.

"Mana ada nenek-nenek diskoan disini?" kesal Andin.

"Ada,kamu aja yang matanya sliwer kaga liat" ceplos Fero.

"Fero!" teriak Andin pas di telinga Fero membuat si empunya memekik terkejut karna suara cempreng kekasihnya.

******

"Andin ayo kita pulang,udah 2 jam kita di sini lagi pula sekarang mendung banget kayanya bentar lagi mau hujan deh" ajak Sarah sahabat Andin.

"Ikhlasin dia,dia udah tenang di atas sana. Karna Cinta bukanlah dari kata-kata, tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengobat cinta, karena ia tidak mengerti perjalanan hati nurani." kata Nia.

Andin tetap menghiraukan ucapan demi ucapan sahabatnya. Fokusnya sekarang adalah kepada batu nisan bertulisan
Fero Bramastya.

Remember With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang