Sepuluh|Semuanya terungkap

3.3K 180 4
                                    

Matanya mencoba untuk merem tapi dari tadi susah sekali untuk tidurnya kesal karna tidak mau tidur Arkan turun kebawah insomnya ini selalu menyiksa dirinya.

"Lo belum Tidur Key?!" Arkan menatap Keyla yang sedang duduk di dekat Mini bar lalu menghampirinya,

"Belum Lo juga belum Tidur?!"

"Insom!" keyla mengangukan kepalanya Lalu beranjak dari duduknya.

"Gua ke kamar dulu udah ngantuk."jelas Keyla Arkan hanya bergumam membalas ucapan keyla.

Rara gadis itu hanya berdiam dalam keheningan malam Angin yang menerpa kulitnya tak ia hiraukan Dia hanya menatap langit yang polos tanpa bintang sejenak dia Menatap dirinya kasihan!

Kenapa takdir mempermainkannya?

"Arkan bangun Lo tidur atau mati sih?"pekik keyla Arkan berdecak kesal apa gadis itu tak merasa kasihan padanya semalaman arkan tidak tidur karna insom sialan membuat dirinya terjaga semalam dan baru bisa tidur subuh tadi dan sekarang sudah di bangunin saja.

"Berisik!"

"Lo mau ke kampus atau gak sih udah siang?"decak keyla melihat abangnya masih dalam mimpinya!

"Jam berapa?"

"Jam setengah 8."balasnya acuh lalu meninggalkan kamar arkan mata Arkan melotot lalu melempar selimutnya dan berlari ke kamar mandi

Sial dia kesiangan pasti gadisnya sudah berangkat mungkin dia kesal menunggu dirinya datang. ini semua gara-gara insom sialan itu membuat dirinya tak bisa tidur Arkan memyambar tasnya yang tergeletak di atas meja lalu meraih kunci motornya.

"Mom arkan berangkat dulu."teriaknya

"Hati-hati Ar."pesan Pia arkan menaiki motornya di atas rata-rata Dia baru inget sekarang adalah pelajaran olah raga setengah jam lagi olahraga akan di mulai arkan menambah kecepatan laju motornya.

Arkan memarkirkan motornya dengan asal-asalan lalu berlari ke arah lapangan seperti orang kesetanan matanya melirik kesetiap orang yang sedang berbaris lalu melihat Gadisnya berada disanah lalu menghampiri Rara yg ada di barisan paling ujung.

"Pagi sayang."bisik Arkan di telingga ceweknya

"Diem."balasnya menatap lurus kedepan tanpa menoleh kebelakang Arkan cemberut lalu menatap ke depan mengikuti setiap instruksi dari guru olahraga

Jam olahraga sudah selesai semua murid sudah meninggalkan lapangan Arkan menarik tangan Rara membawa dia ke kantin

"Ar?" Arkan menghentikan langkahnya menatap mata gadisnya lalu mengelus pipinya.

"Apa sayang."balasnya lembut Rara menatap Arkan datar lalu menghelai nafas kasarnya.

"Lo ke kantin aja gua harus pulang."ucap Rara

"Kenapa?" Arkan

"Ada hal penting yg harus gua ketahui." Arkan menatap bola mata Rara yang seperti ada luka di mata itu.

Mengangukan kepalanya mengijininnya untuk pergi!" Aku anterin yak?" Rara menggelengkan kepalanya menolak tawaran Arkan

"Gak usah lo belajar aja biar pinter."

Rara meninggalkan Arkan di lorong kampus seorang diri Dia harus tau bagaimana pun Rara harus tau siapa ayahnya dan ini sudah tekadnya.

Saat matanya menatap seorang wanita yang sedang duduk di kursi salah satu kursi yang ada di Club Rara menghampiri wanita itu.

"Bunda?" ujar Rara menatap bundanya Nanar sesak Rasanya melihat Orang yang sudah melahirkan tidak pernah menganggap dirinya ada.

Bella menatap seorang gadis dengan nyalang lalu menghampirinya!" ada Apa Kamu kesinih?"

RAKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang