Sebelas || Masa lalu

3.4K 181 3
                                    

Gadis yang sedang duduk di Tepi sungai sambil melempari sebuah batu ke dalam sungai Dia sudah 1 jam yang lalu berada disini setelah Pergi dari rumah yang membawanya pada suatu kenyataan mata coklatnya melirik hpnya yang bergetar gadis itu hanya melirik tanpa berniat untuk menjawab telpon dari seseorang.

Cowok yang dari tadi mencoba menghubungi gadisnya sampai sekarang telponnya tidak di angkat membuatnya kesal Shit!"sebenernya kamu kemana Sih Ra?"gumam Arkan pelan sambil mencoba menelpon Rara.

Rara menarik nafasnya dalam-dalam menyingkirkan sesak di dadanya lalu meraih hpnya dan tertera di layar kaca Arkan Rara menggeser tanda hijau lalu menempelkan telponnya di dekat telingganya.

Setelah sambungannya terputus Rara kembali menaroh handponenya Bukannya ini yang dia mau? Lalu kenapa dia harus merasakan ini semua? Pria itu dan wanita yang Rara yakini adalah istri dari Pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri dan gadis yang seumuran dengannya pasti Putrinya Rara tersenyum pahit mendapatkan sebuah kenyataan ini,

Terlihat sepasang suami istri Yang tampak bahagia tak lupa di tengah mereka ada seorang anak laki-laki istrinya tampak bahagia ketika mengetahui kalau dia hamil anak laki-laki itu bersorak bahagia ketika dia akan memiliki seorang adik dan samping wanita itu suamianya juga terlihat sangat bahagia seseorang yang memerhatikan mereka menatap terluka

"Sebahagia itu Lo sama Dia devano sampai Lo lupain semua apa yang pernah kita lakukan apa gk ada lagi ruang di hati Lo buat gua? Kenapa secapat itu lo lupain gua bahkan gua susah sekali untuk melupain Lo?!"gumamnya gadis yang tak lain adalah bella menatap benci pada sepasang suami istri lalu meninggalkan mereka di taman.

Bella Yang terluka pergi kesebuah Club lalu minum-minuman sampai larut malam saat bella ingin Pergi badannya Oleng dan hampir jatuh kalau tidak ada seorang Pria yang menangkap tubuhnya itu. Pria yang menolongnya membawa ke sebuah Kamar Hotel dan berakhir dengan malam yang panas.

Bella bangun dengan keadaan setangah sadar lalu matanya melirik kesemua Ruang Bella melirik sebuah tangan yang melingkar di pingangnya karna terkejut bella berteriak dan melirik pada selimutnya.

"Haha ini gak mungkin terjadi sama Gua apa yg terjadi sama gua semalam?" lirihnya dan melihat pria di sampingnya bangun

"Andra?!" Pria yang di panggil andra itu melihat bella menangis andra hanya menatapnya dingin lalu beranjak dari tempat tidur memakai baju bekas semalam.

"Sorry?!" Bella terkekeh sinis Sorry katanya apa yang sudah dia lakukan padanya Apa dia pikir dirinya mmbutuhkan kata sorry?

"Enteng sekali Lo ngucapinnya."

Andra melirik sebentar pada bella lalu pergi tanpa mengucapkan kata sepatah pun Bella Yang emosi mengacak rambutnya Frustasi kenapa ini semua terjadi padanya? Sudah 1 Minggu yang lalu kejadian dimana bella di perkosa oleh Pria yang pernah menorehkan luka padanya dan sekarang dia harus mendengar bahwa dia hamil bella sangat syok saat mengetahuinya.

Dia mencoba mendatangi Andra untuk bertangung jawab sama bayi yang ada di dalam perutnya tapi pria itu tidak mau bertangung jawab atas perbuatan bejatnya dan malah pergi bersama wanita lain bella yang Frustasi mencoba mengugurkan kandungan tapi dokter sialan itu tidak mau melakukannya karna takut dosa. Lalu perutnya makin hari makin membesar keluarganya tidak ada yang tau tapi karna perutnya mulai membesar!

Perihal dia hamil bella mencoba menutupinya tapi itu semuanya gagal dan bella diusir rasa bencinya pada bayi di dalam perutnya ini semakin membesar ketika tiba dia melahirkan Bella tidak pernah mengendong Rara.

Deringan handponenya mengejutkannya lalu mengangkat telponnya setelah sambungannya terputus bella menghelai nafas kasarnya Mengingat masalalunya yang membuat Dia semakin membenci Rara karna anak itu semuanya hancur karna anak itu dia harus merasakan yang namanya jatuh bangun diusir dirumahnya,

****
Arkan menatap seorang gadis yang sedang duduk di dekat danau lalu menghampirinya dan mengambil duduk di dekatnya.

"Udah lama disininya?!"

"Iya."

"Lo kemana aja Sih Ra gua itu khawatir sama Lo tau?!"

"Gua gak butuh khawatir Lo."balas Rara dingin Arkan menghelai nafas beratnya lalu mengelus rambut gadisnya dan membawa kepala Rara ke bahunya.

"Lo tau bapak dan nenek itu?." tunjuk arkan pada sepasang suami istri Rara mengikuti arah tangan Arkan Rara hanya bergumam membalas ucapan Arkan.

"Dia itu sepasang suami istri Yang sudah menikah bertahun."jelasnya tersenyum melihat sepasang suami istri Yang tampak bahagia walaupun sudah mulai menua.

"Gua kepengen kita kaya mereka akan abadi selamanya dan gua kepengen kaya batu yang ada di laut."

"Kenapa?"

"Karna Batu itu Selalu kokoh dan kuat walau badai ombak selalu menerjang batu itu gua pengen hubungan kita kuat dan kokoh kaya batu itu walau ada masalah apapun dalam hubungan kita aku dan kamu akan selalu bersama walau badai selalu datang."ucap Arkan mengecup kening Rara.

"Jangan terlalu percaya sama takdir Ar."

"Apa yang Lo harapin belum tentu jadi kenyataan karna sebuah Pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan."ungkap Rara sambil menatap wajah Arkan.

"Jangan terlalu mempercayain hati Lo buat gua takutnya suatu saat nanti gua nyakitin Hati Lo."ucap Rara meninggalkan arkan seorang diri

Rara berhenti sebentar lalu melirik kearah Arkan!"Takdir itu jahat Ar jangan terlalu bergantung pada takdir gua gk mau Lo terluka karna percaya sama yg namanya takdir omong kosong yang mengatakan kalau kita jodoh karna takdir Karna kenyataan takdir hanya mempermainkan perasaan manusia."ucap Rara terakhir kalinya sebelum meninggalkan danau.

Arkan mengejar gadisnya yang terlihat akan menaiki taksi lalu Arkan mencegahnya dan menyuruh taksi itu untuk pergi Rara menatap Arkan datar.

"Gua cape fisik sama hati gua lelah jadi gua mohon sama lo untuk hari ini jangan ganggu gua dulu!"

"Gua anterin Lo Pulang jangan menolak gua gk suka."balas Arkan dingin lalu membawa gadisnya ke motor yang dia parkirkan tak terlalu jauh Arkan memberikan jaket untuk Rara mereka berdua meninggalkan danau.

Di perjalanan hanya hening yang menyelimutin perjalanan mereka baik Arkan atau pun Rara tidak ada yang membuka suaranya. Mereka memilih untuk bungkam Rara yang memang gadis yang tidak banyak bicara sudah terbiasa dengan keadaan hening seperti ini Lalu turun saat motor yang di bawa Arkan sudah berhenti.

"Makasih."

"Iya sanah masuk istirahat yak  good Night."balas Arkan mecium Bibir gadisnya singkat terlihat mata Rara yang terkejut karna ulahnya lalu kembali seperti biasa datar arkan Berlalu dari hadapan Rara meninggalkan rumah ceweknya Rara yang sudah melihat motor arkan pergi baru masuk kedalam rumahnya.

"Tadi saya liat kamu di anterin sama seorang cowok apa itu benar?!"

"Ya."

"Wow Siapa dia Rara?."tanya bella menatap Rara yang tak seperti biasa menampikkan wajah dinginnya biasanya wajahnya akan hangat dan tersenyum padanya bella menaiki bahunya acuh.

"Temen."balasnya singkat bella terkekeh kecil

"Mana ada seorang temen yang mengecup bibir temennya sendiri."ujar bella tersenyum miring

"Siapa namanya hm?!"

"Maaf bund aku cape tolong biarkan aku pergi."ucap Rara menghentikan ucapan bundanya dan melengos pergi dari hadapan bundanya bella berdecak kesal.

😚😚😚

Follow akun di bawah sini👇
Arkanleonard
Raranatallie
Keylasisillia
Piaanatasya_
Devanofernandez
Piya08_
Wattpadvi

Budayakan setelah membaca harap Vote dan komennya:")

RAKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang