Chapter 5 - A Kiss from A Monster

1.9K 177 130
                                    

Desember.

Soonyoung tidak membenci Desember, namun pemuda itu juga tidak menyukainya. Tubuhnya cukup buruk jika harus berhadapan dengan udara dingin musim salju. Kedua tangannya yang meremas ujung selimut dengan cukup erat menjadi bukti seberapa tak inginnya pemuda itu beranjak dari ranjangnya.

Matanya menelisik seluruh ruangan kamarnya bersama Hansol. Seperti biasa, Hansol tak ada di ranjangnya. Soonyoung memilih untuk memejamkan matanya kembali. Tidak untuk tidur, ia hanya ingin memanggil kembali memorinya tentang apa-apa saja yang sudah terjadi belakangan ini.

Hubungan Jihoon dan Seungcheol, Jisoo yang menjodohkan Seokmin dengan Hana, hingga kepada sosok Jeon Wonwoo.

Kedua tangannya yang tadinya meremas ujung selimut kini berpindah ke kedua pipinya yang entah untuk alasan apa—menghangat.

Ingatan tentang Jihoon dan Seungcheol—terutama, Jihoon—yang menggoda hubungannya dengan Wonwoo masih sangat hangat di otaknya. Sialnya, Soonyoung merasa bahwa untuk beberapa hari kedepan, mungkin ia perlu untuk menciptakan space dari Jeon Wonwoo.

"Soonyoung? Kau sudah bangun?"

Soonyoung tanpa sadar menahan napasnya, untuk beberapa saat. Apa Desember sangat bersemangat untuk menghancurkan dirinya?

Soonyoung membuka matanya lalu mendudukkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya menangkap sosok Jeon Wonwoo yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya, terlihat... ragu?

"Apa aku membangunkanmu?"

Nada suaranya lembut dan hati-hati sekali. Soonyoung ingin bertanya apakah Wonwoo mabuk atau ingin mengerjainya, namun perasaan hangat dari suara Wonwoo membuat Soonyoung diam dan menikmatinya.

"Aku sudah bangun sekitar 30 menit yang lalu, Jeon," jawabnya berusaha tak terlalu bersemangat.

Wonwoo mengangguk lalu memperbaiki letak kaca matanya. Soonyoung memperhatikannya dalam diam. Apakah Wonwoo baik-baik saja? Pemuda itu jelas sekali terlihat ragu dan bingung.

"Jeon? Kau baik-baik saja?"

Pemuda yang baru saja ditegur hanya bisa menyengir sembari menggaruk tenguknya yang sama sekali tak gatal. Wonwoo memaki dirinya sendiri di dalam hati.

...tidak juga. Ia memaki perkataan Jihoon tentang dirinya dan Soonyoung yang masih terus berputar di dalam kepalanya.

Wonwoo selalu menyukai keberanian diri yang ia miliki, namun ia merasa sangat kikuk dan bodoh saat ini—tangannya bahkan berkeringat di tengah cuaca yang dingin.

"Jeon?" Soonyoung memanggil sekali lagi, terlihat khawatir.

'Persetan dengan Jihoon atau Seungcheol hyung atau bahkan Seungkwan yang akan menggodaku.'

"Aku berpikir mungkin kau mau menemaniku pergi membeli beberapa cemilan?" Wonwoo mengucapkan kalimat tersebut dengan sekali tarikan napas. Soonyoung menahan tawanya. Sedikit mengerjai Wonwoo sepertinya bukan ide yang buruk untuk mengawali hari seorang Kwon Soonyoung.

"Tidak. Aku mengantuk."

"Oh—"

Wonwoo mengutuk dirinya yang terdengar sangat kecewa. Baiklah, mungkin hari ini bukan hari terbaik Wonwoo. Pemuda itu menganggukkan kepalanya pelan lalu menutup kembali pintu kamar Soonyoung setelah mengucapkan, "tidur yang nyenyak" kepada Soonyoung yang masih menahan tawanya.

Setelah memastikan pintunya sudah tertutup rapat, Soonyoung melepaskan tawanya yang sedari tadi ia tahan. Ia masih tak percaya Wonwoo menyerah begitu saja dan terlihat sangat kecewa.

Between Seok & Woo [SeokSoon/SoonWoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang