Chapter 1 - Meet Seungjae!

2.1K 220 44
                                    

Awal tahun selalu dihubungkan dengan segala sesuatu yang baik. Bukan tanpa alasan—sesuatu yang baik dimaksudkan agar setiap orang lebih banyak berusaha. Memulai, melanjutkan atau bahkan mengakhiri karena sebuah alasan yang bijak.

Matahari tampak sebagai penanda hari baru telah dimulai. Cahayanya terang, namun tak sehangat musim semi.

Tumpukan salju masih terlihat di tepi jalanan. Bagai hiasan, beberapa orang singgah hanya untuk memotret dirinya dengan kepingan-kepingan es yang bertumpuk menjadi sebuah gundukan kecil itu.

Soonyoung mengeratkan mantelnya lalu lebih merendahkan posisi topi yang dikenakannya. Di balik masker hitam yang membungkus hampir dari setengah wajahnya, bibirnya mengukir senyum.

"Mereka terlihat sangat bahagia dan polos..." tanpa sadar, Soonyoung menggumamkan kalimat tersebut. Tatapannya terfokus pada tiga orang anak kecil yang tengah bermain perang salju-saling melempar bola salju satu sama lain. Mereka tertawa dan Soonyoung menghangat karenanya.

Sayangnya, Soonyoung tidak akan pernah sadar bahwa seseorang lain di sebelahnya juga menghangat—karenanya.

Seokmin bergantian menatap Soonyoung dan anak-anak yang bermain di seberang jalan tempat mereka berdiri saat ini. Meskipun pada kenyataannya, perhatiannya tetap didominasi oleh Soonyoung.

"Seokmin..."

"Ya, hyung?"

Soonyoung melemparkan tatapan manjanya kepada Seokmin. Alarm dalam tubuh Seokmin aktif, ia tahu sebentar lagi Soonyoung akan meminta sesuatu yang (kemungkinan besar) tidak biasa.

"Hyung juga ingin punya foto di dekat pohon bersalju itu." Suara Soonyoung semakin rendah ketika mencapai akhir dari kalimatnya.

Seokmin cukup terkejut kali ini permintaan Soonyoung sangat normal. Hanya saja, ia tetap mengutuk tatapan manja Soonyoung dan suaranya yang sepertinya sangat malu.

Seokmin gemas.

"Itu saja, hyung?" Tapi, Seokmin adalah Seokmin—seseorang yang hanya adik dari Kwon Soonyoung. Seokmin memastikan bahwa dinding yang sudah ia bangun selama beberapa tahun harus tetap kokoh.

Soonyoung mengangguk antusias. Tanpa membiarkan Seokmin memberikan protesnya atau kalimat lain, Soonyoung menarik lengan kanan Seokmin. Mereka berjalan ke seberang lalu berhenti tepat di bawah pohon tua yang seluruh dahannya dipenuhi salju.

Seokmin lalu mengambil beberapa langkah menjauh dari Soonyoung yang menghasilkan munculnya kerutan di dahi pemuda hamster itu.

"Aku pikir hyung butuh sudut yang bagus? Aku sedang mencarinya, hyung," jelas Seokmin, tak ingin membuat Soonyoung menunjukkan lebih banyak aegyo lagi ketika mereka sedang berdua. Terlalu beresiko, untuk Seokmin.

Namun, bagi Soonyoung, tidak ada yang menjadi masalah. Bahkan ketika ia dengan riangnya memanggil ketiga anak kecil yang tadinya bermain perang bola salju mendekat, lalu meminta kepada salah satu dari mereka untuk memotretnya—berdua dengan Seokmin.

Bukankah masih terlalu pagi bagi Tuhan untuk bermain-main dengan Seokmin?

"Seokmin! Ayo cepat!"

Kaki Seokmin berpindah dengan sangat berat. Ia kemudian berdiri sangat kaku di sebelah Soonyoung.

"Hyung—"

Seokmin ingin menolak, tapi jauh di dalam dirinya ia menginginkan ini. Soonyoung menyelipkan tangan kirinya di antara tubuh Seokmin dan lengan kanan Seokmin—menggandengnya.

Ini masih pagi dan Seokmin yakin Tuhan masih memiliki banyak permintaan maaf yang tersedia untuknya. Berlandaskan pemikiran konyolnya, ia melepas gandengan tangan Soonyoung untuk kemudian membiarkan tangannya melingkari pinggang pemuda yang tidak lebih tinggi darinya itu.

Between Seok & Woo [SeokSoon/SoonWoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang