00 | prolog

888 119 17
                                    

I can't sleep.
I can't forget all the
painful words that she said, but...
i still need her.

----song; chord overstreet - hold on----

Akhir Desember, 2020.
Satu malam bersama jutaan bintang.

Yoongi kembali terbangun dengan lunglai. Tubuh ringkihnya kini bergerak gusar meraih sebungkus rokok yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Tak berselang lama kepulan asap putih kini membumbung tinggi bersapaan dengan dinginnya udara malam yang mulai menusuk tubuh pemuda itu.

Yoongi tak peduli sekali pun ia baru bangun dengan nyawa yang susah payah ia kumpulkan, ia bahkan berpikir bahwa lain kali ia takkan bangun---bahkan untuk selamanya. Ia tak bisa berpikir panjang, ia malas. Satu-satunya hal yang ada di kepalanya hanyalah ia tak bisa untuk tetap hidup layaknya manusia lain.

Semuanya telah selesai dan hancur. Jadi ia tak perlu repot-repot menjadi baik. Sangat menyenangkan.

Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul dua pagi. Masih ada waktu sedikit untuk kembali tidur sebelum pagi yang menyebalkan datang dan memaksanya untuk melangkah keluar, tetapi daripada memilih tidur, pemuda itu justru melirik keluar menatap bintang yang bertaburan di langit yang kini berlomba-lomba menampakkan keindahan sinarnya.

Satu kepulan asap putih kembali mengepul dan berdifusi dengan udara bersamaan dengan tertutup kelopak mata pemuda itu. Nikmat, batinnya. Sejenak beban terasa menjauh dari pikirannya. Terasa ringan, seringan tubuhnya. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Masalahnya terbang bersamaan udara malam. Terbang menjauhi dirinya.

Namun detik berikutnya sesuatu menjengkelkan berusaha mengusik ketenangannya.

Ponsel yang senantiasa bersarang di sakunya kini bergetar. Dengan terburu ia meraih ponsel itu dan mendapati satu pesan masuk yang namanya tak asing muncul di layar. Seorang gadis yang namanya masih sangat manis dalam kontak ponselnya---Kim Jisoo.

Hanya saja kata demi kata yang tertulis di sana membuat kepulan asap putih yang menguap di depan wajahnya semakin pekat dan juga sukses membuat satu tarikan halus di sudut bibir tipis pemuda itu.

Kim Jisoo💕:
Yoong, berhentilah mengingat kita yang dulu. Kita sudah berakhir, Yoong.

Yoongi tak mau bersedih terlebih menunjukkan wajahnya yang menyedihkan, ia malah tertawa sumbang dan meremas ponsel di tangannya itu. Melemparkannya ke dalam apartemennya yang suram, entah ke mana jatuhnya.

Angin malam masih setia menerbangkan anak surainya yang hitam pekat. Netranya masih selalu menatap terangnya bintang yang kini menemani malam yang sedikit suram. Dan dengan satu helaan napas ia bergumam, "Belum. Belum berakhir. Karena aku masih akan memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milikku. Ya, akan selalu menjadi milikku. Kau pasti kembali."

t h e e n d; 00

im back

The End (끝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang