she is not
my priority anymore.—davichi - cry again—
10 Agustus 2019.
Perdebatan, password, dan sibuk.Sudah hampir dua jam mereka duduk di kafe'O dan keduanya sama sekali tidak berbicara banyak. Yoongi terus fokus pada ipad yang ada di depannya sementara Jisoo tidak berani sama sekali mengganggunya bekerja. Gadis itu hanya sibuk menatapnya, memakan kentang goreng, dan bermain game sejenak. Padahal mereka sepakat untuk menghabiskan akhir pekan bersama-sama menikmati indahnya kota Seoul tetapi Yoongi tiba-tiba ditelpon dan harus mengurus pekerjaan yang penting.
Sejujurnya Jisoo masih terpikir tentang password Yoongi yang menggunakan nama Jennie dan chat Jennie yang pemuda itu jadikan sorotan. Apakah mereka ada hubungan yang lebih dari rekan kerja? Atau bahkan mereka ada sesuatu di belakang gadis itu? Namun Jisoo tak berani menanyakan apapun, Jisoo pikir dengan berpura-pura bodoh akan mengatasi segalanya karena baginya keributan bukan hal yang baik dalam sebuah hubungan.
"20 menit lagi aku akan pergi," ujar Yoongi sembari meregangkan ototnya yang kaku.
"Pergi ke mana? Bukankah kita akan berkencan? Kenapa malah kau pergi?"
Yoongi meraih tangan Jisoo dan menggegamnya cukup erat. "Aku sedang sibuk, Soo-ya. Aku harus bekerja keras. Aku ingin membahagiakanmu, Ibu, dan juga Jungkook. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini."
Jisoo menggigit bibirnya lirih dan mengangguk. "Arrasseo, tapi jangan terlalu bekerja keras. Aku tak ingin kau lupa makan dan sakit."
Yoongi hanya tersenyum hangat dan mengelus puncak kepala Jisoo. "Kan ada kau, kau yang paling mengertiku, Jisoo-ya. Terima kasih, ya."
Seharusnya Jisoo marah atau kesal tapi kata demi kata yang keluar dari bibir peach milik Yoongi begitu memabukkan. Rasanya selalu kecurigaannya dan kesedihannya luntur begitu saja. Jisoo tidak bodoh, hanya saja ia terlalu tenggelam dalam kebaikan Yoongi yang selalu memberikan kenyamanan.
"Aku antar, ya?" ujar Yoongi tiba-tiba padahal waktu ia pergi masih 15 menit lagi.
"Aku bisa pulang sendiri, kok."
Yoongi terdiam dan memandang Jisoo sebentar. "Benarkah? Tidak mau aku antar?"
Jisoo hanya diam saja. Biasanya Yoongi akan memohon mengantarkannya atau pemuda itu akan berpura-pura marah dan membuat Jisoo gemas tetapi Yoongi berubah.
"Baiklah kalau begitu, sini peluk dulu aku kangen sekali padamu."
Jisoo perlahan tersenyum tipis. Padahal ia berpikir Yoongi berubah tapi pemuda itu masih tetap manis seperti biasanya. Keduanya pun berdiri dan Jisoo langsung saja memeluk pemuda itu dengan erat.
"Terima kasih ya sudah menemaniku, nanti kalau ada waktu kita ke taman lagi," ujar Yoongi sembari mengelus puncak kepala Jisoo.
Tidak ada kecurigaan di benak Jisoo lagi. Semuanya luluh dengan perlakuan Yoongi yang kelewat manis.
"Aku pergi, ya. Jangan lupa kabari aku nanti."
Yoongi hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Gadis itu pun segera beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kafe'O.
Di sepanjang perjalanan, sejujurnya hati Jisoo tak tenang. Benar-benar tak tenang. Saat ia berdiri di depan sebuah toko roti, ia melihat sebuah roti kacang kesukaan Yoongi. Gadis itu masuk ke toko roti tanpa berpikir panjang dan membeli dua buah roti kacang.
"Kenapa aku melakukan ini, ya? Padahal mungkin Yoongi sudah pergi." Walaupun mengatakan itu Jisoo tetap membelinya dan berjalan kembali ke kafe'O.
Namun saat ia berhasil masuk kembali ke kafe itu, plastik yang ada di tangannya jatuh begitu saja.
Kedua netranya memanas.
Apa yang dilihatnya kini membuat jantungnya seakan berhenti berdetak dan seakan ingin meledak. Netranya menangkap dengan jelas bahwa pemuda yang sangat ia cintai sedang bersendau gurau sembari mengelus puncak kepala gadis yang sangat ia kenal—Kim Jennie.
✨t h e e n d; 06✨
bgst yoongi:)))))
jisoo yang dikhianati, aku yang sakit hati. sumpah sih jahat banget yoongi:(
KAMU SEDANG MEMBACA
The End (끝)
FanfictionSebab tak ada perpisahan yang pantas disebut indah, sekalipun berakhir baik-baik saja. [[suga-jisoo fanfiction]] copyright © bubblesyoon, 2019.