05 | incoming call

228 41 3
                                    

i've changed ...
my feelings are not
the same anymore.

—jorja smith - don't watch me cry
(cover by alexandra porat)—

28 Juli 2019.
Ponsel, tempat belanja, dan panggilan masuk.

Hari ini adalah hari di mana Jisoo dan Yoongi resmi menjalin hubungan tiga tahun lamanya. Untung saja hari ini bertepatan dengan akhir pekan, jadi Yoongi bisa menyempatkan diri bertemu dan melepaskan kerinduannya pada Jisoo.

Anniversarry ketiga adalah rekor terlama ia menjalin hubungan. Yoongi bukan orang yang akan serius dalam berhubungan, ia pasti akan cepat merasa bosan tetapi anehnya saat ia berpacaran dengan Jisoo, ia merasakan kenyamanan yang tak pernah ia dapatkan dari para mantannya.

Sisi manis Jisoo yang selalu berhasil melemahkan hatinya juga sisi dewasa Jisoo yang selalu bisa membuatnya nyaman adalah poin yang belum ia temukan di gadis manapun yang ia kencani. Mungkin saja gadis lain bisa seperti Jisoo tapi bagi Yoongi, Jisoo adalah satu-satunya.

Kini pemuda itu sudah berada di depan rumah Jisoo, menunggu gadis itu sibuk merias wajah. Sejujurnya, Yoongi belum menyiapkan apapun bahkan rencana jalan ke mana saja ia belum kepikiran. Bekerja sebagai manager selama lima hari penuh setiap minggunya di perusahaan milik ayah Jennie memang sangat melelahkan. Selain tenaganya yang terkuras, otak serta batinnya juga karena harus menghadapi tekanan dan tuntutan yang begitu besar. Namun Yoongi tidak menyesalinya, karena ia bisa membelikan apapun yang Jisoo mau tanpa perlu menabung dari hasil menjaga toko roti.

"Yoongi-ya."

Jisoo menghampirinya dengan style serba hitam sama seperti yang Yoongi pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo menghampirinya dengan style serba hitam sama seperti yang Yoongi pakai. Gadis itu tersenyum dan langsung memeluk Yoongi. Yoongi pun membalas dekapannya dan mencium puncak kepala gadis itu dengan lembut. Aroma citrus menyeruak ke dalam hidung Yoongi. Pemuda itu selalu suka sampo yang dipakai Jisoo, ia bahkan betah berlama-lama menyiumi puncak kepala gadis itu. Kadang walaupun Jisoo sudah memohon untuk dilepas tetapi Yoongi masih sibuk mengecup puncak kepalanya.

"Happy anniversarry, Sayang. Sayang sekali padamu," ujar gadis itu sembari menatap Yoongi setelah pelukannya terlepas.

"Iya, Sayang. Aku juga mencintaimu." Yoongi mengaitkan jemarinya ke sela-sela jari tangan gadis itu dan mengecupnya singkat.

"Jadi bagaimana? Sudah kepikiran mau ke mana?"

Yoongi menggeleng. "Belum. Aku tidak masalah kok ke mana saja asal bersamamu."

"Berhenti menggombal, Yoong. Pipiku panas." Jawaban Jisoo sontak membuat Yoongi terkekeh gemas. Rasanya setiap hari rasa cintanya bertambah apalagi melihat tingkat imut Jisoo yang blak-blakan dan polos. Ingin membawa pulang rasanya.

"Kau juga berhenti bersikap imut seperti itu, jantungku jadi melemah."

Jisoo hanya bisa terkekeh dan memukul lengan Yoongi karena malu. Sulit sekali merasa biasa saja setiap kali bersama Yoongi, karena bagi Jisoo tiap pertemuan dengan pemuda itu adalah kebahagiaan yang sulit sekali ditutupi. Membahagiakan rasanya punya pacar yang saling menyamankan satu sama lain.

The End (끝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang