I'm Not A Lil Kid Anymore!

161 3 1
                                    

Hai guys, baru pertama aku bikin cerita dengan genre begini. Mohon sarannya ya, aku terinspirasi dari banyak cerita dan film. Aku sengaja buat tokohnya masih polos, hehe. Hope you like it!

_______________________________________________________________________________________

"Bagaimana kalau sleepover, guys? untuk menyambut summer kali ini?" tawar Brit, salah satu anak populer di sekolah. Mataku membulat.

"Sleepover? Kapan? Boleh aku ikut?" tanyaku.

"Tentu, semua anak kelas 7.3 diundang, tentu saja hanya anak perempuan. Tapi.. kita belum bicarakan itu lebih lanjut. Ikut kami, yuk!"

Aku merasa super duper bangga makan siang bersama Brit, Chelsea, dan Samantha. padahal biasanya aku hanya makan siang bersama Annie yang terus menerus bercerita tentang kekonyolan keluarganya.

"Bagaimana kalau rumah Ashley? Setahuku rumah Ashley bagus! Aku pernah masuk kesana, saat ibuku menemui ibunya Ash." kata Chelsea. mukaku memerah.

"Ide bagus tuh, lagipula tidak ada pengganggu, kan dirumahmu? Seperti serangga raksasa atau..."

"AWAS SERANGGA RAKSASA!" seru Annie tiba-tiba. Teriakannya lebih mengganggu daripada 1000 serangga raksasa sekalipun. Ia melompat naik ke meja kami, dan menginjak rotiku, tepatnya roti kami.

"Turun, Annie, kau konyol! Mana ada serangga raksasa atau semacamnya, ah... Turun!"

Dengan perlahan Annie turun, ia mencengkram bajuku erat. ia nampak ketakutan, dan aku tidak mau dikira lesbi atau semacamnya.

"Lepaskan, bodoh. Samantha hanya bercanda soal Ser.."

"AAAA!!!!"

Uft. She's freak out again!

_____________________________________________________________________________

Hari ini berlalu dengan cepat. Sleepover yang aku rencanakan sudah ada daftarnya.

Aku yakin ini pasti menyenangkan!

Makeover corner, pizza, musik-musik ngetrend, buku-buku bagus, soda, film-film seru, permainan truth or dare, zombie-zombie an, saling membocorkan rahasia, berfoto bersama dan...

"Ashley!" seseorang membuyarkan lamunanku.

"Hah?! Apa?! Siapa?! Dimana?!"

"Gila kau, kau jalan sambil melamun, kau nyaris ditabrak Welma, kau tahu kan, anak bayi itu kalau main sepeda tidak lihat-lihat?! Untung ada aku.."

"Collin, kau merusak masa-masa bahagiaku!"

"HAHAHA! Kau selalu bilang begitu, asal kau tahu, kau harus bangga masa-masa bahagiamu dirusak oleh cowok cute, tampan, keren, seperti aku.." katanya dengan prcaya dirinya yang berlebihan.

"Sudahlah. bagaimana kalau kita main? dirumahku?"

"Kita bisa membuat rusuh seluruh rumah, Yeayy!"

Aku dan Collin berlari senang kerumahku. Kami tidak sabar, benar-benar tidak sabar. Collin adalah sahabatku sejak kecil. Dia sama anehnya seperti aku, kami berdua bisa dibilang childish dan gila, tapi itu tidak masalah. Yah, 13 tahun bukan anak kecil lagi, kan?!

***********************************************************

"Anak-anak! Kalian tidak boleh mengganggu!" seru Lyre saat aku dan Collin memasuki rumah.

"Apasih kau?! Memangnya apa yang kaulakukan dengan kehidupan-tujuhbelas-tahunmu itu, hah?! Bertelepon dengan Austin?! Minggir, kita ada sesuatu yang lebih menarik dan lebih penting untuk dilakukan!" Aku menepis Lyre yang berdiri didepan pintu seperti bodyguard itu.

"Lyre, kau gila!" seruku sambil berlari-lari. sementara Austin, ia menghabiskan makanan di kulkas, dan itu bukan masalah, kalau soal makanan, aku lebih jago kok. Kalian pasti tidak mengira. Parasku feminim sekali. dengan rambut brunette ikal sepunggung, tubuh tinggi proporsional, mata biru, dan pokoknya bertolak belakang dengan sifat anehku!

"Kau.. kau... Mom dan Dad sudah gilaaa! mereka pergi dua hari, dan menitipkan spesies seperti ini, padaku! Oh, tuhan, kenapa engkau begitu kejam!" omel Lyre dengan tragisnya.

sumpah, seumur hidup, baru kali ini aku melihat mahluk se-dramatis kakakku ini. teman-teman kakakku, yah, remaja lainnya, normal-normal saja kok. Dan kurasa mereka yang harus kujadikan panutan, bukan Lyre!

"Lyre, itu hanya dua hari," kataku.

"Ya! dan mereka pulang besok malam. Gila bukan?! Kurasa kau harus kutitipkan pada pengasuh, mungkin aku bisa menginap di rumah seseorang. Austin, mungkin?"

"Gila kau, Lyre! Mau apa kau menginap dirumah Austin?" kata Collin sambil tertawa mengejek.

"Bukan urusanmu, bocah-bocah kecil! Aku akan telepon pengasuh, kalau bisa yang killer! Bye!" ia melesat ke kamarnya.

Samar-samar aku mendengar obrolannya dengan si "pengasuh" itu. Bodoh sekali, kenapa ia men-loudspeaker handphone nya?! Dan aku, jujur saja aku tidak suka handphone ku di loudspeaker.

***********

"Nona Cartridge, usia 13 bukanlah anak-anak lagi, mereka tidak perlu pengasuh! Mereka itu sudah mulai memasuki masa remaja! kau juga dulu begitu, nona Cartridge!" seru suara diseberang sana. Oh demi apapun.... RETWEET!

"Suzy, mereka memang sudah remaja tapi, disini bukan remaja biasa, mereka penakut, aneh, dan aku mau pergi! Aku tidak tega membiarkan mereka disini... sendiri..." Uh! Lyre bohong!

"Tunggu.. Mereka?! Itu berarti aku juga? Oh no!" kata Collin cemas.

"Collin, ayolah! Kita tim! Kita buat pengasuh kita tidak betah, kita coba berontak! Collin, ayo mana jiwa semangatmu?!"

"Oke Ash! Aku ikut! Aku menginap disini sampai besok, dan itu ada kemungkinan kita bisa acak-acak kamar Lyre!"

"Yeee!"

Tidak lama kemudian, setelah Lyre mengungsi kerumah Austin karena tidak tahan dengan dua remaja spektakuler, bel pintuku berbunyi.

"Selamat siang..." sapaku berusaha ramah.

"Siang... No Phone! No Twitter! No internet! No music! No ice cream! No iPad! No movies! No Comics! No texting! No Singing! No dancing! No laughing! No..."

GLEK! LYRE KEJAM. SEKALI LAGI, LYRE KEJAM.

Nanny yang kalau nggak salah bernama Zee itu mengurung kami dalam satu ruangan, seperti rehabilitasi anak autis. Nah apa kerjaannya? Dia makan pizza di ruang tengah sambil menyalakan musik-musik rock tua yang aku tidak tahu judulnya.

"Semua peralatan kita disita, Collin... apa yang bisa kita lakukan, ya??"

"Hmm.. aku tahu..."

Tidak lama kemudian, aku dan Collin menjadi penyanyi jadi-jadian, kami menggunakan macam-macam barang untuk alat musik dan kita akan menyanyi lagu yang sedang in dengan keras. Tidak perduli tetangga terganggu, karena aku dan Collin suaranya nggak buruk. kami memenangkan banyak lomba menyanyi, dan pentas. Tetangga suka suara kami, jadi....

"I Wanna stay up all night and jump around until we see the sun! I wanna stay up all night and find a girl and telling she's the one.."

"DIAAAAMM!!" nyanyian kami terpotong oleh suara Zee.

"Kan sudah kubilang, No Singing! Lagipula, aku benci dengan artis favorit kalian, seperti One Direction, Justin Bieber, dan sebagainya!"

Seketika aku menjadi dendam sekali dengan Zee. Dia benci One Direction! Seantero sekolah tau, aku directioner paling fanatik dan gila yang pernah ada. Sementara Collin, dia swagger! Belieber Boy! seantero sekolah juga tahu dia belieber! Dan ini saatnya kami membalas dendam, pada Lyre, pada Zee...

Awas saja, kalau rencanaku gagal. Awas saja kalu sleepover nya gagal gara-gara laporan palsu Zee atau Lyre kepada mom dan dad....

TO BE CONTINUED

gimana seru ga? maap gaje ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Summer StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang