Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Now playing : Summer Soul - Christmas Garden
📼
Dua tahun silam, terdengar perkataan Samuel mengenai pertemuan dan perpisahan. Di bawah butiran salju yang jatuh dari langit, ia memaparkan bahwa setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Pasti, entah itu perpisahan yang menjadi akhir dari hubungan atau perpisahan yang mengantarkan mereka pada pertemuan di masa depan. Ya, begitu yakinnya lelaki itu dengan kemungkinan adanya pertemuan setelah perpisahan.
Di bawah langit malam, Samuel menggenggam tangan teman perempuannya, menenangkan remaja yang belum siap kehilangan sesamanya itu. Rangkaian kata yang terdengar manis terlontar dari mulutnya. Apa pun yang dapat membuat si perempuan tenang—teori soal perpisahan dan pertemuan serta janji.
Janji bahwa mereka dapat bertemu lagi di Natal berikutnya.
"Kyla, kita masih bisa ketemuan lagi tahun depan,"
Tersimpan di benak Kyla mengenai apa yang dikatakan Samuel pada malam itu. Malam terakhir mereka bertemu. Tentang janji yang ia harap akan ditepati. Janji yang sayangnya belum ditepati karena waktu belum mengizinkannya.
Terlihat olehnya salju yang turun dari langit. Sama seperti tahun lalu, tak ada tanda-tanda kedatangan manusia dari belahan dunia yang berbeda. Tak ada berita kepulangan, tak ada tanda-tanda janji yang dipenuhi.
Samuel pernah berkata bahwa puncak kerinduan adalah keinginan untuk bertemu yang amat tinggi. Kyla sendiri tak dapat memungkiri bahwa teori tersebut benar. Benar bahwa ia merindukan lelaki itu dan ada keinginan yang tinggi untuk menghabiskan akhir tahun bersamanya.
Namun sayang, tampaknya ia harus menunggu Natal berikutnya karena ucapan 'Selamat Natal' yang ia dapat dari Samuel berakhir dengan, "Take care,"—bukan "See you later," seperti yang ia harapkan.
📼
❝Christmas day, Christmas day—I wanna spend some time with you.❞
