📼 Track 49

257 30 2
                                    

Now playing : Morning - 고백

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : Morning - 고백

📼

Pernahkah kalian merasakan kehadiran kupu-kupu yang mengganggu pikiran? Atau mungkin, yang membuat pusing tujuh keliling dan menghambat jalannya kalimat dari otak ke mulut? Atau yang membuat bibir terus menutup, enggan membuka sehingga kata yang seharusnya tersampaikan terbang bersama dengan kupu-kupu yang mengacaukan pikiran?

Pernahkah kalian merasakan sebuah sensasi aneh yang membuat kalian teringat pada sesuatu—dan tak tahu apa hal tersebut? Sensasi yang datang hanya pada saat tertentu, sensasi yang kadang membuat kalian ingin mengungkapkan sesuatu dan di sisi lain, menahan kalian untuk mengungkapkannya?

Andaikan Umji dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, ia akan mengiyakan seluruhnya. Ia mengalami semuanya, termasuk sensasi aneh yang membuatnya terjebak dalam dua pilihan. Sesuatu yang harus ia pilih salah satunya sebelum jam di bus menunjukkan empat angka nol dengan tanda titik dua sebelum angka ketiga.

Di sampingnya duduk seorang lelaki yang kini sibuk dengan ponselnya. Sinar yang dipancarkan layarnya membuat wajah si lelaki terlihat. Wajah serius itu menarik perhatian si perempuan. Dalam diam ia bertanya pada diri sendiri, bagaimana seorang lelaki dapat sangat memesona tanpa perlu usaha barang sedikit pun?

Lelaki itu—Vernon namanya—pasti menunggu sesuatu terucap dari mulutnya. Kala orang-orang mulai terlelap, mereka yang kebetulan duduk berseberangan memulai percakapan dengan topik acak. Sebuah percakapan ringan yang lama-kelamaan bergeser ke topik yang seharusnya tak dibahas. Semua orang tahu topik apa itu, topik yang pasti ada dalam kehidupan sekolah tiap manusia meskipun mereka bukan pemeran utamanya.

Malam itu, Umji merasa tak ada lagi hal yang lebih bodoh daripada mengucapkan, "Sebenarnya ada yang mau aku omongin," pada lelaki yang belakangan ini menyita perhatiannya. Balasan, "Apa?" yang ia dengar satu detik setelahnya memperburuk keadaan, sebab ia tak tahu bagaimana caranya ia menyampaikan hal tersebut—bahwa ia telah menanti kesempatan langka ini sejak lama, bahwa ia ingin kesempatan langka seperti ini berubah menjadi sebuah kebiasaan.

"Jadi, kenapa?"

Dua kata yang terucap dari mulut si lelaki berhasil membuat mereka terjebak dalam kontak mata yang cukup lama, berhasil pula membuat lidah si perempuan kelu. Akan tetapi, tatapan hangat dari si lelaki meyakinkannya untuk mengatakan hal tersebut, tak peduli apakah ia akan malu setelahnya atau bagaimana.

"Gapapa, ngomong aja,"

Dengan demikian, berakhirlah kegugupan seorang perempuan untuk mengatakan sesuatu meskipun apa yang ia lakukan berefek pada hubungan mereka di kemudian hari. Tapi apa salahnya, toh bisa saja, kan apa yang ia ucapkan disambut baik dan mempersatukan mereka?

📼

I want to tell you something serious.

Morning - 고백  












a/n

alhamdulillah, terima kasih untuk 10k+ reads-nya 💕 semoga dengan pencapaian ini aku akan sering-sering update wkwk

late night driveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang